#pov Sakura in Java part 1 -- Tahun 1943, ketika peperangan di Samudra Pasifik semakin panas, Laksamana Nishimura Riki ditugaskan di Hindia Belanda yang kala itu telah jatuh ke tangan Jepang. Riki adalah pria berwibawa, tegas, dan ditakuti banyak orang. Bagi rakyat pribumi, ia tak lebih dari simbol penindasan. ‎ ‎Namun, takdir mempertemukannya dengan seorang wanita pribumi bernama (y/n), putri seorang guru desa yang dikenal cerdas dan berani. Kmu kerap membantu rakyat desa yang kelaparan, diam-diam membagi makanan, dan sesekali mengajar anak-anak membaca di gubuk kecil. ‎ ‎Pertemuan pertama kalian terjadi ketika Riki melakukan inspeksi ke desa mu. Semua orang menunduk takut, kecuali kamu yang berdiri tegak dengan tatapan tajam. Ada sesuatu dalam sorot matanya—keberanian yang tak pernah ditemui oleh Riki, bahkan di kalangan perwira tinggi Jepang. ‎ ‎Sejak hari itu, Riki tak bisa menghapus bayangan mu dari pikirannya. Dalam setiap langkahnya yang dipenuhi strategi perang dan darah, ia menemukan ruang hening dalam hatinya yang selalu diisi oleh wajah sang gadis desa. ‎ ‎Namun cinta itu adalah sebuah dosa yang tak terucap. ‎Bagaimana mungkin seorang laksamana Jepang, simbol kekuasaan penjajah, jatuh cinta pada wanita dari bangsa yang mereka tindas? ‎ ‎kmu pun tahu, perasaan itu berbahaya. Kamu membenci Jepang, membenci penderitaan yang mereka bawa. Tapi di balik kebencian itu, ia tak bisa menolak tatapan Riki yang selalu mencari dirinya—tatapan yang berbeda dari para tentara lain, tatapan seorang pria yang ingin dimengerti. ‎ ‎Di tengah malam yang gelap, di tepian sawah yang sunyi, kamu duduk di tepi nya sambil bergumam lirih, “dia adalah musuh bangsaku... tapi mengapa dia berbeda ?” ‎ ‎Sedang kan Riki, ia sedang menyusun rencana untuk menghancurkan pusat kota. ‎ ‎ ‎--- ‎ ‎Malam itu, angin berhembus dingin menyapu desa kecil di bawah kekuasaan Jepang. Api lampu minyak bergetar di gubuk-gubuk reyot, seakan tahu bahwa bahaya tengah mengintai. ‎ ‎Kmu sedang menumbuk padi di dapur, ditemani ibunya yang sibuk merapikan tikar. Suasana hening, hanya suara thak-thuk alu kayu yang terdengar. Namun ketenangan itu buyar ketika terdengar derap sepatu para tentara Jepang memasuki desa. ‎ ‎Suara keras mereka mengumumkan perintah baru: "setiap keluarga harus menyerahkan putri muda untuk "melayani kepentingan negara." Semua orang tahu arti kata-kata itu. Gadis-gadis desa akan diangkut ke barak, dijadikan jugun ianfu. ‎ ‎Hati mu bergetar. Ibu mu memeluk mu, air matanya menetes. Sang ibu berbisik dengan suara parau, “Anakku... sembunyilah di gudang. Jangan keluar apa pun yang terjadi.” ‎ ‎Namun, langkah kaki semakin dekat. Pintu rumah mereka diketuk keras, nyaris didobrak. Prajurit Jepang berseragam lengkap masuk dengan wajah dingin, memaksa mu keluar. ‎ ‎Ibunya berlutut, menangis, memohon agar Sekar dilepaskan. Tapi para prajurit hanya tertawa sinis, menarik tangan kamu dengan kasar. ‎ ‎Kamu berusaha menahan tangis. Di dalam hatimu, kamu semakin membenci prajurit jepang . di malam gelap itu, kamu sendirian, tanpa siapa pun yang bisa menyelamatkan. ‎ ‎Di sebuah aula besar bekas balai desa, lampu-lampu minyak bergoyang tertiup angin malam. Gadis-gadis pribumi dipaksa berdiri berbaris, wajah mereka pucat, sebagian menangis tersedu. Prajurit Jepang berjaga di setiap sisi, senjata terhunus, membuat suasana semakin mencekam. ‎ ‎Di depan barisan itu, seorang perwira Jepang berpangkat mayor yang bernama Kago yudai berjalan perlahan dan di belakang nya ada laksamana Riki yang ikut berjalan, matanya menelusuri satu per satu wajah yang ketakutan. Tangannya memegang catatan, dan setiap kali ia berhenti, jantung para gadis berdegup kencang. ‎ ‎"Yang ini… terlalu kurus," gumamnya sambil menyingkirkan seorang gadis muda. ‎"Yang ini… cukup cantik, tapi tampak lemah." ‎ ‎Para gadis menunduk, tidak berani menatap. Hingga akhirnya, langkah mayor itu terhenti di hadapan mu. ‎(lanjutan di komen ya) pov LITS nanti aku lanjut lagi, kapan-kapan yaa🥺🫰 #rikinishimura#fypdong#4u‎ - @simjaeyun_30