Pov: Perasaan was-was muncul ketika kamu mengetahui sekertaris suamimu, Jungwon adalah mantan kekasihnya ketika di masa sekolah dulu. Segala macam pikiran buruk terus berputar pada otakmu. Apakah rasa suka akan muncul lagi? Atau wanita itu akan menarik perhatian suamimu kembali? Semua kemungkinan kamu tebak. Apalagi Jungwon akhir-akhir lembur. Entah benar-benar lembur atau lembur yang dibuat-buat agar bisa berduaan. Dan pada malam ini, Jungwon lagi-lagi disibukan oleh pekerjaan yang mengharuskannya untuk lembur. Jantung berdebar kencang, rasa takut menguasai dirimu. Tak tahan dengan keresahan hati, kamu mengambil jaket dan kunci mobil ingin menyusul suamimu di kantor. Jalanan malam itu sepi, sehingga kamu dengan cepat menempuh perjalanan yang rasanya begitu lama. Suasana kantornya sepi. Hanya terdengar suara dengungan AC dan tik-tak keyboard dari beberapa karyawan yang masih terpaku pada komputer. Saat berjalan masuk, beberapa orang menyapamu karena tahu dari awal Jungwon milikmu. Langkahmu akhirnya terhenti di salah satu ruangan elit yang terletak di lantai atas. Tanganmu sedikit gemetar saat memutar kenop pintu. Takut ada pemandangan yang tak diinginkan. Dan ketika pintu terbuka, tubuhmu dengan cepat menyelinap masuk. Di dalam ruangan yang hanya diterangi lampu putih redup, Jungwon duduk dengan kacamata bertengger di hidungnya. Beberapa berkas menumpuk di genggamannya, sementara jarinya sibuk membolak-balik lembaran kertas. Mendengar langkah kaki yang mendekat, ia sontak mengangkat kepalanya. Wajahnya yang tersirat kelelahan sejenak langsung tersenyum lebar seperti mendapat hadiah tiba-tiba. Kamu menarik napas panjang, merasakan beban di dadamu perlahan mereda. Semua dugaan yang sempat menghantui ternyata keliru, dan itu membuatmu merasa lega. "Sayang?" Tangannya menyingkirkan beberapa dokumen dari hadapannya, ia sedikit memundurkan kursi. "Kemarilah," panggilnya lembut sembari menepuk kedua pahanya—mengisyaratkan kamu untuk bertengger di sana. Dalam sekejap mata, tubuhmu telah berada dalam pangkuan Jungwon. Dengan manja, tanganmu dikalungkan di lehernya dan kepala dibenamkan pada dada bidang miliknya. "Aku sangat merindukanmu~" rengekmu manja, sembari menggosokkan pipi pada dadanya yang masih terbalut kemeja. Aroma parfum yang familiar membuatmu merasa tenang. "Tumben sekali... mau pulang sekarang?" tanyanya lembut. Awalnya kamu ingin mengangguk. Namun, saat matamu menangkap ada segelas kopi di atas meja seberang sana—yang pastinya milik sekertaris Jungwon, membuat kamu ingin sedikit bermain-main. "Aku temani kamu kerja di sini saja, ya?" Saat hendak bangkit untuk berpindah tempat, tangan Jungwon mencengkeram erat pinggulmu dan menahannya. "Duduk di sini, aku lebih nyaman seperti ini," katanya dengan suara terdengar tenang, namun jelas mengandung kepemilikan. Dan tiba-tiba pintu terbuka, nampaklah sosok wanita yang kamu nanti-nantikan. Sekertarisnya. Dapat dilihat jelas, raut wajah kaget bercampur kesal di wajah wanita itu. "Ma-maaf Pak, saya segera keluar." Tetapi, belum sempat wanita itu berbalik Jungwon bersuara. "Tidak apa-apa Hani, kamu bisa kerja di dalam sini." Ide licik muncul dalam benakmu. Ini saatnya kamu menunjukkan siapa pemilik Jungwon saat ini. Hani menunduk, seolah menelan rasa tak sukanya bulat-bulat, lalu duduk di kursi seberang sambil kembali menatap layar laptopnya. Kamu sengaja menempelkan tubuhmu lebih rapat ke Jungwon, membuat tanganmu melingkar di lehernya. Sesekali kamu mencium pipinya atau merapikan kemejanya dengan alasan sepele. "Sayang, kerjaanmu banyak sekali ya? Aku boleh coret-coret di berkasmu?" bisikmu, membuat Jungwon terkekeh kecil. Ia hanya menggeleng, namun tak menyingkirkanmu. Pandangan Hani jelas terusik, tapi ia pura-pura fokus. Kamu makin berani, mencondongkan bibir ke telinga Jungwon dan berbisik manja, "Kalau kamu lembur terus, aku sangat kesepian di rumah..." ( Lanjut di komentar ) #pov #jungwon #enhypen #fyp #fypage - @iloveblub