@huhuyu_123: #girl #beautiful #pretty #fypシ #beauty

huhuyu_123
huhuyu_123
Open In TikTok:
Region: US
Sunday 31 August 2025 11:27:57 GMT
72245
8900
170
250

Music

Download

Comments

aurel.mager
Aurel Mager :
yes a beautyful LAYDY!
2025-09-02 15:21:40
2
fats12348
fats1234 :
nice thanks
2025-09-01 14:40:57
4
vlade.jerkovic
Vlade Jerkovic :
HVALA LIPOTO
2025-09-02 10:34:11
0
user40905623198840
Garcia javier :
you are so beautiful
2025-09-03 01:29:46
0
scirocco1774
Denyse :
2025-09-02 12:39:51
0
adriano.machado528
Adriano Machado :
linda linda linda
2025-09-01 18:16:35
1
laerciobelizario65
Laércio :
só beautiful ♥️
2025-08-31 20:26:14
0
yackelinmarcano83
el flaco :
bella es poco
2025-09-02 01:06:52
1
jairohur68
Jairohur68 :
bella señorita💕💕
2025-09-02 23:53:00
0
lauri.virtaharju
Lauri Virtaharju :
beatifull
2025-09-01 14:47:43
1
hernancarrera39
Christian Carrera :
Bella
2025-09-02 09:41:54
0
efrainmichel2
Efrain Michel :
hoe beutiful bb add reply.🥰🤩
2025-09-02 01:27:54
1
fabricecolaud
fabricecolaud :
sublime 🥰🥰🥰
2025-08-31 19:33:42
1
drew.mulhern1
Drew Mulhern :
Your eyes are amazing 🔥
2025-08-31 13:23:24
1
gerardo.ramrez118
Gerardo Ramírez :
Excelente es tu belleza princesa hermosa 🥰🥰🥰
2025-08-31 22:24:28
0
john.dad3
John dad :
nice having you here babe 😘 ❤️😍 💕 ♥️
2025-09-02 09:30:28
0
alciomirluizbaldin
alciomirbaldin :
oi. lindamente linda vc é deixar qualquer dicionário sem palavras 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰😘😘😘
2025-09-01 10:07:02
1
user248282310
Gil Gonçalves :
linda demais
2025-09-02 18:38:18
0
marco.moralesjime
marco moralesjimenez :
Soj hermosa
2025-09-02 02:35:18
2
tignalis
Tignalis :
Besutiful😍❤
2025-09-02 03:16:52
1
user83948688569843
user83948688569843 :
You are wonderful ❤️❤️❤️❤️❤️❤️🥰
2025-09-02 05:15:00
0
mauricio1952._
mauriciorodolfo43 :
🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩@beautiful
2025-09-02 04:26:36
0
romiel.awraham
ROMEO ROMEO :
AI ❤️
2025-09-01 02:07:23
2
user6535474699486
logandavidx :
woow
2025-09-02 14:14:27
0
jirafa9769
Rafa papi rivas :
Beautiful princess
2025-09-01 14:06:25
1
To see more videos from user @huhuyu_123, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Pati bukan sekadar kabupaten. Ia adalah awal dari sebuah retakan yang tak terdengar, tapi terasa. Di sana, rakyat bergerak bukan karena angka pajak, melainkan karena kalimat yang menantang: “Kalau tidak terima, turun ke jalan.” Maka rakyat pun turun, bukan sebagai massa, melainkan sebagai makna yang lama diabaikan. Mereka tidak membawa senjata, hanya tubuh yang lelah dan suara yang selama ini dibungkam oleh protokol. Namun Pati hanyalah alinea pembuka dari naskah panjang tentang kekuasaan yang kian kehilangan malu. Di pusat, gema itu terulang. Seorang menteri menyebut guru sebagai beban negara, seolah pengetahuan adalah utang, bukan cahaya. Seorang pejabat bicara tentang tanah yang bukan milikmu, seolah tubuh petani tak pernah menyatu dengan bumi. Seorang wakil rakyat menyebut tolol mereka yang ingin membubarkan DPR, seolah kritik adalah ancaman, bukan keberanian. Ucapan-ucapan itu bukan serpihan, melainkan pola. Pola kekuasaan yang berbicara dari atas, bukan dari dalam. Pola yang melihat rakyat sebagai objek, bukan subjek. Dan ketika pola itu berulang, tubuh rakyat pun mulai menjawab. Seperti Affan, pengemudi ojek online yang tubuhnya hancur di bawah kendaraan taktis. Ia bukan demonstran, hanya tubuh biasa yang tak sempat menghindar dari negara yang sedang mempertahankan dirinya sendiri. Negara, dalam bentuk terdalamnya, seharusnya adalah bahasa: bahasa yang merangkul, bukan menghardik; bahasa yang menghidupkan, bukan melukai. Tetapi ketika bahasa berubah menjadi senjata, rakyat berhenti mendengar—mereka hanya merasakan. Dan rasa yang diabaikan, lambat laun menjelma gerakan. Bukan untuk menggulingkan, melainkan untuk mengingatkan. Filsafat tidak lahir dari podium. Ia tumbuh dari luka yang dimengerti, dari tubuh yang tak sempat bersuara. Jika negara sungguh ingin kembali menjadi rumah, ia harus berani mengucapkan kalimat yang jujur. Bukan kalimat yang menyelamatkan citra, melainkan kalimat yang membuka luka. Sebab hanya luka yang terbuka yang bisa dirawat, dan hanya luka yang dirawat yang bisa pulih. Pati adalah awal. Jakarta adalah gema. Dan jika kita tak belajar dari bahasa, maka tubuhlah yang akan terus bicara—dengan diam, dengan gerakan, dengan kehilangan yang bahkan tak sempat diberi nama. Pada saat itu, negara tidak lagi gagal menjadi kata; ia telah gagal menjadi rumah. #filosofi #filsafat #refleksi #renungan #bergerak
Pati bukan sekadar kabupaten. Ia adalah awal dari sebuah retakan yang tak terdengar, tapi terasa. Di sana, rakyat bergerak bukan karena angka pajak, melainkan karena kalimat yang menantang: “Kalau tidak terima, turun ke jalan.” Maka rakyat pun turun, bukan sebagai massa, melainkan sebagai makna yang lama diabaikan. Mereka tidak membawa senjata, hanya tubuh yang lelah dan suara yang selama ini dibungkam oleh protokol. Namun Pati hanyalah alinea pembuka dari naskah panjang tentang kekuasaan yang kian kehilangan malu. Di pusat, gema itu terulang. Seorang menteri menyebut guru sebagai beban negara, seolah pengetahuan adalah utang, bukan cahaya. Seorang pejabat bicara tentang tanah yang bukan milikmu, seolah tubuh petani tak pernah menyatu dengan bumi. Seorang wakil rakyat menyebut tolol mereka yang ingin membubarkan DPR, seolah kritik adalah ancaman, bukan keberanian. Ucapan-ucapan itu bukan serpihan, melainkan pola. Pola kekuasaan yang berbicara dari atas, bukan dari dalam. Pola yang melihat rakyat sebagai objek, bukan subjek. Dan ketika pola itu berulang, tubuh rakyat pun mulai menjawab. Seperti Affan, pengemudi ojek online yang tubuhnya hancur di bawah kendaraan taktis. Ia bukan demonstran, hanya tubuh biasa yang tak sempat menghindar dari negara yang sedang mempertahankan dirinya sendiri. Negara, dalam bentuk terdalamnya, seharusnya adalah bahasa: bahasa yang merangkul, bukan menghardik; bahasa yang menghidupkan, bukan melukai. Tetapi ketika bahasa berubah menjadi senjata, rakyat berhenti mendengar—mereka hanya merasakan. Dan rasa yang diabaikan, lambat laun menjelma gerakan. Bukan untuk menggulingkan, melainkan untuk mengingatkan. Filsafat tidak lahir dari podium. Ia tumbuh dari luka yang dimengerti, dari tubuh yang tak sempat bersuara. Jika negara sungguh ingin kembali menjadi rumah, ia harus berani mengucapkan kalimat yang jujur. Bukan kalimat yang menyelamatkan citra, melainkan kalimat yang membuka luka. Sebab hanya luka yang terbuka yang bisa dirawat, dan hanya luka yang dirawat yang bisa pulih. Pati adalah awal. Jakarta adalah gema. Dan jika kita tak belajar dari bahasa, maka tubuhlah yang akan terus bicara—dengan diam, dengan gerakan, dengan kehilangan yang bahkan tak sempat diberi nama. Pada saat itu, negara tidak lagi gagal menjadi kata; ia telah gagal menjadi rumah. #filosofi #filsafat #refleksi #renungan #bergerak

About