Kalau ditanya kapan momen ketika aku jatuh cinta kepadamu. Saat kau membawaku berpergian berkilo-kilo meter menggunakan sepeda motor. Dalam perjalanan itu, aku melihatmu berbicara, tertawa, memastikan raincoatku terpasang, menerobos hujan dan dingin malam, menghadapi tantangan selama perjalanan itu, caramu mempersiapkan perjalanan, caramu menghargai teman seperjalananmu, small things seperti menurunkan step kaki motor, caramu berdiskusi tentang keputusan yang akan diambil selama perjalanan, caramu memecahkan masalah, caramu menanggapi banyak hal walau sedang cape, kau tahu semua karakter itu saya hanyut di dalamnya. Dan diantara semua keindahan yang kau miliki caramu berbicara dan nada suaramu tidak dimiliki orang lain. Kau tidak pernah terkesan meremehkan lawan bicaramu, kau tidak tertawa ditengah perbincangan serius, kau tidak marah disaat saya meninggi, kau tidak pernah menghakimi seperti yang lain, saat yang lain menggurui kau hanya diam lalu tersenyum sambil mendengarkan, kau tidak pernah menyalahkan, kau bertanya dengan tenang. Kau tahu betul sepanjang hidup perempuan ini semua orang senang menyimpulkan tentangnya, tapi ketika bertemu denganmu, kau hanya tersenyum, ada momen ketika kau bilang “tidak apa-apa, lakukan apa saja dew yang membuat kamu senang dan nyaman” denganmu semua terasa lebih mudah di keadaan apapun, denganmu saya tidak perlu khawatir dengan penilaian siapapun dan tentang apapun. Terima kasih sudah memeluk seluruhnya dari saya. Kalau kita bertemu lebih awal, mungkin ceritanya akan berbeda, mungkin jalannya akan lebih mudah. Tidak apa-apa, kau sudah memilih. Saya hanya ingin mengenang setiap baik, walaupun kenyataannya kau akhirnya yang memberi luka terdalam. Aku masih merindukanmu disetiap sudut perjalanku. - @djlntydw