@jazofarcadia:

bunny
bunny
Open In TikTok:
Region: US
Saturday 13 September 2025 15:30:38 GMT
2424
477
57
7

Music

Download

Comments

zambdbs
Zakir :
Columbian?
2025-09-20 15:26:50
0
fartingchildren2
pickle :
the concept of you being real
2025-09-29 23:23:26
1
yasminamroue1
Jasmine🦢 :
Ethereal🪷✨🤍
2025-09-22 10:29:32
1
morgakxn
⛸️🔧 🥎 :
You’re so stunning 🤍
2025-09-13 19:24:38
1
scorpio.dolly
A :
beauty like urs 😭💕 u r literally my dream
2025-09-26 08:14:58
1
lightskinn_princesss
lightskinn_princesss :
goated pfp immediate follow
2025-09-13 15:52:54
1
ninabobeeen
nina :
Hello how is this not viral 😭 you’re literally an angel
2025-09-14 01:18:54
2
noorstu
noor :
the most beautifulest girl ever allahumabarik. 🫶
2025-09-13 23:42:06
1
user2255861234
📷 :
Never seen someone prettier allahuma barikk
2025-09-13 15:41:51
6
loopsy_doll
🌸Zeniya🌸 :
Model like✨
2025-09-18 00:53:54
1
elleeatemacarons
𝓢𝓱𝓪𝔀𝓻𝓮𝓵𝓵𝓮૮ ․ ․ ྀིა :
ur so pretty I wanna cry
2025-09-14 02:41:12
2
kcheriy
spam atp 😪 :
Oh to look like u
2025-09-14 01:33:49
2
yanaayum
yanaayum💐 :
Omgee stunning
2025-09-13 15:35:05
2
princessfif.2
princessfif :
Beautifulllll
2025-09-18 00:38:36
1
archivesoflovee
𝒊𝒔𝒂 ꨄ. :
omg colombian queen
2025-09-18 20:23:37
1
annnieeetrinhhhh
spammiesofannies :
i love your eyess
2025-09-16 11:46:43
0
kreep305
Kreep :
UR GORJUS
2025-09-13 17:45:01
1
sweetestarrozconleche
jazᰔin 𝄞⨾𓍢ִ໋ :
So prettyyy
2025-09-18 02:21:01
1
_.kuromie
(≧▽≦) :
you are so gorgeous it's insane
2025-09-13 15:56:06
1
pinkmarshmellows281
𝒹𝑜𝓁𝓁𝒾e111 ─★ ˙ ̟⪩⪨ !! :
Literally an earth angel <3
2025-09-13 15:43:58
1
i.luv.taro
𝓁𝒾𝓏𝒶 ૮ › ༝ ‹ ྀིა :
Literally so pretty🤍🪽
2025-09-13 15:54:30
1
sarahoukhti
Sarah :
you’re so pretty Allahu ma bareeek 💕😳
2025-09-23 00:07:47
1
scorpio.dolly
A :
mashallah💖
2025-09-26 08:15:02
1
qluvskiii
𝓺u𝓮e𝓷 :
cutie
2025-09-13 15:59:42
1
To see more videos from user @jazofarcadia, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

POV : Menjadi anak tunggal dari duda kaya raya bernama Park Jongseong sebenarnya terdengar seperti anugerah. Hidupmu penuh dengan kemewahan, fasilitas lengkap, apa pun yang kamu mau bisa dengan mudah bisa didapatkan.  Semua orang mungkin iri melihat betapa sempurnanya hidupmu. Tapi ada satu hal yang membuatmu merasa terkurung. Ayahmu—Jay, adalah tipe strict parents tingkat dewa. Aturan-aturannya tak bisa ditawar, tidak bisa dilanggar. Kebebasanmu seolah selalu dibatasi. Tapi kenyataannya, aturan-aturan itu tidak pernah benar-benar kamu patuhi. Kamu justru tumbuh menjadi anak yang sering membangkang. Kamu seringkali pergi tanpa izin, melanggar jam malam, bahkan berani melawan kata-katanya.   ••• Malam itu, jam sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Kamu melangkah pelan ke ruang tamu, berusaha mengendap-endap. Tapi tanpa sadar, Jay sudah menunggu di sana. Ia duduk dengan tenang, namun tenang yang menyimpan amarah terselubung. “Bagus. Anak gadis jam segini baru pulang. Habis ngapain aja kamu?” tanyanya dingin. Kamu tertegun, matamu melebar, tubuhmu seketika membeku. Tapi kamu buru-buru mencoba mencairkan suasana. “Hey! Papi, look at me. Ini aku, anak Papi yang paling cantik! Jangan marah-marah gitu dong… nanti cepet tua loh,” ucapmu sambil menghampirinya dengan senyum tanpa dosa. Kamu mendongak, menatapnya polos. “Dari awal kan aku cuma izin ke acara ulang tahun temen. Itu cuma party kecil kok, aku nggak ngapa-ngapain,” tambahmu, berusaha terdengar meyakinkan. Jay menatapmu lekat. “Kamu minum?” tuduhnya pelan, tapi menusuk. Kamu buru-buru menggeleng. “E-enggak, Papi.” Tatapan Jay semakin tajam. “Bau alkohol dari mulutmu kecium sampai sini, y/n. Masih mau bohong sama Papi?” Suasana mendadak kaku. Tegang. Jay menarik napas berat. “Udah Papi bilang, jangan ikut pergaulan kayak gitu. Kalau kamu masih nggak mau nurut, fasilitas kamu Papi sita.” Suaranya rendah, tapi penuh ancaman. Kamu melotot panik. “Eh, jangan dong! Papi…please, Ini terakhir deh, janji.” Kamu mengacungkan kelingkingmu kearahnya.  Jay menghela napas panjang, menepis tanganmu malas. “Alasan. Mana kunci mobilmu?” Kamu gelagap bukan main. “Papi jang—” “Mana kunci mobilmu.” suaranya semakin menegas, tangannya terulur meminta paksa. Karena kalah berdebat, akhirnya dengan berat kamu menyerahkan kunci mobil itu padanya. Wajahmu seketika berubah menjadi muram. “Hp mu?” pintanya lagi. Kamu melotot tak terima. “Jangan Handphone—” “Mau uang jajanmu Papi kurangi?” ancamnya, memotong tanpa ragu. Kamu mendengus, sebelum akhirnya memberikan ponselmu dengan sangat berat hati. Hatimu berteriak kencang, karena  fasilitasmu kini sudah disita olehnya. Jay akhirnya berbalik dan meninggalkanmu di ruang tamu seorang diri. ••• Pagi itu, kamu turun ke meja makan dengan wajah muram. Jay sudah lebih dulu duduk di sana, tenang sambil menyantap sarapannya. Kamu duduk di kursi seberang, masih membawa sisa kesal semalam. Tanpa banyak basa-basi, Jay menyodorkan ponselmu. “Semalaman handphone kamu berisik. Siapa Riki? Pacarmu?” tanyanya datar. Kamu langsung melotot kaget mengecek ponselmu. “Mampus…” Jay hanya menyesap kopinya, lalu berkata santai, “Udah Papi blokir nomornya.” Matamu semakin melebar, panik. “Papi blokir?! Astaga, kenapa Papi blokir—” “Kamu lupa pesan Papi? Jangan pacaran.” Potongnya cepat. Kamu mendengus kesal. “Papi nih kayak nggak pernah muda aja sih… Tau ah! Bad mood!” ucapmu sambil hendak berdiri. Tapi sebelum kamu sempat pergi, tangan Jay menahan lenganmu. “Sit down. Sarapan dulu. Kalau kamu sakit, Papi juga yang repot,” ucapnya tegas. Lalu ia mengambil piring kosong di depanmu, menuangkan nasi goreng, dan dengan tenang menyuapkan sendok ke arahmu. Tapi kamu masih terdiam, menatapnya dengan wajah masam. “Makan,” ucapnya singkat. Kamu tetap tak bergerak. Jay menarik kursinya,  mendekat perlahan. Tangannya mengusap pucuk rambutmu dengan lembut, lalu berbisik di telingamu, “Kamu satu-satunya harta paling berharga di hidup saya, y/n.
POV : Menjadi anak tunggal dari duda kaya raya bernama Park Jongseong sebenarnya terdengar seperti anugerah. Hidupmu penuh dengan kemewahan, fasilitas lengkap, apa pun yang kamu mau bisa dengan mudah bisa didapatkan. Semua orang mungkin iri melihat betapa sempurnanya hidupmu. Tapi ada satu hal yang membuatmu merasa terkurung. Ayahmu—Jay, adalah tipe strict parents tingkat dewa. Aturan-aturannya tak bisa ditawar, tidak bisa dilanggar. Kebebasanmu seolah selalu dibatasi. Tapi kenyataannya, aturan-aturan itu tidak pernah benar-benar kamu patuhi. Kamu justru tumbuh menjadi anak yang sering membangkang. Kamu seringkali pergi tanpa izin, melanggar jam malam, bahkan berani melawan kata-katanya. ••• Malam itu, jam sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Kamu melangkah pelan ke ruang tamu, berusaha mengendap-endap. Tapi tanpa sadar, Jay sudah menunggu di sana. Ia duduk dengan tenang, namun tenang yang menyimpan amarah terselubung. “Bagus. Anak gadis jam segini baru pulang. Habis ngapain aja kamu?” tanyanya dingin. Kamu tertegun, matamu melebar, tubuhmu seketika membeku. Tapi kamu buru-buru mencoba mencairkan suasana. “Hey! Papi, look at me. Ini aku, anak Papi yang paling cantik! Jangan marah-marah gitu dong… nanti cepet tua loh,” ucapmu sambil menghampirinya dengan senyum tanpa dosa. Kamu mendongak, menatapnya polos. “Dari awal kan aku cuma izin ke acara ulang tahun temen. Itu cuma party kecil kok, aku nggak ngapa-ngapain,” tambahmu, berusaha terdengar meyakinkan. Jay menatapmu lekat. “Kamu minum?” tuduhnya pelan, tapi menusuk. Kamu buru-buru menggeleng. “E-enggak, Papi.” Tatapan Jay semakin tajam. “Bau alkohol dari mulutmu kecium sampai sini, y/n. Masih mau bohong sama Papi?” Suasana mendadak kaku. Tegang. Jay menarik napas berat. “Udah Papi bilang, jangan ikut pergaulan kayak gitu. Kalau kamu masih nggak mau nurut, fasilitas kamu Papi sita.” Suaranya rendah, tapi penuh ancaman. Kamu melotot panik. “Eh, jangan dong! Papi…please, Ini terakhir deh, janji.” Kamu mengacungkan kelingkingmu kearahnya. Jay menghela napas panjang, menepis tanganmu malas. “Alasan. Mana kunci mobilmu?” Kamu gelagap bukan main. “Papi jang—” “Mana kunci mobilmu.” suaranya semakin menegas, tangannya terulur meminta paksa. Karena kalah berdebat, akhirnya dengan berat kamu menyerahkan kunci mobil itu padanya. Wajahmu seketika berubah menjadi muram. “Hp mu?” pintanya lagi. Kamu melotot tak terima. “Jangan Handphone—” “Mau uang jajanmu Papi kurangi?” ancamnya, memotong tanpa ragu. Kamu mendengus, sebelum akhirnya memberikan ponselmu dengan sangat berat hati. Hatimu berteriak kencang, karena fasilitasmu kini sudah disita olehnya. Jay akhirnya berbalik dan meninggalkanmu di ruang tamu seorang diri. ••• Pagi itu, kamu turun ke meja makan dengan wajah muram. Jay sudah lebih dulu duduk di sana, tenang sambil menyantap sarapannya. Kamu duduk di kursi seberang, masih membawa sisa kesal semalam. Tanpa banyak basa-basi, Jay menyodorkan ponselmu. “Semalaman handphone kamu berisik. Siapa Riki? Pacarmu?” tanyanya datar. Kamu langsung melotot kaget mengecek ponselmu. “Mampus…” Jay hanya menyesap kopinya, lalu berkata santai, “Udah Papi blokir nomornya.” Matamu semakin melebar, panik. “Papi blokir?! Astaga, kenapa Papi blokir—” “Kamu lupa pesan Papi? Jangan pacaran.” Potongnya cepat. Kamu mendengus kesal. “Papi nih kayak nggak pernah muda aja sih… Tau ah! Bad mood!” ucapmu sambil hendak berdiri. Tapi sebelum kamu sempat pergi, tangan Jay menahan lenganmu. “Sit down. Sarapan dulu. Kalau kamu sakit, Papi juga yang repot,” ucapnya tegas. Lalu ia mengambil piring kosong di depanmu, menuangkan nasi goreng, dan dengan tenang menyuapkan sendok ke arahmu. Tapi kamu masih terdiam, menatapnya dengan wajah masam. “Makan,” ucapnya singkat. Kamu tetap tak bergerak. Jay menarik kursinya, mendekat perlahan. Tangannya mengusap pucuk rambutmu dengan lembut, lalu berbisik di telingamu, “Kamu satu-satunya harta paling berharga di hidup saya, y/n." (+ komen ) #pov #jayenhypen #jay #jayedit #fypage

About