Pukul 10.00 kamu keluar kamar dan berjalan kearah ruang tamu disitu kamu melihat Evan dia sedang membaca berkas. Kamu mendekat, canggung, ada rasa takut dan seolah-olah rasa takut itu mengganjal dibenakmu saat ini. Mengetahui kamu mendekat kearahnya Evan menutup berkas-berkas yang tadi dia baca dan menoleh kearahmu, Tatapan dia sekarang berbeda. Kamu bisa merasakan itu. Evan tersenyum. “Keluar dari pekerjaan sama saja kamu membuat ibumu menderita.” Ucap Evan. Kamu mengepalkan tangan, Evan tau itu. Dia tersenyum dan berdiri melangkah maju ke arahmu. “Kamu tau kan? apa akibatnya jika melanggar kontrak kerja?.” Tanya Evan. Kamu membeku, Tak tau harus menjawab apa. Namun tiba-tiba Evan menyentuh dagumu. “Cantik sekali jika sedang ketakutan.” Ucapnya. “S-saya ga takut.” jawabmu “Oh ya?.” “Ngapain harus takut sama kamu? lagian sama-sama makan naー” Ucapan kamu terpotong karena Evan tiba-tiba menarik tubuh kamu sampai membuat tubuh kamu bersentuhan dengan tubuh Evan, Sangat dekat. kamu bisa merasakan nafasnya dikulitmu. “Tuan lepas──.” Kamu menarik tubuh Evan namun bukannya melepaskan cengkramannya Evan malah semakin menekan tangannya di pinggangmu. “──Akh, Lepasin... Dasar cwo biadab..” Ucapmu. Evan menghiraukan ucapan mu dan langsung menggendong kamu kearah kamarnya yang ada dilantai 2, Dia menggendong kamu seperti sedang membawa karung beras namun versi ringa. “Lepasin gueee!!!.” Teriakmu Dia langsung mendudukkan mu dimeja kerja yang ada didalam kamarnya. “Gue? sudah mulai berani ternyata.” Ucap Evan. Kamu langsung ingin turun dari meja itu namun Evan menghalanginya. “Minggir!!!” Ucapmu, Evan tidak merespon hanya saja dia terus tersenyum melihatmu yang terus memberontak. Tiba-tiba ponselmu berbunyi dan kamu langsung menatap kearah saku celanamu tapi Evan langsung mengambilnya dan mengangkatnya. 📞“Halo nak.” Kamu langsung terkejut karena yang menelponmu adalah ibumu, Kamu langsung berusaha ngambil ponsel itu dari tangan Evan namun Evan membuang ponselmu kearah kasurnya. “Tuan!!! apa-apaan sih!!” Kamu mau turun dari meja kerja Evan buat ngambil ponselmu tapi Evan langsung menyambar bibir kamu. Kamu berusaha ngelepas ciuman itu tapi semakin kamu berusaha melepaskannya Evan malah semakin kasar mencium mu, Dia menggigit bibir bawamu membuat kamu tersentak karena gigitan itu. Evan menaruh kedua tangannya di pinggang, Ciuman itu lebih lama dari pada sebelumnya. Kepalamu semakin mundur namun ditahan oleh tangan Evan. Bibir dia turun kebawah lehermu tampa aba-aba lagi dia langsung menggigit lehermu dan meninggalkan banyak jejak kemerahan. Setiap kali gigitan dilehermu kamu selalu tersentak karena menahan sakit, Karena gigitan Evan sangatlah kasar dan dalam. Ketika sudah menggigit semua bagian lehermu Evan mengangkat tubuhmu kearah ranjang kasur miliknya. “Lepasin.” Dan kata-kata itu yang terus kamu ucapkan. Dia membaringkan tubuhmu dikasur, Dan dia membuka sebagian kancing bajunya sendiri. Evan Langsung menindih tubuh mungil mu itu, Dan yah hal yang gapernah kamu inginkan itu terjadi. Pagi itu Evan seperti singa yang haus kelaparan dan kamu adalah mangsanya. Sorenya kamu terbangun dengan keadaan telanjang dan bajumu robek, Tubuhmu hanya ditutupi oleh selimut sama seperti Evan. Kamu membeku, Tak tau harus melakukan apalagi. Evan masih tertidur disampingmu, Kamu melirik Evan sebentar dan langsung berdiri mengambil kain untuk menutupi tubuhmu dan kamu langsung pergi ke kamarmu yang ada disebelah Evan. Ponselmu berbunyi lagi dan ternyata itu notif dari ibumu, Kamu langsung mengangkatnya. “Nak kenapa tadi ibu telpon ga ada suaranya? kamu baik-baik aja kan disana? tuan Evan ga macem-macem sama kamu kan?.” Tanya ibumu dengan khawatir. Bukanya menjawab kamu malah menangis. “ibu aku mau pulang aku gamau disini, aku takut.” Tangismu. 📞“Nak apa yang udah terjadi sama kamu? Tuan Evan ngapain kamu tadi? ibu bakal jemput kamu sekarang!!.” Ucap ibumu. Dan telpon terputus, Kamu tetep menangis dipojok kamar. Apalagi sekarang kamu jalan selangkah saja rasanya sakit. #heeseung #pov - @matchoon