@la.sdica.pilver:

la sádica pilver🏳️‍🌈
la sádica pilver🏳️‍🌈
Open In TikTok:
Region: DO
Wednesday 27 August 2025 16:08:10 GMT
252
18
0
0

Music

Download

Comments

There are no more comments for this video.
To see more videos from user @la.sdica.pilver, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Aku sering tersenyum di hadapan dunia, padahal hatiku retak di dalamnya. Aku tertawa di antara suara mereka, sedangkan aku sedang berperang dengan diriku sendiri di kepala. Ada malam-malam yang terasa begitu panjang, di mana degup jantungku berkejaran bersama air mata, dan aku hanya mampu duduk memeluk diri sendiri, seakan itu sudah cukup untuk membuatku tetap ada. Kadangkala aku menatap langit-langit kamar, mencari sesuatu yang boleh kujadikan alasan untuk bertahan, namun yang kutemui hanyalah sunyi, dan sunyi itu menatap kembali tanpa berkata. Aku pandai menyembunyikan segala luka, hingga orang percaya aku baik-baik sahaja. Mereka melihat tawa di wajahku, namun tiada siapa tahu apa yang aku simpan di dalam dada. Lelah ini menumpuk hari demi hari, dan pertanyaan itu tetap bergantung di kepala mengapa aku? sampai bila? dan untuk apa semua ini ada? Hingga suatu malam aku tidak mampu lagi, lututku jatuh di atas sejadah, dan air mataku tumpah tanpa mampu kutahan, seakan seluruh beban berlari keluar melalui mata. Aku menceritakan segalanya kepada Allah, malah hal-hal kecil yang kupikir terlalu remeh untuk didengar-Nya. Aku mengaku lemah, aku mengaku kalah, aku mengaku tidak mampu berjalan sendirian lagi. Aku terdiam lama setelah semua kata tumpah, membiarkan sunyi meresap ke dalam jiwa. Tiada yang kudengar selain degup jantungku sendiri, dan rasa lega perlahan menghapus sisa derita. Pada malam itu, udara terasa berbeza, ringan merayap dari dada hingga ke seluruh raga, seakan ada pelukan yang tidak terlihat mata, menyampaikan pesan yang hanya boleh kurasa dan kau tidak pernah benar-benar sendirian di dunia.
Aku sering tersenyum di hadapan dunia, padahal hatiku retak di dalamnya. Aku tertawa di antara suara mereka, sedangkan aku sedang berperang dengan diriku sendiri di kepala. Ada malam-malam yang terasa begitu panjang, di mana degup jantungku berkejaran bersama air mata, dan aku hanya mampu duduk memeluk diri sendiri, seakan itu sudah cukup untuk membuatku tetap ada. Kadangkala aku menatap langit-langit kamar, mencari sesuatu yang boleh kujadikan alasan untuk bertahan, namun yang kutemui hanyalah sunyi, dan sunyi itu menatap kembali tanpa berkata. Aku pandai menyembunyikan segala luka, hingga orang percaya aku baik-baik sahaja. Mereka melihat tawa di wajahku, namun tiada siapa tahu apa yang aku simpan di dalam dada. Lelah ini menumpuk hari demi hari, dan pertanyaan itu tetap bergantung di kepala mengapa aku? sampai bila? dan untuk apa semua ini ada? Hingga suatu malam aku tidak mampu lagi, lututku jatuh di atas sejadah, dan air mataku tumpah tanpa mampu kutahan, seakan seluruh beban berlari keluar melalui mata. Aku menceritakan segalanya kepada Allah, malah hal-hal kecil yang kupikir terlalu remeh untuk didengar-Nya. Aku mengaku lemah, aku mengaku kalah, aku mengaku tidak mampu berjalan sendirian lagi. Aku terdiam lama setelah semua kata tumpah, membiarkan sunyi meresap ke dalam jiwa. Tiada yang kudengar selain degup jantungku sendiri, dan rasa lega perlahan menghapus sisa derita. Pada malam itu, udara terasa berbeza, ringan merayap dari dada hingga ke seluruh raga, seakan ada pelukan yang tidak terlihat mata, menyampaikan pesan yang hanya boleh kurasa dan kau tidak pernah benar-benar sendirian di dunia.

About