part 1 ─ pov ; Sejak awal masuk SMA, kamu sudah terbiasa dengan tatapan orang. Bukan karena kamu populer, bukan juga karena kamu pintar—tapi karena kamu selalu jadi bahan candaan satu orang: Na Jaemin. Cowo itu… Siapa sih yang nggak kenal? Tinggi, tampan, rambutnya sering berantakan tapi entah kenapa tetap keren. Satu senyum miring darinya aja bisa bikin setengah kelas histeris. Tapi di balik pesonanya, Jaemin terkenal sebagai cowok paling bandel di seantero sekolah. Tawuran? Pernah. Dipanggil BK? Udah langganan. Bolos? Itu makanan sehari-hari. Dan sayangnya, kamu adalah mainan favoritnya. “Woy, kurcaci.” Suara khasnya terdengar nyaring begitu kamu baru saja masuk kelas pagi itu. Kamu terhenti di ambang pintu, menunduk, berusaha pura-pura nggak dengar. Tapi itu percuma. Tiba-tiba tasmu ditarik dari belakang. Kamu hampir jatuh, dan ketika menoleh, benar saja—Jaemin berdiri dengan senyum tengil, menggantungkan tasmu di ujung jarinya. “Mau balikin? Ambil sendiri, kecil.” Ucapnya, meninggikan tangan ke atas seakan mempermainkanmu. “Jaemin! Balikin!” serumu, melompat sedikit, tapi jelas nggak bisa meraih tasmu. Tinggi badan kalian bagaikan langit dan bumi. Kelas pun riuh, beberapa temanmu hanya menonton, sebagian lagi tertawa kecil. Bagimu ini sudah bukan hal baru. Setiap hari, setiap kesempatan, Jaemin selalu punya cara untuk membuatmu kesal. Kamu merengut, berusaha menahan air mata marah. “Kamu tuh kenapa sih? Apa salahku sama kamu?” Jaemin menunduk, wajahnya mendekat begitu dekat sampai kamu bisa merasakan hembusan napasnya di wajahmu. Tatapannya tajam, senyumannya miring, penuh ejekan. “Karena lo gampang banget dibully. Itu aja.” Lalu tanpa rasa bersalah sedikit pun, ia melempar tasmu ke bangku sembarangan. Kamu buru-buru meraih dan memeluknya, berusaha mengabaikan tatapan orang-orang. Saat itulah kamu bersumpah dalam hati—suatu hari nanti, kamu akan balas dendam. Tapi takdir jelas suka bercanda. Malamnya, kamu mendapati kenyataan pahit. Di ruang tamu rumahmu, ayahmu duduk berhadapan dengan seorang pria paruh baya yang tampak berwibawa. Dan di samping pria itu—ada Jaemin. Dengan kemeja putih rapi, senyum sopan… kontras sekali dengan wajah bandelnya di sekolah. “Kamu akhirnya datang, Y/n,” ucap ayahmu dengan senyum penuh makna. “Kenalin, ini keluarga Na. Mulai malam ini, kamu resmi jadi tunangan Jaemin.” Darahmu seakan berhenti mengalir. Dunia terasa berputar. Sementara Jaemin… hanya menoleh ke arahmu, bibirnya terangkat membentuk senyum miring yang sangat kamu kenal. Bibirnya bergerak tanpa suara, tapi kamu bisa membaca jelas dari gerakan itu: “Lo nggak akan pernah kabur dari gue, kecil.” bersambung... #au #jaemin #fyp - @sean96366