@arjunkhan972: Penjarahan di rumah sejumlah pejabat dan anggota DPR RI pada 30-31 Agustus 2025 masih menyisakan tanda tanya besar. Publik menuding aparat keamanan, termasuk TNI, terlambat bertindak hingga aksi brutal massa tak terbendung Rumah Ahmad Sahroni, Uya Kuya, Eko Patrio Nafa Urbach, hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati jadi sasaran amuk massa. Sejumlah barang dijarah, fasilitas dirusak bahkan warga sekitar ikut terancam. Kesaksian warga Bintaro, Tangerang Selatan, mengungkap massa datang berkali-kali ke rumah Sri Mulyani. "Sekitar pukul 01.30 mereka masuk, lalu kembali lagi pukul 02.30 dan 03.30. Barang dijarah, suasana kacau, ada yang mabuk, ada yang memang berniat merusak," kata Iqbal Rezeki Awal, koordinator keamanan setempat Kritik deras pun muncul di media sosial. TNI dan Polri dituding membiarkan aksi, karena pasukan baru terlihat berjaga setelah penjarahan selesai. Menanggapi tudingan itu, Wakil Panglima TNI Jenderal Tandyo Budi Revita angkat bicara. la menegaskan, TNI tak bisa serta-merta turun tanpa permintaan resmi Polri. "Kita taat konstitusi. Ada permintaan tidak? Kita kan perbantuan. Permintaan itu baru turun 30 Agustus sore, maka 31 Agustus TNI bergerak,' ujar Tandyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (1/9/2025). la juga menolak tudingan TNI membiarkan pembakaran fasilitas umum, termasuk Stasiun MRT. Menurutnya, objek vital nasional punya aturan pengamanan khusus yang sudah diatur undang-undang. Meski begitu, publik tetap menyoroti koordinasi lamban antara Polri dan TNI. Sebagian menilai aparat seolah menunggu hingga kerusakan terjadi, baru bergerak setelah situasi memburuk. Kini, bola panas ada di tangan pemerintah Apakah benar ini soal prosedur hukum semata, atau ada unsur pembiaran yang disengaja? #TNI #Polri #Penjarahan #SriMulyani #AhmadSahroni

ROHMAT SANTOSO Tv

Open In TikTok:

Region: ID

Tuesday 02 September 2025 23:26:02 GMT