Language
English
عربي
Tiếng Việt
русский
français
español
日本語
한글
Deutsch
हिन्दी
简体中文
繁體中文
Home
How To Use
Language
English
عربي
Tiếng Việt
русский
français
español
日本語
한글
Deutsch
हिन्दी
简体中文
繁體中文
Home
Detail
@tonycase96: Ốp đẹp khum ạ #tonycase96 #oplungchongsoc #oplungiphone #oplungiphonexin #oplungmagsafe
TONY Case 💎
Open In TikTok:
Region: VN
Wednesday 03 September 2025 16:00:00 GMT
4831
18
0
1
Music
Download
No Watermark .mp4 (
2.66MB
)
No Watermark(HD) .mp4 (
1.55MB
)
Watermark .mp4 (
0MB
)
Music .mp3
Comments
There are no more comments for this video.
To see more videos from user @tonycase96, please go to the Tikwm homepage.
Other Videos
#greenscreenvideo
Intinya mma tahan arus puku afu sa😆#brandafypシ #nttpride🏝🔥kupangntt💯
#YnwBortlen takes a 10 year plea! #YNWBortlen #YnwMelly #Court #Crime
Cellulitis is no joke to say I’m disgusted is really and understatement #cellulitis
Jarang ada pejabat di republik ini yang bisa bertahan lintas rezim, apalagi di kursi panas Menteri Keuangan. Tapi Sri Mulyani Indrawati mampu menembus tiga presiden dengan karakter dan kepentingan yang berbeda: SBY, Jokowi, dan Prabowo. Pertanyaannya, kenapa dia bisa dipakai terus? Apakah karena keahliannya, atau karena para presiden tahu tanpa Sri Mulyani, pasar tak akan percaya pada Indonesia? Era SBY: Sang Eksekutor Reformasi Tahun 2005, ketika SBY menunjuk Sri Mulyani, APBN hanya sekitar Rp495 triliun. Negara masih trauma krisis 1998, birokrasi pajak dan bea cukai penuh citra korup. Sri Mulyani datang dengan “pedang” reformasi: menyingkirkan pejabat bermasalah, menaikkan standar gaji, dan menegakkan disiplin anggaran. Hasilnya nyata. Tahun 2010, APBN sudah menembus Rp1.042 triliun, nyaris dua kali lipat dari lima tahun sebelumnya. Bahkan saat krisis global 2008, ekonomi Indonesia masih tumbuh 4,6%—prestasi langka di dunia. Tapi jangan lupa, di balik prestasi itu ada noda besar: kasus Bank Century. Bagi banyak orang, keputusan penyelamatan itu adalah penyelamatan bank bermasalah dengan uang rakyat. Bagi Sri Mulyani, itu soal mencegah domino collapse. Sejak saat itu, namanya selalu identik dengan kata “kontroversi.” Era Jokowi: Penjaga Kredibilitas Pasar Ketika Jokowi memanggilnya kembali di 2016, tantangannya berbeda. Negara butuh dana raksasa untuk membiayai ambisi infrastruktur, tapi penerimaan pajak jeblok. Sri Mulyani kembali dengan jurus baru: Tax Amnesty. Hasilnya mencengangkan: deklarasi aset mencapai Rp4.813 triliun. Hebat? Ya. Tapi banyak yang menganggap kebijakan itu sebagai “diskon dosa” bagi pengemplang pajak. Lalu datang pandemi COVID-19. Sri Mulyani menggelontorkan ratusan triliun rupiah lewat Program Pemulihan Ekonomi Nasional. APBN melonjak ke Rp2.739 triliun pada 2020, bahkan Rp3.106 triliun pada 2022. Ekonomi Indonesia hanya minus 2,07% pada 2020—lebih baik daripada banyak negara. Tapi kritik tetap berdatangan: alokasi dana dianggap lebih berpihak ke korporasi besar daripada UMKM dan rakyat kecil. Meski dikritik, ia tetap jadi wajah kredibilitas Indonesia di mata investor global. Tanpa Sri Mulyani, banyak yang percaya rating utang Indonesia bisa terjun bebas. Ketika Prabowo jadi presiden 2024, banyak yang menduga Sri Mulyani akan disingkirkan. Nyatanya tidak—justru dipertahankan. Alasannya jelas: Prabowo tahu, tanpa dirinya, pasar internasional bisa panik. Tapi inilah fase paling tegang. Prabowo datang dengan agenda bombastis: makan bergizi gratis, kenaikan gaji ASN, hingga belanja pertahanan raksasa. Semua butuh dana triliunan. Sri Mulyani mencoba menahan: defisit jangan sampai jebol, utang jangan sampai liar. Inilah benturan ideologis: ekspansi ala Prabowo vs disiplin ala Sri Mulyani. Akhirnya, September 2025, Sri Mulyani digantikan. Pasar langsung bereaksi: rupiah melemah, IHSG terjun. Itu sinyal keras: bagi investor, kehilangan Sri Mulyani lebih menakutkan daripada ganti presiden. Mari bicara data. 2005 (awal Sri Mulyani): Rp495 triliun 2010 (akhir era SBY): Rp1.042 triliun 2016 (awal era Jokowi): Rp1.864 triliun 2019 (pra pandemi): Rp2.461 triliun 2022 (puncak pandemi): Rp3.106 triliun Dalam 20 tahun, APBN membengkak hampir enam kali lipat. Defisit sempat membengkak ke 6,1% PDB saat pandemi, tapi ia berhasil menurunkannya kembali ke batas 3% hanya tiga tahun kemudian. Rasio utang? Naik ke 40% saat pandemi, lalu kembali stabil—jauh di bawah batas 60%. Angka ini bukan sekadar statistik, tapi bukti bahwa Sri Mulyani berhasil menjaga fondasi fiskal, meski harus menelan cacian bahwa ia “terlalu teknokrat” dan tak berpihak pada rakyat kecil. Apapun kontroversinya, satu hal jelas: Sri Mulyani bukan sekadar menteri, tapi simbol. Di mata dunia, ia adalah guardian of fiscal discipline. Di mata politik dalam negeri, ia sering dianggap “menteri lebih kuat dari presiden” karena tanpa dia, pasar bisa gonjang-ganjing. setelah Sri Mulyani, siapa yang berani memegang kendali fiskal dengan disiplin sekeras dirinya? #prabowo #gibran
Chicken Cordon Bleu #Recipe #pagkaingpinoy #filipinofood #pinoyfood
About
Robot
Legal
Privacy Policy