@sara_qandolak: #حسبی_الله_ونعم_الوکيل🦋☝🕋🤍❤️🙏🏻

sara_qandolak
sara_qandolak
Open In TikTok:
Region: IR
Wednesday 27 August 2025 17:45:33 GMT
7635
230
6
17

Music

Download

Comments

hosin.barahooie
Hosin Barahooie :
🥰🥰🥰
2025-09-01 17:17:33
0
user7061610558702
حفیظ الله حکیمی :
🥰🥰🥰
2025-08-28 01:59:22
0
shir_palwan
شیر پالوان :
❤️❤️❤️
2025-08-27 19:27:52
0
wghfzsuknvdrhh
Pashghur Sahib :
🥰❤️💯
2025-08-27 18:04:54
0
To see more videos from user @sara_qandolak, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Banyak orang beranggapan bahwa jurang antara orang kaya dan miskin hanya soal uang. Pandangan ini keliru dan terlalu sederhana. Sesungguhnya, alasan orang kaya enggan bergaul dengan orang miskin tidak semata-mata karena perbedaan harta, melainkan karena perbedaan cara berpikir, pola kebiasaan, dan energi yang mereka bawa dalam hidup. Orang kaya terbentuk dari pola pikir tertentu, sementara orang miskin sering kali terjebak dalam pola pikir yang membatasi diri. Itulah mengapa, walaupun ada orang miskin yang berpotensi, orang kaya lebih memilih bergaul dengan mereka yang memiliki visi, semangat, dan mentalitas positif, bukan sekadar melihat isi dompetnya. Persahabatan sejati bagi mereka dibangun atas dasar mindset, bukan saldo rekening. 1. Perbedaan Mindset Lebih Besar daripada Perbedaan Harta Orang kaya terbiasa berpikir ke depan, melihat peluang, dan memikirkan pertumbuhan. Sementara itu, banyak orang miskin lebih fokus pada masalah, keluhan, dan keterbatasan. Perbedaan mindset inilah yang sering membuat orang kaya merasa tidak nyambung ketika bergaul dengan orang miskin. Ketika dua orang bertemu, yang satu bicara soal peluang, investasi, dan masa depan, sementara yang lain hanya bicara soal nasib buruk dan kesulitan hidup, tentu akan terjadi jarak. Jadi, yang membatasi bukan uang, melainkan cara berpikir. 2. Energi Negatif Membuat Jarak Orang kaya biasanya menjaga energi mereka agar tetap positif, produktif, dan membangun. Mereka menghindari lingkaran yang penuh keluhan, iri hati, atau mental menyalahkan keadaan. Sebaliknya, orang miskin yang terus-menerus mengeluh tanpa berusaha mencari solusi justru membawa energi negatif yang melemahkan. Bukan berarti semua orang miskin seperti itu. Namun, ketika seseorang lebih banyak menyebar pesimisme daripada harapan, orang kaya akan menjaga jarak. Mereka lebih memilih lingkungan yang mendorong mereka berkembang, bukan yang menguras energi. 3. Lingkungan Menentukan Arah Hidup Orang kaya sangat sadar bahwa lingkungan berpengaruh besar pada cara berpikir. Karena itu, mereka selektif memilih teman bergaul. Mereka lebih suka berinteraksi dengan orang-orang yang bisa menginspirasi, menantang, atau memberi perspektif baru. Jika mereka bergaul terlalu sering dengan orang yang tidak punya visi hidup, mereka takut akan ikut terseret dalam pola pikir yang stagnan. Itulah sebabnya mereka mencari lingkaran yang mendukung pertumbuhan, bukan sekadar lingkaran pertemanan tanpa arah. 4. Orang Kaya Menghargai Tindakan, Bukan Alasan Bagi orang kaya, semua orang punya masalah. Bedanya, sebagian orang memilih mencari solusi, sebagian lain memilih alasan. Orang kaya cenderung menghargai mereka yang berani bertindak, walaupun masih berjuang, daripada mereka yang hanya menunggu keadaan berubah. Inilah alasan banyak orang kaya mau membantu mereka yang miskin tapi mau berusaha. Karena yang dilihat bukan harta yang dimiliki sekarang, melainkan mentalitas yang dimiliki untuk membangun masa depan. 5. Persahabatan Sejati Dibangun atas Nilai, Bukan Status Orang kaya tidak menolak orang miskin hanya karena perbedaan status. Mereka menolak mentalitas miskin—mentalitas yang penuh keluhan, iri, dan pasrah. Sebaliknya, orang kaya sangat menghargai siapa pun, dari kelas sosial manapun, yang punya integritas, semangat belajar, dan visi hidup. Itu sebabnya, ada banyak cerita tentang orang miskin yang berhasil membangun hubungan dekat dengan orang kaya karena punya nilai yang sama: semangat kerja keras, pola pikir maju, dan energi positif. Pada akhirnya, uang hanya pemisah semu, sementara pola pikir adalah pemisah sejati. ⸻ Jadi, benar bahwa banyak orang kaya enggan bergaul dengan orang miskin, tetapi bukan karena soal uang. Alasan utamanya adalah perbedaan mindset, energi, dan nilai hidup. Orang kaya ingin berada di lingkungan yang mendorong pertumbuhan, bukan yang menahan langkah. Jika ingin masuk ke lingkaran orang kaya, bukan uang yang harus dicari lebih dulu, melainkan cara berpikir yang benar. #fypviralシ #LIVEIncentiveProgram #LIVEStory
Banyak orang beranggapan bahwa jurang antara orang kaya dan miskin hanya soal uang. Pandangan ini keliru dan terlalu sederhana. Sesungguhnya, alasan orang kaya enggan bergaul dengan orang miskin tidak semata-mata karena perbedaan harta, melainkan karena perbedaan cara berpikir, pola kebiasaan, dan energi yang mereka bawa dalam hidup. Orang kaya terbentuk dari pola pikir tertentu, sementara orang miskin sering kali terjebak dalam pola pikir yang membatasi diri. Itulah mengapa, walaupun ada orang miskin yang berpotensi, orang kaya lebih memilih bergaul dengan mereka yang memiliki visi, semangat, dan mentalitas positif, bukan sekadar melihat isi dompetnya. Persahabatan sejati bagi mereka dibangun atas dasar mindset, bukan saldo rekening. 1. Perbedaan Mindset Lebih Besar daripada Perbedaan Harta Orang kaya terbiasa berpikir ke depan, melihat peluang, dan memikirkan pertumbuhan. Sementara itu, banyak orang miskin lebih fokus pada masalah, keluhan, dan keterbatasan. Perbedaan mindset inilah yang sering membuat orang kaya merasa tidak nyambung ketika bergaul dengan orang miskin. Ketika dua orang bertemu, yang satu bicara soal peluang, investasi, dan masa depan, sementara yang lain hanya bicara soal nasib buruk dan kesulitan hidup, tentu akan terjadi jarak. Jadi, yang membatasi bukan uang, melainkan cara berpikir. 2. Energi Negatif Membuat Jarak Orang kaya biasanya menjaga energi mereka agar tetap positif, produktif, dan membangun. Mereka menghindari lingkaran yang penuh keluhan, iri hati, atau mental menyalahkan keadaan. Sebaliknya, orang miskin yang terus-menerus mengeluh tanpa berusaha mencari solusi justru membawa energi negatif yang melemahkan. Bukan berarti semua orang miskin seperti itu. Namun, ketika seseorang lebih banyak menyebar pesimisme daripada harapan, orang kaya akan menjaga jarak. Mereka lebih memilih lingkungan yang mendorong mereka berkembang, bukan yang menguras energi. 3. Lingkungan Menentukan Arah Hidup Orang kaya sangat sadar bahwa lingkungan berpengaruh besar pada cara berpikir. Karena itu, mereka selektif memilih teman bergaul. Mereka lebih suka berinteraksi dengan orang-orang yang bisa menginspirasi, menantang, atau memberi perspektif baru. Jika mereka bergaul terlalu sering dengan orang yang tidak punya visi hidup, mereka takut akan ikut terseret dalam pola pikir yang stagnan. Itulah sebabnya mereka mencari lingkaran yang mendukung pertumbuhan, bukan sekadar lingkaran pertemanan tanpa arah. 4. Orang Kaya Menghargai Tindakan, Bukan Alasan Bagi orang kaya, semua orang punya masalah. Bedanya, sebagian orang memilih mencari solusi, sebagian lain memilih alasan. Orang kaya cenderung menghargai mereka yang berani bertindak, walaupun masih berjuang, daripada mereka yang hanya menunggu keadaan berubah. Inilah alasan banyak orang kaya mau membantu mereka yang miskin tapi mau berusaha. Karena yang dilihat bukan harta yang dimiliki sekarang, melainkan mentalitas yang dimiliki untuk membangun masa depan. 5. Persahabatan Sejati Dibangun atas Nilai, Bukan Status Orang kaya tidak menolak orang miskin hanya karena perbedaan status. Mereka menolak mentalitas miskin—mentalitas yang penuh keluhan, iri, dan pasrah. Sebaliknya, orang kaya sangat menghargai siapa pun, dari kelas sosial manapun, yang punya integritas, semangat belajar, dan visi hidup. Itu sebabnya, ada banyak cerita tentang orang miskin yang berhasil membangun hubungan dekat dengan orang kaya karena punya nilai yang sama: semangat kerja keras, pola pikir maju, dan energi positif. Pada akhirnya, uang hanya pemisah semu, sementara pola pikir adalah pemisah sejati. ⸻ Jadi, benar bahwa banyak orang kaya enggan bergaul dengan orang miskin, tetapi bukan karena soal uang. Alasan utamanya adalah perbedaan mindset, energi, dan nilai hidup. Orang kaya ingin berada di lingkungan yang mendorong pertumbuhan, bukan yang menahan langkah. Jika ingin masuk ke lingkaran orang kaya, bukan uang yang harus dicari lebih dulu, melainkan cara berpikir yang benar. #fypviralシ #LIVEIncentiveProgram #LIVEStory

About