@user6712143749711: #CapCut #فيسكا_برسا_دائماً_وابداً🔵🔴 #برشلونه_عشق_لا_ينتهي💞🔱🏅

المصمم بيدري،💫🔥
المصمم بيدري،💫🔥
Open In TikTok:
Region: IQ
Tuesday 26 August 2025 07:45:29 GMT
6161
357
8
24

Music

Download

Comments

q7.rfq7.rf
قرعان الكريم :
اي والله صح
2025-09-01 19:17:12
0
user8136391649541
ابو علوش الجبوري :
🥰🥰🥰🥰
2025-08-26 08:05:04
0
mziri.atrushi
خه م قه ده رامنه :
🥰🥰🥰
2025-08-26 07:48:56
0
user784626321343
مهدي ضاغطهم :
❤❤❤
2025-08-27 17:58:28
1
user3481315932700
محمد العبيدي :
🥰🥰🥰
2025-08-29 15:16:35
0
user784626321343
مهدي ضاغطهم :
2025-08-27 17:58:48
0
To see more videos from user @user6712143749711, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

PBB mencatat 875 warga Palestina tewas saat mencari bantuan makanan di Gaza, mayoritas di dekat lokasi GHF yang dijalankan Israel dan AS. 16 Juli 2025 | 12.30 WIB #freepalestine  Logo Tempo Langganan Internasional  Motif Politik Trump di Balik Tarif Impor Tinggi untuk Brasil Israel Bombardir Suriah, Istana Presiden hingga Markas Militer Jadi Target Bangunan Ambruk di Jepang Tewaskan Dua Pekerja, Termasuk Satu WNI Trump: Rudal Patriot untuk Ukraina Sudah Dikirim dari Jerman Internasional PBB: 875 Warga Palestina Tewas di Dekat Titik Bantuan Makanan di Gaza PBB mencatat 875 warga Palestina tewas saat mencari bantuan makanan di Gaza, mayoritas di dekat lokasi GHF yang dijalankan Israel dan AS. 16 Juli 2025 | 12.30 WIB Kehidupan di Jalur Gaza, Palestina, 10 Juni 2025. Shutterstock Perbesar Kehidupan di Jalur Gaza, Palestina, 10 Juni 2025. Shutterstock Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Logo TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (OHCHR) menyatakan sedikitnya 875 warga Palestina tewas dalam enam pekan terakhir saat mencoba mendapatkan bantuan makanan di Jalur Gaza. Sebagian besar korban tewas di sekitar lokasi distribusi bantuan yang dikelola Gaza Humanitarian Foundation (GHF), lembaga swasta yang didukung Amerika Serikat dan Israel. “Per 13 Juli, kami mencatat 875 orang tewas di Gaza saat mencoba mendapatkan makanan; 674 di antaranya tewas di sekitar situs GHF,” kata juru bicara OHCHR, Thameen Al-Kheetan, dikutip dari UN News. Adapun menurut laporan Middle East Eye, 201 korban lainnya tewas di sepanjang rute konvoi bantuan yang dijalankan oleh PBB dan lembaga kemanusiaan lainnya. “Data yang kami miliki berasal dari pengumpulan informasi melalui berbagai sumber tepercaya, termasuk organisasi medis, hak asasi manusia, dan kemanusiaan,” kata Al-Kheetan. Model Bantuan GHF Dinilai Tidak Aman GHF mulai beroperasi pada akhir Mei 2025, setelah Israel memberlakukan blokade penuh terhadap Gaza selama 11 pekan. Tidak seperti sistem distribusi bantuan yang dipimpin PBB, GHF menggunakan jasa tentara bayaran swasta asal AS dan beroperasi secara terpisah dari lembaga-lembaga kemanusiaan resmi. PBB menilai model bantuan GHF tidak aman dan bertentangan dengan prinsip netralitas kemanusiaan. GHF sendiri menolak temuan PBB tersebut dan menuduh badan dunia itu menyebarkan informasi yang menyesatkan. Laporan Insiden Terbaru Menurut laporan UN News, insiden paling baru terjadi pada Senin pagi, 14 Juli, di wilayah As Shakoush, barat laut Rafah. Saat itu, pasukan Israel dilaporkan menembaki warga Palestina yang sedang mengantre bantuan di titik distribusi GHF. Dua orang tewas dan setidaknya sembilan lainnya terluka. Beberapa korban dibawa ke rumah sakit Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Rafah. Pada Sabtu lalu, rumah sakit tersebut menerima lebih dari 130 pasien, sebagian besar menderita luka tembak. “Semua korban yang masih sadar mengatakan mereka sedang berusaha mencapai lokasi distribusi makanan,” kata OHCHR. Ditembaki saat Mencari Makan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap meningkatnya jumlah warga sipil yang tewas saat mencari makanan. “Tim kami di lapangan baik UNRWA maupun tim PBB lainnya berbicara dengan para penyintas, termasuk anak-anak yang kelaparan, yang ditembaki saat mereka menuju lokasi distribusi makanan yang sangat sedikit,” ujar Juliette Touma, Direktur Komunikasi UNRWA, dalam keterangan video dari Amman. Touma menambahkan, blokade Israel sejak 2 Maret menyebabkan lonjakan kasus malnutrisi anak. “Kami sudah lebih dari empat bulan dilarang membawa bantuan ke Gaza. Bayi-bayi meninggal karena malnutrisi akut,” ujarnya. Ia mengungkap, mereka memiliki 6.000 truk yang tertahan di Mesir dan Yordania.
PBB mencatat 875 warga Palestina tewas saat mencari bantuan makanan di Gaza, mayoritas di dekat lokasi GHF yang dijalankan Israel dan AS. 16 Juli 2025 | 12.30 WIB #freepalestine Logo Tempo Langganan Internasional Motif Politik Trump di Balik Tarif Impor Tinggi untuk Brasil Israel Bombardir Suriah, Istana Presiden hingga Markas Militer Jadi Target Bangunan Ambruk di Jepang Tewaskan Dua Pekerja, Termasuk Satu WNI Trump: Rudal Patriot untuk Ukraina Sudah Dikirim dari Jerman Internasional PBB: 875 Warga Palestina Tewas di Dekat Titik Bantuan Makanan di Gaza PBB mencatat 875 warga Palestina tewas saat mencari bantuan makanan di Gaza, mayoritas di dekat lokasi GHF yang dijalankan Israel dan AS. 16 Juli 2025 | 12.30 WIB Kehidupan di Jalur Gaza, Palestina, 10 Juni 2025. Shutterstock Perbesar Kehidupan di Jalur Gaza, Palestina, 10 Juni 2025. Shutterstock Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Logo TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (OHCHR) menyatakan sedikitnya 875 warga Palestina tewas dalam enam pekan terakhir saat mencoba mendapatkan bantuan makanan di Jalur Gaza. Sebagian besar korban tewas di sekitar lokasi distribusi bantuan yang dikelola Gaza Humanitarian Foundation (GHF), lembaga swasta yang didukung Amerika Serikat dan Israel. “Per 13 Juli, kami mencatat 875 orang tewas di Gaza saat mencoba mendapatkan makanan; 674 di antaranya tewas di sekitar situs GHF,” kata juru bicara OHCHR, Thameen Al-Kheetan, dikutip dari UN News. Adapun menurut laporan Middle East Eye, 201 korban lainnya tewas di sepanjang rute konvoi bantuan yang dijalankan oleh PBB dan lembaga kemanusiaan lainnya. “Data yang kami miliki berasal dari pengumpulan informasi melalui berbagai sumber tepercaya, termasuk organisasi medis, hak asasi manusia, dan kemanusiaan,” kata Al-Kheetan. Model Bantuan GHF Dinilai Tidak Aman GHF mulai beroperasi pada akhir Mei 2025, setelah Israel memberlakukan blokade penuh terhadap Gaza selama 11 pekan. Tidak seperti sistem distribusi bantuan yang dipimpin PBB, GHF menggunakan jasa tentara bayaran swasta asal AS dan beroperasi secara terpisah dari lembaga-lembaga kemanusiaan resmi. PBB menilai model bantuan GHF tidak aman dan bertentangan dengan prinsip netralitas kemanusiaan. GHF sendiri menolak temuan PBB tersebut dan menuduh badan dunia itu menyebarkan informasi yang menyesatkan. Laporan Insiden Terbaru Menurut laporan UN News, insiden paling baru terjadi pada Senin pagi, 14 Juli, di wilayah As Shakoush, barat laut Rafah. Saat itu, pasukan Israel dilaporkan menembaki warga Palestina yang sedang mengantre bantuan di titik distribusi GHF. Dua orang tewas dan setidaknya sembilan lainnya terluka. Beberapa korban dibawa ke rumah sakit Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Rafah. Pada Sabtu lalu, rumah sakit tersebut menerima lebih dari 130 pasien, sebagian besar menderita luka tembak. “Semua korban yang masih sadar mengatakan mereka sedang berusaha mencapai lokasi distribusi makanan,” kata OHCHR. Ditembaki saat Mencari Makan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap meningkatnya jumlah warga sipil yang tewas saat mencari makanan. “Tim kami di lapangan baik UNRWA maupun tim PBB lainnya berbicara dengan para penyintas, termasuk anak-anak yang kelaparan, yang ditembaki saat mereka menuju lokasi distribusi makanan yang sangat sedikit,” ujar Juliette Touma, Direktur Komunikasi UNRWA, dalam keterangan video dari Amman. Touma menambahkan, blokade Israel sejak 2 Maret menyebabkan lonjakan kasus malnutrisi anak. “Kami sudah lebih dari empat bulan dilarang membawa bantuan ke Gaza. Bayi-bayi meninggal karena malnutrisi akut,” ujarnya. Ia mengungkap, mereka memiliki 6.000 truk yang tertahan di Mesir dan Yordania. "Jarak ke Gaza hanya tiga jam," kata dia. Truk-truk tersebut membawa makanan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar seperti sabun. “Jika tidak segera disalurkan, bantuan itu akan kedaluwarsa. Di Gaza ada satu juta anak, mereka adalah separuh dari populasi,” kata Touma.

About