@drachveirl: SA RITUAL NA ITO, BABALIK SAYU ANG TAONG MAHAL MO. AT IIWAN NYA ANG TAONG IPINALIT SAYO❤️ #KUYA SWERTE #RITUAL NG GAYUMA#LIVEIncentiveProgram #LIVEStory #PaidPartnership

Kuya swerte, Lovespell
Kuya swerte, Lovespell
Open In TikTok:
Region: PH
Wednesday 10 September 2025 01:50:01 GMT
5936
405
181
16

Music

Download

Comments

never_again08
LCA :
claiming
2025-09-15 17:10:08
1
judith.jalac6
Judith Jalac :
i claim it
2025-09-16 10:56:10
1
dailinesayon
🇵🇭🥀🥀miss dimple 🥀🥀🇵🇭 :
How po ba
2025-09-16 08:51:50
1
linamaegarfil
Lina Mae Garfil :
hello kuya
2025-09-16 20:12:34
1
pretty.girl72571
ako nalang😘 :
Amen 🙏
2025-09-10 09:00:45
3
tenoriobaby05
🥹💔🌺🌷bheb🌷🌺💔🥹 :
I claim it I claim it I claim it now Amen 🙏🙏🙏🙏
2025-09-15 16:53:02
1
meriam.divinagrac
Meriam Divinagracia :
amen ,I claim it amen 🙏🙏🙏
2025-09-10 14:00:02
2
kizen024
kaizen :
I claim it now
2025-09-15 13:09:08
1
arnel.aranas26
Arnel Aranas :
kuya paturo Po
2025-09-15 22:11:36
1
zailynmantiledrije1
Zailyn Mendez mantile❤️❤️ :
I claim
2025-09-10 03:06:44
3
dhadhiemhie
Jean @34 :
I claim it amen 🙏🙏🙏
2025-09-10 14:56:53
3
jennelynbrillocon
💥💫I will survive 💫💥 :
I claim it
2025-09-10 09:33:01
3
alvin.rofrogo
Alvin rofrogo :
kuya pano yung Sakin kasama poba
2025-09-10 03:25:24
3
ruru_784
🦋RURÙ🇵🇭 :
I claim it in Jesus name 🙏
2025-09-10 15:33:26
3
bulangjhasmine
jhasminebulang141 :
claim it
2025-09-10 14:51:21
3
jubai1215
ridz1209 :
I claim it amen amen 🤲🤲🤲🤲
2025-09-12 05:37:50
1
roseannepillerva
Rose Anne :
I claim it now 🙏🙏🙏
2025-09-10 07:28:03
2
morei649
🖤🖤 𝑀-𝑂-𝑂-𝑁 🖤🖤🇰🇼🇵🇭 :
claim 🙏
2025-09-10 04:16:36
3
jennydalde
Jenny Dalde :
Sana mangyayari na po din sakin kuya
2025-09-13 15:56:52
0
yzelpriscila
Yzel Priscila :
I claim it amen
2025-09-16 09:03:34
1
corpuzracosas
skyblue ⛈️🌦️🌩️🌧️ :
i claim it 🙏🙏
2025-09-10 08:38:23
2
dayana10pp
d$$ :
i claim it .. ja
2025-09-12 08:21:09
1
lennie.nicolabo
Lennie Nicolabo :
amen zna nga claim it now
2025-09-10 07:32:25
3
joannanengnapao
Joannaneng Napao :
claim it
2025-09-16 08:19:37
1
To see more videos from user @drachveirl, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Pov : Malam itu Jakarta seperti mati. Jalanan yang tadi penuh teriakan mahasiswa kini sepi, hanya tersisa asap gas air mata yang masih menggantung, seperti hantu perjuangan yang belum usai. Kamu duduk bersandar di dinding lembab sebuah gudang kosong, tanganmu terikat, mulutmu dibekap kain. Di sampingmu, Heeseung dalam kondisi sama—wajahnya pucat, penuh keringat dingin. Di depan kalian, Jake berdiri dengan tatapan dingin yang sama sekali bukan Jake yang kamu kenal siang tadi. Senyum miring terukir di wajahnya, kontras dengan bayangan lampu redup yang menyorot dari atas kepala. Tadi, setelah kamu berpisah dengan Jay. Tiba-tiba Jake berkhianat. Ia membawamy dan Heeseung ke perangkap ini. “Maaf,” katanya singkat, tapi suaranya sama sekali tak mengandung penyesalan. “Kalian ga bakal paham. Data itu… berharga lebih dari nyawa siapa pun. Mereka cuma perlu satu hal. Jay nyerahin semuanya. Dan kalian… adalah umpan.” Hatimu terhantam keras. Bayangan tentang Jay yang sejak awal kalian ragukan kini menghantui. Suara Jake terus menggaung di telingamu, sementara air matamu menetes tanpa bisa dicegah. Kenapa kalian malah menuduh dia? Heeseung menunduk, giginya bergemeletuk menahan amarah. “Jake, lo gila. Lo beneran nyerahin teman lo sendiri buat uang?” Jake menatapnya kosong. “Bukan uang, Hee. Tapi masa depan.” Waktu berjalan lambat. Hingga jam menunjukkan 01.00 dini hari, pintu gudang itu tiba-tiba dihempas keras dari luar. Jay masuk, dengan napas terengah, peluh bercampur debu di wajahnya. Tatapannya merah, penuh amarah sekaligus panik. “Lepasin mereka!” suaranya pecah, seolah ada ribuan batu menghantam dadanya. Jake menyeringai, mengacungkan pistol. “Flashdisk itu, Jay. Serahin.” Tangannya gemetar, tapi Jay merogoh saku jaketnya, mengeluarkan flashdisk berwarna hitam. “Ini yang lo mau, kan?” katanya lirih. Lalu ia melemparkan benda itu ke arah Jake. Dalam sekejap, kalian berdua dibebaskan. Ikatan pergelanganmu dilepas oleh Jay, napasmu memburu saat kamu dan Heeseung berlari ke arah pintu saat Jay memberi intrupsi. Kamu menoleh ke Jay—karna menyadari keberadaannya tidak ada dan—itu adalah kesalahan. DOR! Suara tembakan memecah udara. Dunia seperti berhenti. Kamu melihat Jay terhuyung, lalu jatuh berlutut. Darah merah pekat mengalir cepat dari dadanya, membasahi tanah kotor gudang itu. “Jay!!!” teriakmu, tapi Heeseung menarikmu kuat-kuat. Namun kamu berhasil lepas dan mengguncang tubuh Jay kuat. Jay menoleh padamu, wajahnya pucat, senyumnya samar. Di tangannya, ia menggenggam sesuatu. Dengan sisa tenaga, ia menyelipkan sebuah benda kecil ke dalam sakumu. “Lari…” bisiknya lirih, hampir tak terdengar. Air matamu pecah. Kamu menoleh, melihat Jake yang kini dikepung aparat bersenjata. Lalu dia merampas Jay dari tanganmu.
Pov : Malam itu Jakarta seperti mati. Jalanan yang tadi penuh teriakan mahasiswa kini sepi, hanya tersisa asap gas air mata yang masih menggantung, seperti hantu perjuangan yang belum usai. Kamu duduk bersandar di dinding lembab sebuah gudang kosong, tanganmu terikat, mulutmu dibekap kain. Di sampingmu, Heeseung dalam kondisi sama—wajahnya pucat, penuh keringat dingin. Di depan kalian, Jake berdiri dengan tatapan dingin yang sama sekali bukan Jake yang kamu kenal siang tadi. Senyum miring terukir di wajahnya, kontras dengan bayangan lampu redup yang menyorot dari atas kepala. Tadi, setelah kamu berpisah dengan Jay. Tiba-tiba Jake berkhianat. Ia membawamy dan Heeseung ke perangkap ini. “Maaf,” katanya singkat, tapi suaranya sama sekali tak mengandung penyesalan. “Kalian ga bakal paham. Data itu… berharga lebih dari nyawa siapa pun. Mereka cuma perlu satu hal. Jay nyerahin semuanya. Dan kalian… adalah umpan.” Hatimu terhantam keras. Bayangan tentang Jay yang sejak awal kalian ragukan kini menghantui. Suara Jake terus menggaung di telingamu, sementara air matamu menetes tanpa bisa dicegah. Kenapa kalian malah menuduh dia? Heeseung menunduk, giginya bergemeletuk menahan amarah. “Jake, lo gila. Lo beneran nyerahin teman lo sendiri buat uang?” Jake menatapnya kosong. “Bukan uang, Hee. Tapi masa depan.” Waktu berjalan lambat. Hingga jam menunjukkan 01.00 dini hari, pintu gudang itu tiba-tiba dihempas keras dari luar. Jay masuk, dengan napas terengah, peluh bercampur debu di wajahnya. Tatapannya merah, penuh amarah sekaligus panik. “Lepasin mereka!” suaranya pecah, seolah ada ribuan batu menghantam dadanya. Jake menyeringai, mengacungkan pistol. “Flashdisk itu, Jay. Serahin.” Tangannya gemetar, tapi Jay merogoh saku jaketnya, mengeluarkan flashdisk berwarna hitam. “Ini yang lo mau, kan?” katanya lirih. Lalu ia melemparkan benda itu ke arah Jake. Dalam sekejap, kalian berdua dibebaskan. Ikatan pergelanganmu dilepas oleh Jay, napasmu memburu saat kamu dan Heeseung berlari ke arah pintu saat Jay memberi intrupsi. Kamu menoleh ke Jay—karna menyadari keberadaannya tidak ada dan—itu adalah kesalahan. DOR! Suara tembakan memecah udara. Dunia seperti berhenti. Kamu melihat Jay terhuyung, lalu jatuh berlutut. Darah merah pekat mengalir cepat dari dadanya, membasahi tanah kotor gudang itu. “Jay!!!” teriakmu, tapi Heeseung menarikmu kuat-kuat. Namun kamu berhasil lepas dan mengguncang tubuh Jay kuat. Jay menoleh padamu, wajahnya pucat, senyumnya samar. Di tangannya, ia menggenggam sesuatu. Dengan sisa tenaga, ia menyelipkan sebuah benda kecil ke dalam sakumu. “Lari…” bisiknya lirih, hampir tak terdengar. Air matamu pecah. Kamu menoleh, melihat Jake yang kini dikepung aparat bersenjata. Lalu dia merampas Jay dari tanganmu. "LARI Y/N!" teriak Jay di sisa tenaganya. Kamu menangis terisak. Dan Jay tersungkur dengan darah terus mengalir. Tubuh Jay diseret paksa, meninggalkan jejak merah di lantai beton. Kamu tak punya pilihan. Heeseung menggenggam tanganmu, menyeretmu keluar. Kalian berlari di kegelapan malam, napas tersengal, tangisanmu pecah seperti raungan binatang terluka. Sembari menatap darah Jay yang melumuri tanganmu. Dan di tengah pelarian, kamu merasakan benda kecil di saku jaketmu. Kamu merogohnya dengan tangan gemetar. Flashdisk berwarna perak. Flashdisk asli. Baru saat itu kamu sadar—flashdisk yang Jay serahkan pada Jake hanyalah umpan. Sejak awal, ia tau harus berbohong, harus mengorbankan dirinya agar kamu dan Heeseung bisa selamat. Di jalan gelap, di antara suara sirene yang semakin dekat, kamu menangis sejadi-jadinya. Jay, kenapa harus kamu? Kenapa selalu kamu yang berkorban? Dan entah di mana ia sekarang, tubuhnya diseret ke dalam kegelapan aparat, mungkin menuju penjara, mungkin ke liang kematian. Tapi satu hal pasti, Jay meninggalkan secercah harapan terakhir di genggamanmu—sebuah rahasia yang bisa menjatuhkan para penguasa. lanjut comsec ↕️ #pov #jayenhypen #fyp #enhypen #parkjongseong

About