🕉️Upanishad Cahaya Bayangan #Kalpana_Dvāra_Nirvāṇa_Prakaraṇa🕉️ (Pembebasan Melalui Pintu Imajinasi) Maharsi Wasistha dan Sri Rama di tengah malam cahaya api dan sunyi rimba Suara angin mengalun lembut. Daun-daun gugur ke bumi seperti rahasia yang jatuh dari langit. Api kecil menyala di tengah mereka. #Rama: Wahai Guruku, engkau sering berkata bahwa dunia ini hanyalah *kalpana* — bayangan batin, untaian mimpi yang dijalin oleh pikiran. Namun aku bertanya, jika segala yang kupegang, kulihat, dan kurasakan hanyalah mimpi... maka kepada siapa aku menangis saat luka datang? Di mana aku berdiri bila tanah pun fatamorgana? #Wasistha: Rama, anak surya dan dharma, bayangan itu hanya terasa tajam saat engkau mempercayainya pedang. Lihatlah dunia ini seperti langit melihat awan—ia berlalu, tapi langit tetap diam. Dunia tampak nyata hanya karena pikiran meminjamkan cahayanya. Ia seperti pelangi: berkilau indah, namun lahir dari cahaya dan hujan semu. 🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙 #Wasistha: Bayangkan ini, Rama: Seorang anak bermimpi dirinya menjadi raja di istana emas. Ia menangis, tertawa, berperang, jatuh cinta, lalu tua dan mati. Namun saat ia terbangun, istana, musuh, kekasih, dan ajal—semua lenyap dalam sekejap mata. Demikianlah dunia ini, sebuah dongeng yang diceritakan pikiran kepada dirinya sendiri. 🔱 Sloka Cahaya Kebenaran – Yoga Vasistha VI.2.85 🔱 "Selama engkau memandang dunia melalui lensa imajinasi, yang engkau lihat adalah bayang-bayang. Namun bila kau menatap dari Keheningan, hanya kebenaran yang tersisa." #Rama: Tapi Guru, jika dunia ini hanyalah lukisan di udara, apakah aku harus mencampakkannya? Haruskah aku meninggalkan segalanya— keluarga, kerajaan, kewajiban? #Wasistha: Tidak, Rama. Jangan buang bayangan— cukup sadari bahwa ia hanyalah pantulan. Jalani hidup seperti aktor yang tahu ia sedang bermain peran. Tertawa tanpa melekat, menangis tanpa tenggelam. Jangan menyangkali dunia; lihatlah ia sebagai lautan ombak yang menari di atas ketenangan samudra diri. 🔍 #Jalan Pembebasan Lewat Imajinasi 🔍 #Wasistha: Untuk bebas dari jerat bayangan, lakukan tiga hal: Vichāra : Menyelami Mata Air Kesadaran: Tanyakan: “Siapakah aku sebelum pikiran muncul?” “Siapakah yang melihat segala ini?” Abhyāsa : Menjadi Langit Batin: Latih dirimu duduk dalam keheningan, menjadi langit yang menyaksikan awan berpikir lalu-lalang tanpa ikut hanyut. Japa – Mantra Pembuka Tirai: Ucapkan dalam hatimu: “Na me bandho, na me mokṣaḥ — Aku tiada terikat, tiada pula yang harus dibebaskan.” #Rama: Wahai Guru, bila dunia ini fatamorgana, apakah aku sendiri juga tidak nyata? #Wasistha: Yang bukan nyata adalah bentukmu. Tapi yang menyadari bentuk itu—itulah Ātman, seperti ruang kosong dalam kendi: meski kendi pecah, ruang tetap abadi. Engkau adalah Kesadaran itu, yang tidak lahir, tidak mati, dan tidak pernah berubah. ✨ Akhir dari Kalpana ✨ #Wasistha: Ketika engkau tak lagi mempercayai dunia sebagai kebenaran terakhir, namun juga tidak menolaknya… ketika engkau hidup di antara bayangan seperti cahaya, itulah Nirwana. #Rama (dalam senyap): Aku mengerti kini, bahwa semua yang kulihat adalah cermin—dan wajahnya adalah diriku sendiri. Aku akan duduk diam di tengah gelombang dunia, seperti gunung yang menyaksikan badai, tanpa goyah. Suara malam menutup ajaran. Api mengecil. Namun dalam dada Rama, nyala pemahaman tak pernah padam. #YogaWasisthaInfiration - @harryanggar