@india.priddy: No makeup makeup routine #fyp #nomakeupmakeup #makeup #tutorials

India
India
Open In TikTok:
Region: GB
Monday 08 September 2025 10:16:17 GMT
669
90
10
1

Music

Download

Comments

frankoce.an
sierra :
10/10
2025-09-08 12:23:27
1
pammywammi
Pam :
What primer do u use 🤩
2025-09-08 12:10:56
1
jaynejxne
ratqueen :
Fav
2025-09-08 22:54:00
1
l1v_
L1v_ :
Love😍
2025-09-08 11:54:21
1
sophia.pataraa
𝐒𝐨𝐩𝐡𝐢𝐚♡ :
so cutee😍
2025-09-08 10:24:53
1
thetoonthemags
thetoonthemags :
Can I send you money goddess 🙇‍♂️
2025-09-09 02:29:26
0
mascarado2243
Mascarado2243 :
Hi pretty! We'd love to collab and send you a FREE PR-Dm us if you're interested 💞
2025-09-08 22:39:37
0
vibecoreaf
🥰 :
girlies teamworkk!! i follow4followw?💞💞
2025-09-08 19:56:18
0
To see more videos from user @india.priddy, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Beberapa hari setelah mendengar vonis dokter, kamu mulai terbiasa dengan rutinitas baru, bangun pagi, menyiapkan sarapan, membantu Jay duduk di kursi roda, memandikannya, bahkan memakaikan bajunya. Suatu sore, kamu berdiri di dapur, memandangi ponselmu. Jari-jarimu ragu, tapi akhirnya kamu menekan nomor Hyera. Panggilan terhubung.
Beberapa hari setelah mendengar vonis dokter, kamu mulai terbiasa dengan rutinitas baru, bangun pagi, menyiapkan sarapan, membantu Jay duduk di kursi roda, memandikannya, bahkan memakaikan bajunya. Suatu sore, kamu berdiri di dapur, memandangi ponselmu. Jari-jarimu ragu, tapi akhirnya kamu menekan nomor Hyera. Panggilan terhubung. "Ada apa?" suara Hyera datar, seperti biasa. "Kamu bisa datang? Urus Jay," katamu tanpa basa-basi. Hening sejenak di ujung sana. Lalu tawa kecil terdengar. "Urus? Dia sekarang… lumpuh, kan?" nadanya terdengar jijik. "No, thanks. Kamu aja. Lagian, kamu istrinya." Kamu menghela napas, tapi bibirmu melengkung sinis. "Kenapa? Bukannya kamu yang mau punya anak sama dia?" Hyera mendecak. "Aku nggak tertarik sama cowok cacat. Lagian, aku nggak mau buang waktuku buat seseorang yang bahkan nggak bisa berdiri." Kata-kata itu seperti racun, tapi kamu menahannya, lalu tertawa kecil. "Lucu ya… kamu bilang nggak mau buang waktu, padahal dari awal kamu cuma di jadiin pelampiasan. Dan sekarang? Dia nggak bisa lari ke kamu, jadi kamu mundur? Pantas aja Jay nggak pernah janjiin apa-apa ke kamu. Dia tahu kamu cuma cantik di permukaan, tapi kosong di dalam." Hyera terdiam sesaat, lalu suaranya meninggi. "Jaga mulutmu!" Sebelum Hyera sempat membalas lagi, kamu menutup telepon. Tangismu hampir pecah, --- Ruang rawat itu sunyi, hanya terdengar suara pelan alat monitor yang menandakan detak jantung Jay masih stabil. Tirai setengah tertutup, membiarkan cahaya matahari sore masuk samar ke dalam ruangan. Kamu duduk di kursi kecil di samping ranjangnya, mangkuk bubur di tangan. "Buka mulut," katamu pelan, suaramu tenang, seolah semua yang pernah ia lakukan padamu tidak pernah ada. Jay menatapmu sesaat sebelum menuruti, membiarkan sendok itu masuk ke mulutnya. Bubur hangat itu bukan hanya mengisi perutnya, tapi entah kenapa meninggalkan rasa aneh di dadanya—rasa yang ia sendiri tidak paham. Kalian makan dalam diam beberapa saat, sampai Jay akhirnya bersuara, suaranya pelan, nyaris seperti ragu untuk bertanya. "Kenapa… kamu masih mau ngurusin aku? Setelah semua yang aku bilang waktu itu…" Kamu berhenti mengaduk bubur di sendokmu, menatapnya sebentar. "Karena kamu suamiku." Jawaban itu sederhana, tapi menusuk Jay jauh lebih dalam daripada kata-kata kasar mana pun yang pernah ia ucapkan padamu. Rahangnya mengeras, ada rasa bersalah yang mulai menyesakkan dada. Jay menarik napas pelan. "Kalau kamu mau… bilang semuanya ke ayah… tentang apa yang aku lakuin selama ini… aku terima. Itu konsekuensinya." Kamu hanya diam. Tidak ada janji, tidak ada penolakan, hanya tatapan singkat lalu kembali menyuapinya Beberapa menit kemudian, pintu kamar terbuka. Ayahmu masuk, senyum hangat terpasang di wajahnya. "Bagaimana keadaanmu, Jay?" Jay meraih napas panjang. Kamu tahu dia sudah menyiapkan diri untuk menerima semua kemungkinan. Tapi sebelum ia bisa bicara, kamu menoleh pada ayahmu. "ia udah jauh lebih baik, Yah. Dokter bilang tinggal tunggu proses pemulihan." Ayahmu ber-oh. "Kalian sudah makan?" tanyanya. Kamu menatapnya, lalu menunduk, menarik napas panjang. Tapi pada akhirnya…"Sudah, Yah. Jay udah makan. Dia cuma butuh istirahat sekarang," jawabmu pelan. Ayahmu menaruh buah di meja, lalu duduk di kursi sebelahmu. "Jangan pikirin kerjaan dulu. Fokus sembuh. Kalian berdua harus sabar. Nggak lama lagi kamu bisa jalan lagi. Biar Ayah cari rumah sakit terbaik buat pengobatan kamu." Jay terdiam. Kata-kata itu menghantamnya dengan rasa bersalah yang lebih berat. Selama ini, ia memperlakukan kamu dan keluargamu seperti sekadar alat—alat untuk melunasi ambisi dan investasi ayahnya. Tapi di sini, di tengah kelemahannya, kamu dan ayahmu justru memperlakukannya seperti manusia. Bahkan setelah semua luka yang ia beri, kamu menutup rapat semuanya. Tidak ada yang tahu betapa kejamnya ia dulu… mungkin hanya kamu yang tahu. Dan entah kenapa, itu membuat dadanya terasa hangat sekaligus perih pada saat yang sama. #jay #enhypen #pov #foryoupage #sadending

About