@leo_cesani: Una re camioneta para entrar en ambiente #contenido #leocesani #videoviral #paratiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii #pfypシ #streamer #clips

Leo Cesani
Leo Cesani
Open In TikTok:
Region: AR
Thursday 18 September 2025 21:00:00 GMT
200
8
0
0

Music

Download

Comments

There are no more comments for this video.
To see more videos from user @leo_cesani, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Lampung Selatan - Pulau Sebesi, sebuah pulau yang terletak di Desa Tejang, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, dikenal sebagai pulau berpenghuni terdekat dengan Gunung Anak Krakatau. Dari Dermaga Canti, perjalanan laut selama satu hingga dua jam membawa wisatawan ke Dermaga Tejang, sebuah desa yang tenang namun sarat cerita perjuangan warganya dalam mengembangkan pariwisata. Pulau seluas 2.620 hektare dengan panjang garis pantai sekitar 19,55 kilometer ini menyimpan pesona laut biru, perbukitan hijau, hingga Gunung Sebesi setinggi 844 meter di atas permukaan laut. Keindahan inilah yang menjadikannya magnet wisata, bahkan dijuluki “Banda Neira-nya Lampung”. Namun, di balik lonjakan wisata Pulau Sebesi, ada kisah seorang anak muda bernama Ridwan (30), yang perlahan merangkai mimpinya bersama ombak dan wisata. Dari Tak Bisa Berenang Hingga Jadi Guide Ridwan adalah putra pertama dari Hayun (53), salah satu perintis wisata lokal di Pulau Sebesi. Usai lulus SMA pada usia 17 tahun, Ridwan justru merasa terpaksa mengikuti jejak ayahnya. “Saya tidak ada cita-cita untuk bekerja seperti ini jadi guide, apalagi saya dulu tidak bisa berenang. Tapi bapak minta saya ikut mengawal tamu. Awalnya saya takut,” kenangnya. Tak betah, Ridwan sempat mencoba berjualan makanan, lalu merantau ke Jakarta bekerja di proyek bangunan. Namun pekerjaan itu membuatnya tidak tahan lama. Ia sempat bercita-cita menjadi polisi, tetapi gagal karena buta warna. Akhirnya, ia kembali ke Pulau Sebesi dan menekuni profesi guide. Kesempatan datang ketika Pemkab Lampung Selatan merekrut delapan pemuda untuk dibina menjadi pemandu wisata. Dari sanalah Ridwan memperoleh sertifikat, belajar menyelam, dan akhirnya mahir berenang. “Waktu lihat bapak kewalahan mengurus wisatawan, saya kasihan. Jadi saya kembali fokus, sampai akhirnya tahun 2015–2016 saya benar-benar serius meneruskan usaha orang tua,” ujarnya. Jatuh Bangun Menghadapi Badai Perjalanan membangun wisata di Pulau Sebesi tak selalu mulus. Saat letusan Anak Krakatau memicu tsunami Selat Sunda pada Desember 2018, aktivitas wisata lumpuh. Belum pulih betul, pandemi Covid-19 datang dan membuat usaha wisata kembali vakum. Ridwan pun mencari jalan lain untuk bertahan hidup. Bersama istrinya, mereka berjualan makanan secara online. “Istri yang masak, saya yang antar. Orang tua waktu itu sampai ngumpulin rongsokan. Alhamdulillah ada aja rezeki meskipun wisata lagi vakum,” kata Ridwan. Meski berat, semangatnya untuk menghidupkan wisata tidak pernah padam. Ia terus menjaga jaringan dengan agen-agen travel hingga akhirnya pada 2021 mulai mencoba membuka trip kecil-kecilan.
Lampung Selatan - Pulau Sebesi, sebuah pulau yang terletak di Desa Tejang, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, dikenal sebagai pulau berpenghuni terdekat dengan Gunung Anak Krakatau. Dari Dermaga Canti, perjalanan laut selama satu hingga dua jam membawa wisatawan ke Dermaga Tejang, sebuah desa yang tenang namun sarat cerita perjuangan warganya dalam mengembangkan pariwisata. Pulau seluas 2.620 hektare dengan panjang garis pantai sekitar 19,55 kilometer ini menyimpan pesona laut biru, perbukitan hijau, hingga Gunung Sebesi setinggi 844 meter di atas permukaan laut. Keindahan inilah yang menjadikannya magnet wisata, bahkan dijuluki “Banda Neira-nya Lampung”. Namun, di balik lonjakan wisata Pulau Sebesi, ada kisah seorang anak muda bernama Ridwan (30), yang perlahan merangkai mimpinya bersama ombak dan wisata. Dari Tak Bisa Berenang Hingga Jadi Guide Ridwan adalah putra pertama dari Hayun (53), salah satu perintis wisata lokal di Pulau Sebesi. Usai lulus SMA pada usia 17 tahun, Ridwan justru merasa terpaksa mengikuti jejak ayahnya. “Saya tidak ada cita-cita untuk bekerja seperti ini jadi guide, apalagi saya dulu tidak bisa berenang. Tapi bapak minta saya ikut mengawal tamu. Awalnya saya takut,” kenangnya. Tak betah, Ridwan sempat mencoba berjualan makanan, lalu merantau ke Jakarta bekerja di proyek bangunan. Namun pekerjaan itu membuatnya tidak tahan lama. Ia sempat bercita-cita menjadi polisi, tetapi gagal karena buta warna. Akhirnya, ia kembali ke Pulau Sebesi dan menekuni profesi guide. Kesempatan datang ketika Pemkab Lampung Selatan merekrut delapan pemuda untuk dibina menjadi pemandu wisata. Dari sanalah Ridwan memperoleh sertifikat, belajar menyelam, dan akhirnya mahir berenang. “Waktu lihat bapak kewalahan mengurus wisatawan, saya kasihan. Jadi saya kembali fokus, sampai akhirnya tahun 2015–2016 saya benar-benar serius meneruskan usaha orang tua,” ujarnya. Jatuh Bangun Menghadapi Badai Perjalanan membangun wisata di Pulau Sebesi tak selalu mulus. Saat letusan Anak Krakatau memicu tsunami Selat Sunda pada Desember 2018, aktivitas wisata lumpuh. Belum pulih betul, pandemi Covid-19 datang dan membuat usaha wisata kembali vakum. Ridwan pun mencari jalan lain untuk bertahan hidup. Bersama istrinya, mereka berjualan makanan secara online. “Istri yang masak, saya yang antar. Orang tua waktu itu sampai ngumpulin rongsokan. Alhamdulillah ada aja rezeki meskipun wisata lagi vakum,” kata Ridwan. Meski berat, semangatnya untuk menghidupkan wisata tidak pernah padam. Ia terus menjaga jaringan dengan agen-agen travel hingga akhirnya pada 2021 mulai mencoba membuka trip kecil-kecilan. "Tahun 2021, kami mulai kembali membuka open trip. Awalnya hanya sebulan sekali, tetapi sering kali tidak ada peserta. Hingga akhirnya, kami mencoba membuka trip setiap tiga bulan sekali, barulah ada wisatawan yang ikut," jelasnya Situasi mulai membaik pada tahun 2023. Saat itu, trip sudah bisa berjalan rutin sekali dalam sebulan. Memasuki tahun 2024, kondisinya semakin normal. Setiap bulan selalu ada peserta yang datang, dan wisata mulai kembali ramai, bahkan kini sudah ada open trip rutin sepekan sekali. Wisata yang Menghidupkan Banyak Orang Menurut Ridwan, pariwisata Pulau Sebesi bukan hanya soal dirinya, tetapi juga menghidupi banyak warga. Dari warung-warung kecil di Dermaga Canti, sopir angkot, tukang parkir, pemilik kapal, hingga warga yang membuka homestay dan warung makan di Pulau Sebesi, semuanya ikut mendapat manfaat. “Dulu hampir semua agen travel lewat saya. Tapi saya bagi juga ke saudara dan warga lain, biar semua merasakan. Wisata ini bukan untuk perorangan saja, tapi untuk semua,” ujarnya. Kini Pulau Sebesi semakin dikenal. Wisatawan datang dari berbagai daerah tak hanya Lampung, tetapi sudah mulai banyak dari Jakarta, Palembang, hingga mancanegara. Aktivitas snorkeling, jelajah pulau, hingga ke Gunung Anak Krakatau menjadi paket andalan. (Cha)

About