@ghurfataltahqiq:

ghurfataltahqiq
ghurfataltahqiq
Open In TikTok:
Region: DZ
Wednesday 03 September 2025 18:53:03 GMT
231636
6778
290
1852

Music

Download

Comments

nabila_miya
D :
صحيتي فحلة بنت رجال ❤
2025-09-04 09:24:29
13
hamid26090454
Hamid ben pna :
انا نقعد في بلادي و نريح هنا ونخلص بروسي ونديرهم ڨع وتحيا بلادي و بلادي مدامني حي
2025-09-03 23:56:29
16
user5520711581659
أبوبكر أبوبكر :
ڨلتي كلش راه في ڨلبي راني عياااااااااااااااااان صاي تقاضالي الجهد وتقاضالي الصبر باغي نرحل للمكسيك بأي طريقة مع أنو راني بينرحل بلا خاطري صاي مانجمش دك نموت بالقنطة ☝️⚖️أني مغلوب فإنتصر 🇩🇿🇩🇿🙏🙏
2025-09-04 09:52:01
0
wailben88
Wail :
امرأة ب 100 راجل 🫡
2025-09-04 01:07:35
71
moussa.khemane
moussa khemane/موسي خمان :
هاذي المرا وقفت معاية وقفا تع رجال مننسهالكش و ربي يحفظك و دعيتلك بلخير
2025-09-04 09:55:43
4
bachirsaoudi2
Bachir Saoudi :
طموحي نهجر من البلاد زدتي شجعتيني ختي مبقاش بزاف
2025-09-04 06:38:39
7
n4468101
꧁҉ཽᵛ͢ᵎᵖ♔ཻ͜͡🇲🇫ᎻᎯᏚᏁᎥ᭄N⁷➎ :
2025-09-03 22:54:33
20
saidben819
₹₹₹₹₹☆ :
والله كلامها صحيح 10000/100
2025-09-04 07:09:26
8
user5690533097626
شيشاني :
يا ختي جعلك ربي مخرج من هدي بلاد حمدالله تهنيت من ظلم
2025-09-03 23:24:13
21
jijilafleur23
jiji la fleur :
عندها الف الف حق
2025-09-04 09:21:45
0
mouhamed.khalile6
Mouhamed Khalile :
كيفاه سنة خدمت عدة مناصب مافهمناش
2025-09-03 23:15:52
0
arbichaib3
Arbi chaib :
غير هاذي لي قالت كلمت الحق لي كانت في قلبي بارك الله فيك يا إمرأة
2025-09-03 23:08:12
9
sad.dimo
Sad Dimo :
تحيا بلادي
2025-09-04 09:00:09
0
mohamed.bba.moham5
Mohamed pars :
فحلة بنت العز راكي هدرتي على لسان الجزائرين وهدرتي الحق
2025-09-04 00:17:11
15
jalaljalaldz
Jalal Jalaldz :
بارك الله فيك بنت الاصل ربي اهنيك
2025-09-04 00:26:42
9
mohamedmadrid0908
Mohamed Madrid :
هدرت الصح الواقع رانا نعيشوه
2025-09-03 22:51:06
11
karim.karim7733395459520
karim karim :
كي اتكون فقير. والله يحڨروك مام من الشعب ولا الدولة. والقهر حسي الله نعمة وكيل. والله الواحد راه قلبو امعمر ربي الفرج اعلينا ان شاءالله
2025-09-04 07:34:58
2
brahima.bouadda
Brahima Bouadda :
بنت الفامليا
2025-09-04 05:53:45
4
keza05204
الصقر 🦅 الجارح :
كلام صواب بارك الله فيك جزاك الله خيرا
2025-09-04 08:56:38
2
nedjima14
Benaissa :
الهدر لي في قلبي قلتيها👌💯💯
2025-09-04 09:04:35
1
walid.napoli79
Walid napoli :
عندك الحق تهنيتي
2025-09-04 08:11:50
2
jalaldine702
Abdou :
ربي يسترها ان شاء الله
2025-09-04 09:04:52
1
nasromzg
Näsrø mëzrªg :
هدرت الواقع لي رانا نعيشوه
2025-09-04 02:44:49
4
user13012863636732
عبدو للالبسة النسائية :
ماشاء الله من طريقة حكيها تبان مراة محترمة ومتربية ومظلومة ربي يوفقك اختي
2025-09-04 08:57:06
1
karim.sadrata
Karim Sadrata :
انا قنعتني صراحة راحة
2025-09-04 07:03:18
3
To see more videos from user @ghurfataltahqiq, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

BANDA ACEH – Dukungan terhadap Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Zulfadhli, yang sempat melontarkan opsi pisah dari Pusat, kian menguat. Kali ini, giliran Komite Peralihan Aceh (KPA) Luar Negeri yang menyatakan sikap tegas berdiri di belakang Zulfadhli. Ketua KPA Luar Negeri, T Emi Syamsyumi alias Abu Salam, menegaskan ucapan Zulfadhli bukanlah lontaran emosional, melainkan cerminan kegelisahan rakyat Aceh. “Pisah dari Jakarta bukan dosa, itu hak politik yang dijamin sejarah dan hukum,” kata Abu Salam, Kamis, 2 September 2025. Pernyataan itu muncul setelah sejumlah pihak, termasuk Ketua Pembela Tanah Air (PeTA) Teuku Sukandi, mendesak Zulfadhli mundur dari kursi Ketua DPRA. Namun Abu Salam justru balik menyerang. Ia menyebut Sukandi sebagai bagian dari kelompok Milisi, barisan anti Gerakan Aceh Merdeka (GAM), yang di masa konflik kerap menyebut GAM sebagai kelompok biadab. “Jangan bawa-bawa nama Teuku untuk menutupi sejarah. Sejak dulu para Teuku berdiri di garis depan perjuangan Aceh. Kalau ada yang mengaku keturunan tapi justru jadi alat penindasan, itu pengkhianatan, bukan perjuangan,” tegasnya. Menurut Abu Salam, wacana pisah dari Indonesia tidak bisa langsung dicap provokatif. Ia mengingatkan kembali isi MoU Helsinki yang ditandatangani pada 15 Agustus 2005, yang menurutnya merupakan kontrak politik sah secara hukum internasional. “MoU itu menegaskan Aceh berhak mengatur dirinya sendiri, punya partai politik lokal, bendera, lambang, hingga pengelolaan sumber daya. Kalau hari ini rakyat bicara pisah, itu konsekuensi dari janji-janji yang dikhianati Jakarta,” ujarnya. Ia menambahkan, kritik Zulfadhli harus dibaca sebagai alarm bahwa Pemerintah Pusat gagal memenuhi butir-butir kesepakatan yang telah berusia dua dekade. “Selama 20 tahun, MoU Helsinki jadi jargon tanpa implementasi penuh. Migas masih Jakarta yang kendalikan, tanah ulayat diperas korporasi, rakyat cuma dapat remah. Kalau begini, buat apa kita bertahan,” kata Abu Salam. Selengkapnya di AJNN
BANDA ACEH – Dukungan terhadap Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Zulfadhli, yang sempat melontarkan opsi pisah dari Pusat, kian menguat. Kali ini, giliran Komite Peralihan Aceh (KPA) Luar Negeri yang menyatakan sikap tegas berdiri di belakang Zulfadhli. Ketua KPA Luar Negeri, T Emi Syamsyumi alias Abu Salam, menegaskan ucapan Zulfadhli bukanlah lontaran emosional, melainkan cerminan kegelisahan rakyat Aceh. “Pisah dari Jakarta bukan dosa, itu hak politik yang dijamin sejarah dan hukum,” kata Abu Salam, Kamis, 2 September 2025. Pernyataan itu muncul setelah sejumlah pihak, termasuk Ketua Pembela Tanah Air (PeTA) Teuku Sukandi, mendesak Zulfadhli mundur dari kursi Ketua DPRA. Namun Abu Salam justru balik menyerang. Ia menyebut Sukandi sebagai bagian dari kelompok Milisi, barisan anti Gerakan Aceh Merdeka (GAM), yang di masa konflik kerap menyebut GAM sebagai kelompok biadab. “Jangan bawa-bawa nama Teuku untuk menutupi sejarah. Sejak dulu para Teuku berdiri di garis depan perjuangan Aceh. Kalau ada yang mengaku keturunan tapi justru jadi alat penindasan, itu pengkhianatan, bukan perjuangan,” tegasnya. Menurut Abu Salam, wacana pisah dari Indonesia tidak bisa langsung dicap provokatif. Ia mengingatkan kembali isi MoU Helsinki yang ditandatangani pada 15 Agustus 2005, yang menurutnya merupakan kontrak politik sah secara hukum internasional. “MoU itu menegaskan Aceh berhak mengatur dirinya sendiri, punya partai politik lokal, bendera, lambang, hingga pengelolaan sumber daya. Kalau hari ini rakyat bicara pisah, itu konsekuensi dari janji-janji yang dikhianati Jakarta,” ujarnya. Ia menambahkan, kritik Zulfadhli harus dibaca sebagai alarm bahwa Pemerintah Pusat gagal memenuhi butir-butir kesepakatan yang telah berusia dua dekade. “Selama 20 tahun, MoU Helsinki jadi jargon tanpa implementasi penuh. Migas masih Jakarta yang kendalikan, tanah ulayat diperas korporasi, rakyat cuma dapat remah. Kalau begini, buat apa kita bertahan,” kata Abu Salam. Selengkapnya di AJNN

About