@pepoy04_: Stay strategis di Surabaya? RedDoorz dekat CITO jawabannya! Download aplikasi RedDoorz di Play Store / App Store dan pesan kamar favoritmu sekarang juga 🏨✨ #bukasemuapintu #RedDoorz #RedDoorzIndonesia #HotelMurah #surabayastaycation #DekatCITO #TravelSurabaya #fyp #surabaya #sidoarjo

Poy4
Poy4
Open In TikTok:
Region: ID
Tuesday 02 September 2025 03:54:03 GMT
1309
27
0
4

Music

Download

Comments

There are no more comments for this video.
To see more videos from user @pepoy04_, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

lnjutan | POV: Bulan demi bulan berlalu. Kini kamu sudah menjadi seorang mahasiswa semester awal, sedangkan Jungwon mulai sibuk dengan pekerjaannya. Begitu pula dengan hubungan kalian—backstreet yang sudah berjalan sudah setahun tanpa satu pun kecurigaan dari orang tua maupun abangmu. Kalian bermain terlalu bersih. Jungwon tahu betul bagaimana caranya mengontrol diri di depan keluargamu, menjaga perannya sebagai “sahabat abangmu” tanpa celah sedikit pun. Banyak orang percaya bahwa hubungan backstreet jarang bertahan lama—cepat atau lambat biasanya berakhir, seiring perasaan yang pudar. Tapi tidak dengan Jungwon. Anehnya, semakin lama justru cintanya padamu kian dalam. Awalnya kamu berpikir kehidupan sebagai mahasiswa akan terasa berat dan penuh tekanan. Namun kenyataannya berbeda. Kehadiran Jungwon membuat hari-harimu jauh lebih ringan. Semua terasa lebih sederhana ketika ada dia. ——— hari itu, rumahmu sepi dan hanya ada kamu dengan jungwon. kamu sedang sibuk membuat mie instan. Jungwon tiba-tiba datang dari belakang, melingkarkan tangannya di pinggangmu. “kak, jangan ganggu,” kamu protes sambil nyengir. Dia menempelkan dagunya di pundakmu, menghirup aroma parfummu. “biarin. aku lebih suka wangi kamu daripada mie yang kamu bikin.” Wajahmu langsung panas. Kamu mendorong pelan tangannya. “ih, dangdut banget tau ga.” Dia hanya terkekeh, “cuma buat kamu aku bisa gini.” ——— Sore itu hujan turun deras. Listrik sempat berkedip, membuat suasana kian sunyi. Kalian duduk berdua di ayunan taman belakang rumahmu, memperhatikan derasnya hujan. Jungwon menarik tubuhmu ke dalam pelukannya, mengelus lembut lenganmu. “biar anget,” gumamnya. Kamu menoleh cepat. “halah modus kamu kak, pengen peluk-peluk aku aja.” Dia nyengir, menunduk sedikit mendekat. “jangan buka kartu, ah.” Kamu hendak membalas omelannya, tapi dia keburu mencuri kecupan singkat di bibirmu. Degup jantungmu kacau. “kak! nyosor mulu,” katamu refleks. Jungwon hanya menatapmu sambil nyengir jahil. ——— Semua berjalan baik-baik saja sampai hari itu datang. Ayahmu menjodohkanmu dengan anak rekan bisnisnya. Kamu memilih diam, belum berani memberitahu Jungwon. Namun kabar itu lebih dulu sampai ke telinganya melalui abangmu, Jay. Malam itu, rumah sepi. Orang tuamu pergi menghadiri acara bisnis, sementara abangmu lembur di kantor. Saat ketukan pintu terdengar, kamu mengira itu ayah dan ibumu. Nyatanya bukan—itu dia, Jungwon. Begitu pintu terbuka, dia langsung mendorong tubuhmu hingga tersandar ke dinding. Matanya merah, penuh amarah, menatapmu dalam. “lo dijodohin?” suaranya memecah keheningan. “i-iya.. tapi aku ga setuju. aku bakal nolak, kak,” suaramu bergetar. “y/n, kata abang lo ini udah paten. gak bisa diubah.” Tatapannya sesaat melunak, sebelum kembali liar. “gimanapun caranya, lo tetap punya gue. gak ada yang bisa ngejauhin lo dari gue.” Ada rasa takut dalam dirimu, tapi juga ada kepercayaan yang tak bisa kamu jelaskan. Dan saat itu, Jungwon melakukan sesuatu yang gila—terlalu gila untuk bisa kamu hentikan. ——— Beberapa bulan setelah kejadian itu, kamu sempat mendiamkannya. Rasa marah, kecewa, dan bingung bercampur jadi satu. Namun semua pecah ketika kamu mendapati dua garis merah di testpack. Kamu gemetar saat menemui Jungwon. “kak.. aku positif hamil,” ucapmu, menunjukkan testpack di tangan. Alih-alih panik, Jungwon justru tersenyum puas. “bagus. aku udah nunggu ini dari lama.” “kak? kamu bakal tanggung jawab, kan?” tanyamu ragu. Dia mengusap rambutmu lembut. “hey, chill, sayang. aku nggak mungkin pergi dari kamu. aku yang bakal ngomong ke orang tua sama abang kamu.” dia lalu menarikmu ke dalam pelukan, dengan sudut bibir terangkat penuh kepuasan. ——— Hari itu akhirnya tiba. Kamu dan Jungwon mengakui semuanya. Ledakan emosi tak terhindarkan—orang tuamu marah besar, sementara abangmu yang merasa dikhianati bahkan memukuli Jungwon. Bagaimana mungkin sahabat yang dia anggap seperti saudara sendiri tega menghamili adiknya? #pov #jungwon #enhypen #fyp #foryou  limit lnjt di komen. pi weekend ditmenin jungwon 🚩🚩
lnjutan | POV: Bulan demi bulan berlalu. Kini kamu sudah menjadi seorang mahasiswa semester awal, sedangkan Jungwon mulai sibuk dengan pekerjaannya. Begitu pula dengan hubungan kalian—backstreet yang sudah berjalan sudah setahun tanpa satu pun kecurigaan dari orang tua maupun abangmu. Kalian bermain terlalu bersih. Jungwon tahu betul bagaimana caranya mengontrol diri di depan keluargamu, menjaga perannya sebagai “sahabat abangmu” tanpa celah sedikit pun. Banyak orang percaya bahwa hubungan backstreet jarang bertahan lama—cepat atau lambat biasanya berakhir, seiring perasaan yang pudar. Tapi tidak dengan Jungwon. Anehnya, semakin lama justru cintanya padamu kian dalam. Awalnya kamu berpikir kehidupan sebagai mahasiswa akan terasa berat dan penuh tekanan. Namun kenyataannya berbeda. Kehadiran Jungwon membuat hari-harimu jauh lebih ringan. Semua terasa lebih sederhana ketika ada dia. ——— hari itu, rumahmu sepi dan hanya ada kamu dengan jungwon. kamu sedang sibuk membuat mie instan. Jungwon tiba-tiba datang dari belakang, melingkarkan tangannya di pinggangmu. “kak, jangan ganggu,” kamu protes sambil nyengir. Dia menempelkan dagunya di pundakmu, menghirup aroma parfummu. “biarin. aku lebih suka wangi kamu daripada mie yang kamu bikin.” Wajahmu langsung panas. Kamu mendorong pelan tangannya. “ih, dangdut banget tau ga.” Dia hanya terkekeh, “cuma buat kamu aku bisa gini.” ——— Sore itu hujan turun deras. Listrik sempat berkedip, membuat suasana kian sunyi. Kalian duduk berdua di ayunan taman belakang rumahmu, memperhatikan derasnya hujan. Jungwon menarik tubuhmu ke dalam pelukannya, mengelus lembut lenganmu. “biar anget,” gumamnya. Kamu menoleh cepat. “halah modus kamu kak, pengen peluk-peluk aku aja.” Dia nyengir, menunduk sedikit mendekat. “jangan buka kartu, ah.” Kamu hendak membalas omelannya, tapi dia keburu mencuri kecupan singkat di bibirmu. Degup jantungmu kacau. “kak! nyosor mulu,” katamu refleks. Jungwon hanya menatapmu sambil nyengir jahil. ——— Semua berjalan baik-baik saja sampai hari itu datang. Ayahmu menjodohkanmu dengan anak rekan bisnisnya. Kamu memilih diam, belum berani memberitahu Jungwon. Namun kabar itu lebih dulu sampai ke telinganya melalui abangmu, Jay. Malam itu, rumah sepi. Orang tuamu pergi menghadiri acara bisnis, sementara abangmu lembur di kantor. Saat ketukan pintu terdengar, kamu mengira itu ayah dan ibumu. Nyatanya bukan—itu dia, Jungwon. Begitu pintu terbuka, dia langsung mendorong tubuhmu hingga tersandar ke dinding. Matanya merah, penuh amarah, menatapmu dalam. “lo dijodohin?” suaranya memecah keheningan. “i-iya.. tapi aku ga setuju. aku bakal nolak, kak,” suaramu bergetar. “y/n, kata abang lo ini udah paten. gak bisa diubah.” Tatapannya sesaat melunak, sebelum kembali liar. “gimanapun caranya, lo tetap punya gue. gak ada yang bisa ngejauhin lo dari gue.” Ada rasa takut dalam dirimu, tapi juga ada kepercayaan yang tak bisa kamu jelaskan. Dan saat itu, Jungwon melakukan sesuatu yang gila—terlalu gila untuk bisa kamu hentikan. ——— Beberapa bulan setelah kejadian itu, kamu sempat mendiamkannya. Rasa marah, kecewa, dan bingung bercampur jadi satu. Namun semua pecah ketika kamu mendapati dua garis merah di testpack. Kamu gemetar saat menemui Jungwon. “kak.. aku positif hamil,” ucapmu, menunjukkan testpack di tangan. Alih-alih panik, Jungwon justru tersenyum puas. “bagus. aku udah nunggu ini dari lama.” “kak? kamu bakal tanggung jawab, kan?” tanyamu ragu. Dia mengusap rambutmu lembut. “hey, chill, sayang. aku nggak mungkin pergi dari kamu. aku yang bakal ngomong ke orang tua sama abang kamu.” dia lalu menarikmu ke dalam pelukan, dengan sudut bibir terangkat penuh kepuasan. ——— Hari itu akhirnya tiba. Kamu dan Jungwon mengakui semuanya. Ledakan emosi tak terhindarkan—orang tuamu marah besar, sementara abangmu yang merasa dikhianati bahkan memukuli Jungwon. Bagaimana mungkin sahabat yang dia anggap seperti saudara sendiri tega menghamili adiknya? #pov #jungwon #enhypen #fyp #foryou limit lnjt di komen. pi weekend ditmenin jungwon 🚩🚩

About