@ciarasafdg3: #fyp #foryou

GlitchCart
GlitchCart
Open In TikTok:
Region: US
Saturday 23 August 2025 06:00:03 GMT
293
36
0
0

Music

Download

Comments

There are no more comments for this video.
To see more videos from user @ciarasafdg3, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Pov: Seatap tapi terasa asing. Begitulah kehidupanmu bersama Jay yang kamu lihat sebagai sosok Jake. Kamu pada awalnya tak ingin menerima semua ini. Namun, saat menatap foto Jake yang tersenyum ketika memelukmu—membuat kamu sadar. Ini bukan yang ia inginkan. Dia berharap kamu bahagia. Berharap kamu menemukan secercah harapan di tengah lembah kegelapan.  Dan keputusan dibuat. Kamu ingin benar-benar menjadi istri Jay. Bukannya kamu melupakan Jake, itu tidak akan pernah terjadi. Kamu hanya ingin bahagia, mungkin salah satunya menemukan sosok Jake dalam diri Jay. Setiap pagi kamu selalu membuatkan roti, kopi untuk Jay dan menyetel pemanas ruangan berharap hawa dingin yang sebelumnya memenuhi rumah ini sirna. Ada usaha kecil dari bibirmu, tapi masih terlihat rapuh. Alih-alih mendapat balasan, ia sama sekali tak melirikmu. Kamu tahu ini juga berat baginya. Dimana ia masih ingin bebas kesana kemari, kini malah terjebak dalam pernikahan yang tak pernah dibayangkan. Waktu terus berjalan. Usahamu tak pernah putus. Pelan-pelan, tak ingin terlihat memaksakan diri. Setiap pagi selalu ada sarapan, senyuman, sapaan meskipun tahu tak akan pernah dilirik olehnya. Terkadang diam-diam kamu menangis di dalam toilet memeluk foto Jake. Perasaan rindu bertubi-tubi dihantamkan padamu. Berharap sosoknya datang, memelukmu—menenangkan dirimu. Namun, yang tidak kamu ketahui adalah Jay juga diam-diam mendengar tangisanmu. Ia merasa bersalah berperilaku dingin, tapi lebih bersalah lagi jika ia memperlakukanmu sebagai istri. Ia rasa tak pantas mendapatkan tempat yang sedari awal milik Jake. Setiap mendengar tarikan napasmu, dadanya ikut terasa ngilu seolah ada belati yang menusuk. Pada suatu malam, pertengkaran hebat terjadi begitu ia tiba di rumah. Kamu tak lagi tahan dengan sikapnya. Perasaan sesak mendekam di dadamu. “Jay, sampai kapan kamu mau kayak gini?!” suaramu meninggi, tanganmu mengepal menahan air mata. Ia berhenti melepas dasi, menoleh dengan wajah dingin. “Kayak gini apanya? Aku cuma hidup sesuai porsi aku. Nggak ada yang salah.” “Kamu pikir diam-diam begini nggak bikin aku tersiksa?!” kamu mendekat, dadamu naik turun. “Setiap hari aku berusaha—masakin sarapan, nungguin kamu pulang, nyoba ngajak ngobrol… tapi kamu tetap aja dingin. Aku ini istri kamu atau cuma orang asing di rumah sih?!” Jay tertawa getir, suaranya pecah. “Istri?” Ia menatapmu dengan sorot tajam. “Dengar baik-baik, kamu bukan pilihan aku. Kamu itu… sisa! Sisa dari Jake yang kebetulan dipaksa masuk ke hidup aku!” Kata-katanya menampar lebih keras dari pukulan. Kamu terpaku, tubuhmu bergetar. “Kamu—kamu tega ngomong gitu…” “Tega?” Jay mendengus, langkahnya maju mendekat sampai jarak kalian hanya sejengkal. “Kamu juga sama. Dari awal, kamu nggak pernah lihat aku. Yang kamu lihat cuma Jake. Setiap kali mata kamu berhenti di wajah aku, aku tau… kamu berharap aku itu dia.” Suaranya serak, matanya berkaca-kaca meski ia mencoba menahannya. Air matamu jatuh deras. “Aku memang masih lihat Jake di kamu, Jay… tapi itu karena aku kehilangan dia. Karena itu aku hancur! Aku cuma berusaha bertahan…” “Dengan jadiin aku bayangan Jake?!” teriaknya, membanting tangan ke meja sampai bunyi dentuman menggema. “Aku bukan Jake, Y/N! Aku Jay! Aku punya hidup sendiri, bukan pengganti siapapun!”
Pov: Seatap tapi terasa asing. Begitulah kehidupanmu bersama Jay yang kamu lihat sebagai sosok Jake. Kamu pada awalnya tak ingin menerima semua ini. Namun, saat menatap foto Jake yang tersenyum ketika memelukmu—membuat kamu sadar. Ini bukan yang ia inginkan. Dia berharap kamu bahagia. Berharap kamu menemukan secercah harapan di tengah lembah kegelapan. Dan keputusan dibuat. Kamu ingin benar-benar menjadi istri Jay. Bukannya kamu melupakan Jake, itu tidak akan pernah terjadi. Kamu hanya ingin bahagia, mungkin salah satunya menemukan sosok Jake dalam diri Jay. Setiap pagi kamu selalu membuatkan roti, kopi untuk Jay dan menyetel pemanas ruangan berharap hawa dingin yang sebelumnya memenuhi rumah ini sirna. Ada usaha kecil dari bibirmu, tapi masih terlihat rapuh. Alih-alih mendapat balasan, ia sama sekali tak melirikmu. Kamu tahu ini juga berat baginya. Dimana ia masih ingin bebas kesana kemari, kini malah terjebak dalam pernikahan yang tak pernah dibayangkan. Waktu terus berjalan. Usahamu tak pernah putus. Pelan-pelan, tak ingin terlihat memaksakan diri. Setiap pagi selalu ada sarapan, senyuman, sapaan meskipun tahu tak akan pernah dilirik olehnya. Terkadang diam-diam kamu menangis di dalam toilet memeluk foto Jake. Perasaan rindu bertubi-tubi dihantamkan padamu. Berharap sosoknya datang, memelukmu—menenangkan dirimu. Namun, yang tidak kamu ketahui adalah Jay juga diam-diam mendengar tangisanmu. Ia merasa bersalah berperilaku dingin, tapi lebih bersalah lagi jika ia memperlakukanmu sebagai istri. Ia rasa tak pantas mendapatkan tempat yang sedari awal milik Jake. Setiap mendengar tarikan napasmu, dadanya ikut terasa ngilu seolah ada belati yang menusuk. Pada suatu malam, pertengkaran hebat terjadi begitu ia tiba di rumah. Kamu tak lagi tahan dengan sikapnya. Perasaan sesak mendekam di dadamu. “Jay, sampai kapan kamu mau kayak gini?!” suaramu meninggi, tanganmu mengepal menahan air mata. Ia berhenti melepas dasi, menoleh dengan wajah dingin. “Kayak gini apanya? Aku cuma hidup sesuai porsi aku. Nggak ada yang salah.” “Kamu pikir diam-diam begini nggak bikin aku tersiksa?!” kamu mendekat, dadamu naik turun. “Setiap hari aku berusaha—masakin sarapan, nungguin kamu pulang, nyoba ngajak ngobrol… tapi kamu tetap aja dingin. Aku ini istri kamu atau cuma orang asing di rumah sih?!” Jay tertawa getir, suaranya pecah. “Istri?” Ia menatapmu dengan sorot tajam. “Dengar baik-baik, kamu bukan pilihan aku. Kamu itu… sisa! Sisa dari Jake yang kebetulan dipaksa masuk ke hidup aku!” Kata-katanya menampar lebih keras dari pukulan. Kamu terpaku, tubuhmu bergetar. “Kamu—kamu tega ngomong gitu…” “Tega?” Jay mendengus, langkahnya maju mendekat sampai jarak kalian hanya sejengkal. “Kamu juga sama. Dari awal, kamu nggak pernah lihat aku. Yang kamu lihat cuma Jake. Setiap kali mata kamu berhenti di wajah aku, aku tau… kamu berharap aku itu dia.” Suaranya serak, matanya berkaca-kaca meski ia mencoba menahannya. Air matamu jatuh deras. “Aku memang masih lihat Jake di kamu, Jay… tapi itu karena aku kehilangan dia. Karena itu aku hancur! Aku cuma berusaha bertahan…” “Dengan jadiin aku bayangan Jake?!” teriaknya, membanting tangan ke meja sampai bunyi dentuman menggema. “Aku bukan Jake, Y/N! Aku Jay! Aku punya hidup sendiri, bukan pengganti siapapun!” "Kamu mau aku harus gimana, Jay?" tanyamu frustrasi. "Asing. Cukup itu!" Suaranya meninggi untuk kesekian kalinya. Kata-katanya menusuk, seolah menampar balik. Kamu terdiam, jari-jarimu mengepal, ingin membalas tapi bibirmu kelu. Seketika kamu tersadar. Ucapannya sepenuhnya benar. Tak ada lagi perlawanan. Hanya dua orang yang terdiam di tempat, tertampar oleh realita masing-masing. Namun, kalimat malam itu membuat kamu berubah. Tak lagi lihat dia sebagai Jake—melainkan Jay. Kamu tetap seperti biasa, berusaha memerankan tugas seperti istri sungguhan. ( Lanjut di komentar ) #pov #enhypen #jay #fyp #foryoupage

About