@amberij:

AMBER
AMBER
Open In TikTok:
Region: GB
Sunday 17 August 2025 16:15:24 GMT
6291
455
8
4

Music

Download

Comments

_tobyhyde
Toby :
never had a what
2025-08-18 08:29:44
0
jemimaholly007
Jemima :
Omg cute
2025-08-17 16:50:10
0
jon95973
Jon :
omg
2025-08-18 04:16:48
0
joshjohnson337
Josh Johnson :
😋😋😋
2025-08-19 09:55:35
0
jesusmoralesmontero2
user123457933844748484648483 :
🥰
2025-08-18 16:21:21
0
jesusmoralesmontero2
user123457933844748484648483 :
😁
2025-08-18 16:21:22
0
attila19037
Attila1903 :
❣️💘😍
2025-08-18 11:03:38
0
johnsnow8576
John Snow :
🤍🤍🤍🫶
2025-08-17 16:22:41
0
To see more videos from user @amberij, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Ada luka yang tak selalu berdarah, ada aib yang tak pernah ia ciptakan sendiri, namun dilemparkan kepadanya seperti batu-batu kecil yang tak henti mengenai tubuh rapuhnya. Itulah yang kerap dialami seorang perempuan dengan satu kata yang dunia sebut janda. Orang-orang tak pernah benar-benar tahu kisah yang ia jalani, tapi mereka begitu cepat memberi cap, memberi stigma, memberi luka yang tak kasat mata. Seakan janda bukan sekadar status, melainkan label hinaan yang mereka sematkan, tanpa peduli bahwa di balik kata itu ada air mata, ada kehilangan, ada perjuangan yang tak semua sanggup menanggungnya. Mereka menertawakannya di balik bisik-bisik, menyudutkannya dengan tatapan curiga, seolah seorang janda adalah bahaya, ancaman, atau noda yang harus dijaga jaraknya. Padahal ia hanya manusia, sama seperti lainnya, hanya saja takdir mengubah jalannya, membuatnya kehilangan pasangan, atau meninggalkan ikatan yang tak lagi bisa dipertahankan. Janda—kata itu begitu berat di pundaknya. Tidak karena ia malu, tetapi karena dunia terlalu kejam dalam menafsirkannya. Ia tidak lagi dilihat sebagai perempuan yang punya hati, melainkan sekadar “pernah dimiliki, lalu ditinggalkan.” Mereka lupa, bahwa setiap kehilangan adalah luka, dan setiap luka adalah ujian yang tidak semua orang sanggup menjalani. Dalam sunyi malamnya, ia sering bertanya pada langit: “Apakah salah jika aku memilih bertahan hidup meski sendiri? Apakah dosa bila aku berusaha tersenyum meski hatiku retak? Apakah hina jika aku tetap berjuang, meski dunia tak lagi memandangku dengan hormat?” Namun, langit hanya diam, memberikan jawabannya lewat ketenangan yang turun bersama doa. Bahwa seorang janda bukanlah perempuan yang gagal, melainkan perempuan yang sedang diuji ketangguhannya. Bahwa hinaan manusia tak pernah bisa menodai harga dirinya, sebab yang menilai sejatinya hanyalah Tuhan, bukan lidah-lidah penuh prasangka. Mereka yang meremehkan hanya melihat dari permukaan, tak pernah menyelami bagaimana seorang janda bekerja keras membangun kembali hidupnya, menjadi tulang punggung, menjadi ayah sekaligus ibu, menjadi sandaran bagi anak-anaknya yang memandangnya sebagai dunia. Ia adalah perempuan yang setiap pagi menyeka air mata dengan tangan, lalu bangkit dengan senyum yang dipaksakan, agar anak-anaknya tak pernah merasa kehilangan rumah meski kehilangan sosok ayah. Mereka yang menuduh, mencibir, menuding dengan jari, tidak pernah tahu betapa beratnya tidur sendiri, menahan rindu yang tak pernah bisa disampaikan, atau memeluk kosong di malam yang panjang. Mereka hanya tahu memberi cap, padahal yang mereka hina adalah kekuatan yang sesungguhnya. Janda bukanlah aib. Janda adalah kisah. Kisah tentang perempuan yang pernah mencintai dengan sungguh, pernah berkorban tanpa mengeluh, namun harus berpisah karena takdir yang tak bisa ia lawan. Janda adalah wajah keteguhan, yang meski dihina, tak berhenti berjalan. Yang meski diremehkan, tetap berusaha menegakkan kepala. Yang meski dipandang rendah, tetap percaya bahwa harga dirinya tak bisa ditentukan oleh omongan manusia. Karena dunia bisa menuduh sesuka hati, tapi hanya hati yang benar-benar tahu luka dan perjuangan yang ia jalani. Dan Tuhan, yang Maha Melihat, selalu menempatkan janda bukan di dasar kehinaan, tetapi di puncak ketegaran, karena hanya perempuan pilihanlah yang sanggup bertahan dalam kesendirian tanpa kehilangan cahaya cintanya. Maka biarlah lidah-lidah dunia terus berbicara, biarlah telinga-telinga tak mau mendengar kebenaran, karena ia tahu: namanya bukan sekadar janda— ia adalah ibu, ia adalah pejuang, ia adalah perempuan yang sedang ditempa, dan kelak akan dipulihkan oleh kasih Tuhan dengan cara yang tak disangka. ~ @feripurwo untuk @ruangrasaofficial  #feripurwo #theferipurwo #fyp #janda #lifestory
Ada luka yang tak selalu berdarah, ada aib yang tak pernah ia ciptakan sendiri, namun dilemparkan kepadanya seperti batu-batu kecil yang tak henti mengenai tubuh rapuhnya. Itulah yang kerap dialami seorang perempuan dengan satu kata yang dunia sebut janda. Orang-orang tak pernah benar-benar tahu kisah yang ia jalani, tapi mereka begitu cepat memberi cap, memberi stigma, memberi luka yang tak kasat mata. Seakan janda bukan sekadar status, melainkan label hinaan yang mereka sematkan, tanpa peduli bahwa di balik kata itu ada air mata, ada kehilangan, ada perjuangan yang tak semua sanggup menanggungnya. Mereka menertawakannya di balik bisik-bisik, menyudutkannya dengan tatapan curiga, seolah seorang janda adalah bahaya, ancaman, atau noda yang harus dijaga jaraknya. Padahal ia hanya manusia, sama seperti lainnya, hanya saja takdir mengubah jalannya, membuatnya kehilangan pasangan, atau meninggalkan ikatan yang tak lagi bisa dipertahankan. Janda—kata itu begitu berat di pundaknya. Tidak karena ia malu, tetapi karena dunia terlalu kejam dalam menafsirkannya. Ia tidak lagi dilihat sebagai perempuan yang punya hati, melainkan sekadar “pernah dimiliki, lalu ditinggalkan.” Mereka lupa, bahwa setiap kehilangan adalah luka, dan setiap luka adalah ujian yang tidak semua orang sanggup menjalani. Dalam sunyi malamnya, ia sering bertanya pada langit: “Apakah salah jika aku memilih bertahan hidup meski sendiri? Apakah dosa bila aku berusaha tersenyum meski hatiku retak? Apakah hina jika aku tetap berjuang, meski dunia tak lagi memandangku dengan hormat?” Namun, langit hanya diam, memberikan jawabannya lewat ketenangan yang turun bersama doa. Bahwa seorang janda bukanlah perempuan yang gagal, melainkan perempuan yang sedang diuji ketangguhannya. Bahwa hinaan manusia tak pernah bisa menodai harga dirinya, sebab yang menilai sejatinya hanyalah Tuhan, bukan lidah-lidah penuh prasangka. Mereka yang meremehkan hanya melihat dari permukaan, tak pernah menyelami bagaimana seorang janda bekerja keras membangun kembali hidupnya, menjadi tulang punggung, menjadi ayah sekaligus ibu, menjadi sandaran bagi anak-anaknya yang memandangnya sebagai dunia. Ia adalah perempuan yang setiap pagi menyeka air mata dengan tangan, lalu bangkit dengan senyum yang dipaksakan, agar anak-anaknya tak pernah merasa kehilangan rumah meski kehilangan sosok ayah. Mereka yang menuduh, mencibir, menuding dengan jari, tidak pernah tahu betapa beratnya tidur sendiri, menahan rindu yang tak pernah bisa disampaikan, atau memeluk kosong di malam yang panjang. Mereka hanya tahu memberi cap, padahal yang mereka hina adalah kekuatan yang sesungguhnya. Janda bukanlah aib. Janda adalah kisah. Kisah tentang perempuan yang pernah mencintai dengan sungguh, pernah berkorban tanpa mengeluh, namun harus berpisah karena takdir yang tak bisa ia lawan. Janda adalah wajah keteguhan, yang meski dihina, tak berhenti berjalan. Yang meski diremehkan, tetap berusaha menegakkan kepala. Yang meski dipandang rendah, tetap percaya bahwa harga dirinya tak bisa ditentukan oleh omongan manusia. Karena dunia bisa menuduh sesuka hati, tapi hanya hati yang benar-benar tahu luka dan perjuangan yang ia jalani. Dan Tuhan, yang Maha Melihat, selalu menempatkan janda bukan di dasar kehinaan, tetapi di puncak ketegaran, karena hanya perempuan pilihanlah yang sanggup bertahan dalam kesendirian tanpa kehilangan cahaya cintanya. Maka biarlah lidah-lidah dunia terus berbicara, biarlah telinga-telinga tak mau mendengar kebenaran, karena ia tahu: namanya bukan sekadar janda— ia adalah ibu, ia adalah pejuang, ia adalah perempuan yang sedang ditempa, dan kelak akan dipulihkan oleh kasih Tuhan dengan cara yang tak disangka. ~ @feripurwo untuk @ruangrasaofficial #feripurwo #theferipurwo #fyp #janda #lifestory

About