@fnsharran: #CapCut

القُرَانْ الْكَرِيمْ
القُرَانْ الْكَرِيمْ
Open In TikTok:
Region: MA
Friday 19 September 2025 08:35:33 GMT
34301
1186
32
165

Music

Download

Comments

shafi04002
Shafic Magunda :
name of this reciter pliiiz
2025-09-19 09:04:57
1
user25465295133486
اسماء سيد :
جزاك الله كل خير
2025-09-19 08:51:48
1
user9932954523734
user9932954523734 :
ماشآءالله تبارك الرحمن
2025-09-19 13:37:31
1
user9964434833
ام عمر :
جزاك الله الجنة ونعيمها
2025-09-19 12:04:29
1
z012086
z :
سبحان الله
2025-09-19 09:28:25
1
user8888730721288
ام جاد :
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
2025-09-19 14:21:55
0
user6616995885517
user6616995885517 :
سبحان الله وبحمده
2025-09-19 13:51:38
0
mohamed567699
🦅حمزه بيه ابو العرم الهواري👌 :
2025-09-19 16:06:19
0
rak123_fh
المالكي🇸🇦 🇸🇦 🇸🇦 :
🥰🥰🥰
2025-09-19 10:48:56
1
mhamedamanis
Mhamed Amanis :
🥰🥰🥰🥰🥰
2025-09-19 09:17:06
1
adam.yussif57
Adam Yussif :
🥰🥰🥰🥰🥰
2025-09-19 09:10:10
1
user5148345035497
جاسم جاسم :
🥰🥰🥰
2025-09-19 08:50:02
1
sugiarto.yanto0
Sugiarto Yanto :
🤲🤲🤲🥰🥰🥰
2025-09-19 08:45:11
1
m.amr2918
🇩🇿A29🇩🇿 :
🥰🥰🥰
2025-09-20 10:13:50
0
nanogolman
[email protected] :
🥰🥰🥰
2025-09-19 19:47:28
0
alla.is.one95
Alla Is ONE☝️ :
🥰🥰🥰
2025-09-19 17:43:00
0
lemarboudey
لعمار بدي :
❤️❤️❤
2025-09-19 16:47:11
0
ovo9ko
استغفر الله العظيم :
🤲🤲🤲
2025-09-19 15:32:13
0
houzaifa179
حذيفة❤️❤️❤️ :
❤️❤️❤
2025-09-19 14:53:47
0
momolegoldenboy0
momo le merengue 💯 :
🥰🥰🥰
2025-09-19 14:29:52
0
aicha_bl94
aicha_bl :
ادعوا لأمي بالشفاء العاجل جزاكم الله خير ا
2025-09-19 08:40:18
1
user60046502525938
ndeye khady Sow :
machallah machallah machallah machallah machallah machallah machallah machallah machallah machallah machallah machallah machallah machallah machallah
2025-09-19 09:01:12
1
user25465295133486
اسماء سيد :
ماشاء الله تبارك الرحمن
2025-09-19 08:51:43
1
ksamakkah3
Ksa Makkah :
لاإله إلا الله وحده لا شريك له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير
2025-09-19 09:59:51
0
To see more videos from user @fnsharran, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

—POV Dia, Jeno. Ketua OSIS SMA Angkasa yang selalu berjalan dengan ribuan pujian yang ditujukan padanya. Tampan, berprestasi, baik, sopan, ramah juga. Wajar bila siapapun mendambakannya untuk menjadi seorang pacar.  Namun, pemandangan yang kamu saksikan saat ini, membuat deskripsi sempurna tentang seorang Jeno purna.  Kamu menyaksikan, Jeno bersama orang-orang yang asing sedang merok*k di sebuah warung yang memiliki halaman luas.  Niatnya kamu ingin membeli sebotol air karena lelah setelah pulang dari kelas tambahan—akibat nilai ujian yang kecil. Tapi, kamu malah menyaksikan sesuatu yang harusnya tidak kamu ketahui.  Saat hendak berjalan pergi, kamu berhenti karena tiba-tiba terpikir,  'Kenapa harus kabur? Meskipun dia ketos, bukan berarti dia hapal semua siswa-siswi sekolah, kan? Apalagi gue tipe yang tidak populer, tidak berprestasi, dan tidak bermasalah.' “Jalan dari sini ke rumah lumayan jauh, gaada warung lagi selain ini.” Kamu bergumam.  Akhirnya, kamu memutuskan untuk tetap membeli air di warung tersebut. Kamu berusaha berakting se-normal mungkin. Meskipun kamu sadar bahwa semua laki-laki yang sedang berkumpul itu, kini menatapmu penasaran.  “Mau beli mineral botolnya satu, ya, Bu!” Kamu berucap cepat.  'Gak papa, gue gak terlihat. Gue gak terlihat.' “Nih, Neng!” “Makasih, ya, Bu!” Kamu membayar, lalu dengan tergesa berbalik, sampai tidak menyadari ada sosok tinggi berdiri di belakangmu.  “Kenapa buru-buru, Neng?” Kamu tersikap sejenak.  “Saya ada urusan, Kak.”  Laki-laki yang menghadangmu hanya ber'oh ria, lalu pandangan nya jatuh pada sasuatu yang kamu pakai, dia lalu tersenyum miring.  Kamu menatap bingung laki-laki itu. Tidak ingin berlama-lama, kamu bergeser untuk bisa pergi.  “Jen, dari sekolah lo, tuh!” “Apa, kan, gue bilang?! Gerak-geriknya mencurigakan.” “Alamat di pecat dari jabatan ketos lo, Jen!” Kamu yang sudah setengah jalan itu, terdiam mendengar perkataan yang seperti sengaja mereka ucapkan dengan keras agar kamu bisa mendengar.  'Mampus gue! Ayo jalan, ayo jalan, sebelum muka flat ini terekspos!' Sibuk dengan pikiran, kamu sampai tidak menyadari kalau dia, Jeno, sudah berada di hadapanmu dengan sebatang rok*k di sela bibirnya.  Dia melihat sesuatu yang kamu pakai seperti laki-laki tadi, kamu mengikuti arah pandang laki-laki itu. Seketika menyadari sesuatu.  'Segala lupa lagi, kalau lagi pake almamater.' “Bener. Ini Almet SMAngsa.” Setelah mengucapkan itu, tatapannya beralih padamu. Kamu berusaha mengalihkan pandangan. Entah kenapa kamu merasa bahwa kamu seperti terperangkap di kandang harimau.  Jeno membawa rok*k yang diapit di bibirnya itu. Dia kemudian menghembuskan asapnya, padamu.  Kamu yang tidak terbiasa dengan asap rok*k, terbatuk ringan. Lalu menatap Jeno hendak protes. Namun, tatapan dari Jeno membuat nyalimu ciut.  “Kenapa? Baru pertama kali lihat ketua OSIS nyebat?” “Mau laporin gue?” lanjutnya.  “Laporin? Laporin apa? Gue gak lihat apa-apa soalnya.” Kamu mengalihkan pandangan kesembarang arah.  “Lo bisa dipercaya?” “Bisa! 100% bisa! Gue gak pernah bohong, bahkan sama hamster gue sekalipun! Serius!” Kamu mengangkat dua jari ke udara.  “Siapa nama lo?” “Nama? Buat apa?” “Yaa, gue harus tahu nama orang yang berpotensi melaporkan gue, kan?” Kamu menelan ludah. “Y/n.” cicitmu.  “Oke.” Setelah itu, Jeno kembali pada teman-temannya. Kamu yang tidak bisa memikirkan apapun lagi berlaih untuk segera pergi dengan berlari.  “Di diemin aja? Gak kayak biasanya.” “Dia menarik. Gue manfaatin ini sebentar.” “Woww, ketua kita udah tahu caranya bermain!” ——— Besoknya, kamu yang masih ada kelas tambahan itu berjalan lunglai di koridor. Bukan karena apa-apa, hanya saja kamu mendapat pesan, bahwa pengajar kelas tambahanmu berubah.  'Nilai gue seburuk itu, ya?' 'Apa gue ikut les aja? Kalau gini terus gue mungkin gak bisa masuk universitas itu.' Kamu membuka pintu, seketika terkejut melihat siapa yang sedang duduk di kursi khusus untuk guru.  “Sorry, ya, ternyata gak segampang itu percaya sama orang.” Itu Jeno.  'Sialan.' #yn #pov #fyp #jeno
—POV Dia, Jeno. Ketua OSIS SMA Angkasa yang selalu berjalan dengan ribuan pujian yang ditujukan padanya. Tampan, berprestasi, baik, sopan, ramah juga. Wajar bila siapapun mendambakannya untuk menjadi seorang pacar. Namun, pemandangan yang kamu saksikan saat ini, membuat deskripsi sempurna tentang seorang Jeno purna. Kamu menyaksikan, Jeno bersama orang-orang yang asing sedang merok*k di sebuah warung yang memiliki halaman luas. Niatnya kamu ingin membeli sebotol air karena lelah setelah pulang dari kelas tambahan—akibat nilai ujian yang kecil. Tapi, kamu malah menyaksikan sesuatu yang harusnya tidak kamu ketahui. Saat hendak berjalan pergi, kamu berhenti karena tiba-tiba terpikir, 'Kenapa harus kabur? Meskipun dia ketos, bukan berarti dia hapal semua siswa-siswi sekolah, kan? Apalagi gue tipe yang tidak populer, tidak berprestasi, dan tidak bermasalah.' “Jalan dari sini ke rumah lumayan jauh, gaada warung lagi selain ini.” Kamu bergumam. Akhirnya, kamu memutuskan untuk tetap membeli air di warung tersebut. Kamu berusaha berakting se-normal mungkin. Meskipun kamu sadar bahwa semua laki-laki yang sedang berkumpul itu, kini menatapmu penasaran. “Mau beli mineral botolnya satu, ya, Bu!” Kamu berucap cepat. 'Gak papa, gue gak terlihat. Gue gak terlihat.' “Nih, Neng!” “Makasih, ya, Bu!” Kamu membayar, lalu dengan tergesa berbalik, sampai tidak menyadari ada sosok tinggi berdiri di belakangmu. “Kenapa buru-buru, Neng?” Kamu tersikap sejenak. “Saya ada urusan, Kak.” Laki-laki yang menghadangmu hanya ber'oh ria, lalu pandangan nya jatuh pada sasuatu yang kamu pakai, dia lalu tersenyum miring. Kamu menatap bingung laki-laki itu. Tidak ingin berlama-lama, kamu bergeser untuk bisa pergi. “Jen, dari sekolah lo, tuh!” “Apa, kan, gue bilang?! Gerak-geriknya mencurigakan.” “Alamat di pecat dari jabatan ketos lo, Jen!” Kamu yang sudah setengah jalan itu, terdiam mendengar perkataan yang seperti sengaja mereka ucapkan dengan keras agar kamu bisa mendengar. 'Mampus gue! Ayo jalan, ayo jalan, sebelum muka flat ini terekspos!' Sibuk dengan pikiran, kamu sampai tidak menyadari kalau dia, Jeno, sudah berada di hadapanmu dengan sebatang rok*k di sela bibirnya. Dia melihat sesuatu yang kamu pakai seperti laki-laki tadi, kamu mengikuti arah pandang laki-laki itu. Seketika menyadari sesuatu. 'Segala lupa lagi, kalau lagi pake almamater.' “Bener. Ini Almet SMAngsa.” Setelah mengucapkan itu, tatapannya beralih padamu. Kamu berusaha mengalihkan pandangan. Entah kenapa kamu merasa bahwa kamu seperti terperangkap di kandang harimau. Jeno membawa rok*k yang diapit di bibirnya itu. Dia kemudian menghembuskan asapnya, padamu. Kamu yang tidak terbiasa dengan asap rok*k, terbatuk ringan. Lalu menatap Jeno hendak protes. Namun, tatapan dari Jeno membuat nyalimu ciut. “Kenapa? Baru pertama kali lihat ketua OSIS nyebat?” “Mau laporin gue?” lanjutnya. “Laporin? Laporin apa? Gue gak lihat apa-apa soalnya.” Kamu mengalihkan pandangan kesembarang arah. “Lo bisa dipercaya?” “Bisa! 100% bisa! Gue gak pernah bohong, bahkan sama hamster gue sekalipun! Serius!” Kamu mengangkat dua jari ke udara. “Siapa nama lo?” “Nama? Buat apa?” “Yaa, gue harus tahu nama orang yang berpotensi melaporkan gue, kan?” Kamu menelan ludah. “Y/n.” cicitmu. “Oke.” Setelah itu, Jeno kembali pada teman-temannya. Kamu yang tidak bisa memikirkan apapun lagi berlaih untuk segera pergi dengan berlari. “Di diemin aja? Gak kayak biasanya.” “Dia menarik. Gue manfaatin ini sebentar.” “Woww, ketua kita udah tahu caranya bermain!” ——— Besoknya, kamu yang masih ada kelas tambahan itu berjalan lunglai di koridor. Bukan karena apa-apa, hanya saja kamu mendapat pesan, bahwa pengajar kelas tambahanmu berubah. 'Nilai gue seburuk itu, ya?' 'Apa gue ikut les aja? Kalau gini terus gue mungkin gak bisa masuk universitas itu.' Kamu membuka pintu, seketika terkejut melihat siapa yang sedang duduk di kursi khusus untuk guru. “Sorry, ya, ternyata gak segampang itu percaya sama orang.” Itu Jeno. 'Sialan.' #yn #pov #fyp #jeno

About