@sonimayamoktan0:

Soni Maya Moktan
Soni Maya Moktan
Open In TikTok:
Region: NP
Tuesday 09 September 2025 14:34:07 GMT
9139
200
7
47

Music

Download

Comments

ramu_667
Tika Sunar :
kina ho ta bachayko
2025-09-10 07:21:59
0
pusp.joshi79
Pusp Joshi :
😂
2025-09-10 01:55:39
0
sanju.bista.kc
Sanju Bista KC :
❤️
2025-09-10 01:46:49
0
user82445660343040
user82445660343040 :
🥰🥰🥰
2025-09-10 00:17:01
0
prembhandari447
PrƐm Bhªnďari :
😁😁😁
2025-09-09 22:37:46
0
keshabpariyar56
keshabpariyar56 :
yo umer ma ati kutai khaki ragat bageko dekhda Maya ni lageko xa Tara des lathalinga banako dekda thik gare jasto ni vako xa
2025-09-09 23:39:15
4
resham.magar950
Resham Kala Thapa :
देउपा लाई तेहि पिति पिति मार्ने पर्नु 👍👍
2025-09-10 04:07:42
0
To see more videos from user @sonimayamoktan0, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

#jeno #pov #oneshot : Apa kamu masih percaya dengan yang namanya
#jeno #pov #oneshot : Apa kamu masih percaya dengan yang namanya "Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama"? Awalnya kamu pikir itu hanya semacam ketertarikan sesaat, sampai kamu bertemu dengan Lee Jeno. Pertama kali kamu melihatnya saat dia berdiri dengan wajah yang tegas, dingin, tapi begitu percaya diri di hadapan banyak mahasiswa baru. Dia memberi sambutan sebagai ketua panitia ospek. Sejak tanpa sengaja bertemu pandang, dia menjadi sering muncul dimana-mana. Saat ice breaking games, tour kampus, sampai di hari terakhir ospek kamu pulang berdampingan dengannya. "Hari ini ga pake motor, Kak? Tumben." Meski suasana di antara kalian terasa canggung, kamu nekat mengajak si es itu bicara. Hasilnya? Dia cuma lirik kamu dengan tatapan dinginnya dan tanpa sepatah katapun dia melenggang lebih cepat. "Apa dia ga denger aku, ya?" ucapmu dalam hati. Semakin hari usahamu untuk mendekat semakin ugal-ugalan. Terkadang kamu berangkat lebih pagi hanya untuk standby di depan gedung fakultas hukum supaya bisa menyapanya. "Perasaan lo bukan anak hukum. Kenapa tiap hari ada di sini?" Pertanyaan Jeno membuat kamu gelagapan. "E-eh, iya... aku jurusan sastra. Aku cuma jalan-jalan aja, biar lebih familiar sama lingkungan kampus." "Lebih baik belajar dulu cara pake almet yang bener," jawabnya dingin, sambil melenggang masuk ke gedung hukum. Kamu bingung, tapi saat kamu menunduk untuk melihat dirimu sendiri, rasanya seperti lebih baik hilang dari bumi. "Aduh, kok bisa kebalik, sih!" Kamu buru-buru buka almamater-mu dan kabur dari sana. *** Kejadian almet kebalik itu tidak menghentikan kamu untuk terus mendekatinya. Pagi ini kamu bangun jauh lebih awal hanya untuk membuat dua bekal makanan. Meski masih mengantuk dan bawang yang kamu goreng sempat gosong, kamu tidak menyerah. "Apa ini?" Jeno mengerutkan kening saat kamu tiba-tiba menyodorkan kotak makan pink dengan motif coquette. "Aku bikin spagetti buat Kakak. Semoga suka, ya!" Kamu menjawab dengan senyuman manis. Namun dia malah menghela napas berat dan langsung membuangnya ke tempat sampah tepat di depan matamu. "Bisa stop gangguin gue? Gue cape. Tiap pagi lo nyapa gue, tiap makan siang lo buntutin gue, bahkan sampe pulang pun lo sengaja ngambil arah yang sama padahal itu bikin lo harus muter jauh. Please stop." Kamu mematung. Tidak percaya dengan apa yang baru saja kamu dengar. Hatimu terasa seperti ditusuk ribuan belati. Remuk. Kamu membisu. Menatap punggung tegapnya yang berjalan menjauh. Bodoh. Kamu pikir selama ini dia merasakan hal yang sama. Kamu mengambil kotak bekal milikmu dari tong sampah. Menatapnya sendu dengan mata yang berkaca-kaca. *** Sejak itu, setiap harinya kamu sibuk menghindarinya. Menjauh dari gedung hukum, menolak ajakan nongkrong di cafe tempatnya biasa makan siang, bahkan saat tidak sengaja berpapasan kamu selalu pura-pura tidak melihatnya. Jeno menyadari besarnya perubahan itu. Dia meraih pergelangan tanganmu saat lagi-lagi kamu hendak pegi tanpa menyapanya. "Lo kenapa sih?" tanyanya dengan suara berat yang ditekan. Untuk sesaat jantungmu terasa berhenti berdetak. Kamu tidak langsung menjawab. "Tiba-tiba bisu? Jawab." Meski sudah didesak, kamu tetap diam. Kemudian Jeno menunduk sambil menghela napas berat. "Sorry." Kamu refleks menatapnya. "Gue tau apa yang gue lakuin seminggu lalu itu berlebihan. Gue... ga yakin. Setiap kali lo mendekat, ada perasaan aneh yang mengganggu hati gue. Gue pikir lo bikin gue risih dan cape. Ternyata tanpa lo, gue lebih cape. Ternyata gue malah ngarep lo nyapa gue tiap pagi." Kamu mengepalkan telapak tanganmu. Tidak yakin dengan apa yang harus kamu katakan. "Gangguin gue lagi, ya? Please." [gimana guys, mau ga? 🤭] #nctdream #fyp

About