@nongorm00k: LINGORM PRESENTER PANTENE #PanteneLivexLingOrm #ormkornnaphat #lingorm #linglingkwong #หลิงออม

phikorn🦋
phikorn🦋
Open In TikTok:
Region: ID
Saturday 06 September 2025 14:44:45 GMT
61463
7444
35
72

Music

Download

Comments

intrepid_explorer
Sally Forth Supply Co. :
that face says...the rules now apply 😉
2025-09-06 18:24:35
64
user33871862014815
bintang :
ekspresi orm pas bagian akhir flexing bgt ya😭
2025-09-06 16:12:26
17
ajarwo24
Ajarwo24 :
kan udah punya hak.. jadi tau kan kenapa nurut?😜. Pacar yang baik.. dr nyuruh makan sampe pake baju yg ga terlalu terbuka.. mantapp ketuaa🥰
2025-09-06 15:32:46
49
aaaakasih_hanaaaa
mixsagrib :
kan nong sao udah bilang psao kalo mau ngatur harus dijadikan pacar dulu. nah ini udah sah jadi ya nongsao nurut 😂
2025-09-06 14:53:23
73
ayam.sapi8
... :
udah ketebak pasti disuruh jiejienya😁
2025-09-06 15:44:41
21
nia.risky19
leo_18 :
brti dah real nih lingorm krna udh ada peraturan soal baju dan mkn😂🤭🤭
2025-09-06 16:06:10
16
chasymsanii
chasyms🪐 :
mntapp uhh asikk🥰🤭
2025-09-06 15:47:10
4
00k.0rm
Abu Chicken Kwong🐥🇲🇨 :
jadi ingat apa yang mommy orm bilang.. kalau dia suka sama seseorang dia akan berpenampilan yang menarik perhatian pasangannya🤣🤣🤣 duh mommy akoh bahagia terus ya sama papa abu😘
2025-09-06 16:00:53
11
sisemutmerah01
sisemutmerah01 :
Pantes aja bayi semenjak jadi pacar baju ketutup mulu 😂 takut dimarahin ternyata😂
2025-09-06 15:59:11
11
.broke_n
👿💩 :
Which means she use to it now by not wearing to revealing clothes waahhg , which means they’re really dating haha , u know why? Her usual clothes before suddenly and slowly changed until now ling confirmed that lately she’s not wearing to revealingly much clothes 😍😍🌈 waaaah🤧🤧
2025-09-06 16:24:30
10
fkzmaksldk
m🌱 :
Nah kan nurut, begitulah pacar ups
2025-09-06 15:57:52
6
uhuuk28
Generous 69 :
orm salting nhly nembus layar niih
2025-09-06 16:12:29
2
namakuel87
eL 🌷 :
no...
2025-09-06 16:05:58
2
user2961365686156
pandaa🐼 :
😂😂🤪
2025-09-06 15:06:23
1
sirleqsjidw
sirley :
❤️❤️❤️
2025-09-06 14:49:36
2
zinzni82
user6175547513175 :
❤️❤️❤️
2025-09-06 14:53:00
1
caya55555
Caya55555 :
😁😁😁
2025-09-06 14:52:57
1
yamel11
ya :
😁
2025-09-07 02:12:53
0
ilyria21
myselffirst21 :
🥰🥰🥰
2025-09-07 01:53:14
0
luc.lac11
lucky164 :
🥰🥰🥰
2025-09-06 16:32:31
0
desipermatasari9572
user12700327276 :
🥰🥰🥰
2025-09-06 15:39:08
0
camseuweeeg21
MICA ☀️🫡 :
So GF’s! Im not gonna shut up
2025-09-06 15:27:45
4
xjane90
XphileJane :
OOK has RIGHTS now....🤭🤭😅😂
2025-09-06 18:49:03
5
kemodocs17
kemodocs17 :
Daddy Lingling 😩🥵🥵🥵
2025-09-06 22:21:00
1
rinkushika35
Itsmyname :
we will never get cunty orm again guys😭😭😆her gf won't allowed it
2025-09-07 00:32:24
0
To see more videos from user @nongorm00k, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa tidak ada rencana untuk merombak jajaran kabinet Merah Putih dalam waktu dekat. Penegasan itu disampaikan dengan lugas dalam pertemuan resmi di Istana pada 5 September 2025. Ia menyebut bahwa para menterinya bekerja dengan baik, solid, dan produktif. Pernyataan ini muncul di tengah menguatnya spekulasi publik bahwa reshuffle sudah mendekat, terutama karena tekanan dari sejumlah kelompok politik yang menilai beberapa pos kementerian masih diisi oleh figur yang tidak sejalan dengan visi kepemimpinan Prabowo. Tetapi publik bukan hanya menilai performa teknis para menteri. Yang lebih mendalam adalah persoalan legitimasi arah pemerintahan. Apakah Presiden Prabowo benar-benar sudah mengambil kendali politik penuh, atau masih berada di bawah bayang-bayang warisan Jokowi? Pernyataan Prabowo yang menyebut bahwa kinerja kabinet “mendekati sempurna” bukan hanya terasa berlebihan, tetapi juga menunjukkan bahwa ia masih enggan mengambil langkah korektif terhadap struktur kekuasaan yang dibentuk sebelum dirinya menjabat. Tidak bisa dimungkiri bahwa banyak posisi strategis di kabinet saat ini masih diisi oleh orang-orang yang secara politis merupakan titipan kekuatan lama. Mereka bukan bagian dari koalisi yang memenangkan Prabowo dalam Pilpres 2024, tetapi masih memegang posisi penting seolah-olah tidak pernah terjadi pergantian kekuasaan. Inilah titik persoalan yang sesungguhnya. Bukan soal reshuffle sebagai simbol, tapi soal keberanian mengambil keputusan strategis untuk memutus ketergantungan terhadap figur lama yang pengaruhnya masih membayangi pemerintahan. Ketika Prabowo menyebut bahwa kritik adalah bagian dari demokrasi tetapi tidak cukup alasan untuk melakukan reshuffle, itu bisa dibaca sebagai sinyal bahwa dirinya lebih mengutamakan harmoni elite dibanding kemauan rakyat. Padahal, dalam konteks demokrasi, kehendak publik semestinya menjadi kompas utama. Dan kehendak itu sudah cukup jelas sejak pemilu lalu: rakyat ingin arah baru, bukan sekadar kesinambungan tanpa evaluasi. Dengan tidak melakukan reshuffle, Prabowo memberi kesan bahwa ia memilih kenyamanan politik di atas reformasi struktural. Ia tampak belum siap mengambil risiko politik dengan menyingkirkan menteri yang tidak lagi relevan atau bahkan kontraproduktif dengan agenda pemerintahannya sendiri. Ketegasan yang diucapkan belum tentu berarti keberanian. Dalam politik, ada kalanya ketegasan justru menjadi alat untuk menolak tanggung jawab. Jika Presiden Prabowo benar-benar percaya bahwa kepemimpinannya harus berdiri di atas pondasi yang kokoh, maka ia tidak boleh terus bergantung pada arsitektur kekuasaan yang disusun oleh pendahulunya. Setiap pemimpin yang ingin menciptakan legacy sendiri, harus mulai dari keberanian memutus mata rantai ketergantungan itu. Reshuffle kabinet bukan soal gonta-ganti posisi. Ini adalah soal konsolidasi arah pemerintahan. Lebih dari itu, membiarkan wajah-wajah lama tetap mengisi pos kunci adalah bentuk pelemahan simbolik terhadap mandat rakyat. Rakyat tidak memilih Prabowo untuk melanjutkan kepatuhan terhadap sistem lama yang penuh kompromi, melainkan untuk melakukan koreksi dan mengambil alih kendali. Jika reshuffle ditunda terus-menerus dengan alasan kinerja yang “baik-baik saja”, maka publik akan bertanya: apakah ini benar-benar pemerintahan baru, atau hanya kelanjutan dari pemerintahan lama yang diperhalus? Editorial ini bukan untuk mendikte langkah politik Presiden. Tetapi untuk mengingatkan bahwa kekuasaan yang tidak digunakan dengan keberanian akan segera kehilangan makna. Prabowo adalah presiden yang dipilih secara sah oleh rakyat. Maka sudah semestinya ia menjalankan mandat itu dengan kemandirian penuh, termasuk dalam menyusun tim kerja yang benar-benar mewakili visinya. Menunda reshuffle adalah menunda kejelasan arah. Dan bangsa ini sudah cukup lama hidup dalam ketidakjelasan. @gerindra #fyp #indonesiaemas #prabowosubianto #fypage
Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa tidak ada rencana untuk merombak jajaran kabinet Merah Putih dalam waktu dekat. Penegasan itu disampaikan dengan lugas dalam pertemuan resmi di Istana pada 5 September 2025. Ia menyebut bahwa para menterinya bekerja dengan baik, solid, dan produktif. Pernyataan ini muncul di tengah menguatnya spekulasi publik bahwa reshuffle sudah mendekat, terutama karena tekanan dari sejumlah kelompok politik yang menilai beberapa pos kementerian masih diisi oleh figur yang tidak sejalan dengan visi kepemimpinan Prabowo. Tetapi publik bukan hanya menilai performa teknis para menteri. Yang lebih mendalam adalah persoalan legitimasi arah pemerintahan. Apakah Presiden Prabowo benar-benar sudah mengambil kendali politik penuh, atau masih berada di bawah bayang-bayang warisan Jokowi? Pernyataan Prabowo yang menyebut bahwa kinerja kabinet “mendekati sempurna” bukan hanya terasa berlebihan, tetapi juga menunjukkan bahwa ia masih enggan mengambil langkah korektif terhadap struktur kekuasaan yang dibentuk sebelum dirinya menjabat. Tidak bisa dimungkiri bahwa banyak posisi strategis di kabinet saat ini masih diisi oleh orang-orang yang secara politis merupakan titipan kekuatan lama. Mereka bukan bagian dari koalisi yang memenangkan Prabowo dalam Pilpres 2024, tetapi masih memegang posisi penting seolah-olah tidak pernah terjadi pergantian kekuasaan. Inilah titik persoalan yang sesungguhnya. Bukan soal reshuffle sebagai simbol, tapi soal keberanian mengambil keputusan strategis untuk memutus ketergantungan terhadap figur lama yang pengaruhnya masih membayangi pemerintahan. Ketika Prabowo menyebut bahwa kritik adalah bagian dari demokrasi tetapi tidak cukup alasan untuk melakukan reshuffle, itu bisa dibaca sebagai sinyal bahwa dirinya lebih mengutamakan harmoni elite dibanding kemauan rakyat. Padahal, dalam konteks demokrasi, kehendak publik semestinya menjadi kompas utama. Dan kehendak itu sudah cukup jelas sejak pemilu lalu: rakyat ingin arah baru, bukan sekadar kesinambungan tanpa evaluasi. Dengan tidak melakukan reshuffle, Prabowo memberi kesan bahwa ia memilih kenyamanan politik di atas reformasi struktural. Ia tampak belum siap mengambil risiko politik dengan menyingkirkan menteri yang tidak lagi relevan atau bahkan kontraproduktif dengan agenda pemerintahannya sendiri. Ketegasan yang diucapkan belum tentu berarti keberanian. Dalam politik, ada kalanya ketegasan justru menjadi alat untuk menolak tanggung jawab. Jika Presiden Prabowo benar-benar percaya bahwa kepemimpinannya harus berdiri di atas pondasi yang kokoh, maka ia tidak boleh terus bergantung pada arsitektur kekuasaan yang disusun oleh pendahulunya. Setiap pemimpin yang ingin menciptakan legacy sendiri, harus mulai dari keberanian memutus mata rantai ketergantungan itu. Reshuffle kabinet bukan soal gonta-ganti posisi. Ini adalah soal konsolidasi arah pemerintahan. Lebih dari itu, membiarkan wajah-wajah lama tetap mengisi pos kunci adalah bentuk pelemahan simbolik terhadap mandat rakyat. Rakyat tidak memilih Prabowo untuk melanjutkan kepatuhan terhadap sistem lama yang penuh kompromi, melainkan untuk melakukan koreksi dan mengambil alih kendali. Jika reshuffle ditunda terus-menerus dengan alasan kinerja yang “baik-baik saja”, maka publik akan bertanya: apakah ini benar-benar pemerintahan baru, atau hanya kelanjutan dari pemerintahan lama yang diperhalus? Editorial ini bukan untuk mendikte langkah politik Presiden. Tetapi untuk mengingatkan bahwa kekuasaan yang tidak digunakan dengan keberanian akan segera kehilangan makna. Prabowo adalah presiden yang dipilih secara sah oleh rakyat. Maka sudah semestinya ia menjalankan mandat itu dengan kemandirian penuh, termasuk dalam menyusun tim kerja yang benar-benar mewakili visinya. Menunda reshuffle adalah menunda kejelasan arah. Dan bangsa ini sudah cukup lama hidup dalam ketidakjelasan. @gerindra #fyp #indonesiaemas #prabowosubianto #fypage

About