@thaisdiehm: We hope all our bestie girls have a great day!! #midwesternmama #momvlog #morningroutine #grwm #schooldropoff

Thais
Thais
Open In TikTok:
Region: US
Tuesday 23 September 2025 14:11:10 GMT
11529
1185
17
4

Music

Download

Comments

anuchfge32v9
lufiskafy :
more content?
2025-09-24 04:39:53
1
juliamcmanimen3
Julia Mcmanimen🍌🌙 🐭 🦖 🤖 :
I look so beautiful 😭 yes you do everyday 💜
2025-09-23 14:47:47
15
hannahfalconeroriginal
Hannahbell :
Is a child with scoliosis I can say that you as a mum, you are doing an incredible job I wish my mum supported me like you do with ur daughter. 🥰
2025-09-24 08:39:57
2
alexismarie2000
Lex🤤💞 :
shes literally your mini
2025-09-23 14:30:27
3
fun809676
fun :
So happy she is feeling better
2025-09-23 21:55:11
0
corynn.loves.softball
😛corynn🥎 :
awww you guys are cuties💗
2025-09-23 14:20:38
0
ansleyspam22
Ansley spam🌺🌺🌸 :
Diva❤️💕💕
2025-09-26 00:30:25
0
gwendolyn3225
gwendolyn32 :
Soo 😊 cute
2025-09-23 14:13:36
1
user1430286913430
Ash :
I love you guys so much, have you ever tried parting her hair down the middle💗
2025-09-23 21:05:00
1
isabelb75
Isabel :
Glad she looks like she’s feeling better!
2025-09-23 14:18:03
0
zoe.rivera249
It’sme-Zoeduh🇮🇹🇮🇹 :
I literally love y girl ur so strong and pretty
2025-09-23 23:22:19
0
sodtball8
Softball :
Early
2025-09-23 14:16:46
0
isabelb75
Isabel :
So early!
2025-09-23 14:17:42
0
chelsea_ariana
Chelsea :
😂😂😂
2025-09-29 02:35:55
0
fashionwigs47
fashionwigs🇺🇸🇬🇧🇭🇹 :
Meѕѕαɢe Uѕ ғor collab💥♥ Will you be my brand ambassador please 🥰✨ Please DM 💌
2025-09-24 13:42:45
0
benjaminbessemer1997
Benjamin Bessemer :
@Thais This is the bounce back energy from a day of rest. Live, Love and laughter is perfect for the journey Pressley has with Scoliosis. On that note has there been any developments in it looking straighter?
2025-09-24 00:13:32
0
To see more videos from user @thaisdiehm, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Part 14 Pov : “No Way Out” Series🎥 ___________________________ Setelah kejadian itu. Di apartemen Sunghoon terasa terlalu sunyi di malam hari. Langit-langit tinggi, lampu gantung yang mewah, dan jendela kaca besar yang memperlihatkan hamparan kota Seoul dari ketinggian. Y/N berdiri mematung di dekat balkon, menatap gemerlap lampu kota sambil menggenggam gelas air mineral. Rasanya… aneh. Dulu setiap malam diisi suara resepsionis, bel pintu masuk hotel, atau sekadar obrolan singkat dengan tamu.  Sekarang, yang ada hanya hening dan jejak langkah Sunghoon. “Kenapa berdiri di situ?” suara berat itu terdengar dari belakang. Y/N menoleh, menemukan Sunghoon yang baru keluar dari ruang kerjanya. Jas hitamnya sudah dilepas, hanya tersisa kemeja putih dengan dua kancing teratas terbuka. Rambutnya sedikit berantakan, tapi justru membuatnya terlihat lebih berbahaya. “Aku cuma… belum terbiasa,” jawab Y/N jujur, suaranya pelan. Sunghoon mendekat perlahan, menaruh segelas wine di meja samping lalu berhenti tepat di belakang Y/N. Tangannya terulur, menyentuh bahu Y/N dengan ringan.  “Belum terbiasa dengan apa? Dengan kebebasanmu yang sekarang berbeda, atau dengan fakta bahwa kamu hanya milikku?” Napas Y/N tercekat. Sunghoon menunduk, bibirnya hampir menyentuh telinga Y/N saat berbisik, “Tidak ada pintu keluar di sini. Bukan hotel dengan tamu yang bisa datang dan pergi. Ini rumahku, dan sekarang rumahmu juga. Jadi berhentilah menatap ke luar, Y/N. Tak ada yang menunggumu di sana.” Y/N memejamkan mata sejenak, menahan gejolak dalam dada. Ia tahu pria ini tidak bercanda—tidak ada lagi ruang untuk mundur. Sunghoon kemudian memutar tubuh Y/N hingga menghadapnya, menatap lurus ke mata dengan sorot yang begitu tajam. “Aku ingin kamu belajar satu hal mulai malam ini. Semua rutinitasmu, semua waktumu, semua hidupmu… berputar di sekelilingku. Mengerti?” Ada keheningan singkat. Y/N menelan ludah, lalu mengangguk kecil. Sunghoon tersenyum samar—bukan senyum hangat, melainkan senyum puas karena mendapatkan kendali penuh. “Good,” gumamnya, sebelum menarik Y/N mendekat. “Mulai sekarang, biasakan dirimu dengan kenyataan itu.” _____ Pagi, Y/N terbangun oleh aroma kopi yang memenuhi ruangan. Ia membuka mata pelan, menemukan Sunghoon sudah duduk di sofa dengan laptop terbuka, kemeja rapi, dan secangkir espresso di tangan. “Bangun juga akhirnya,” ucapnya tanpa menoleh, matanya tetap fokus ke layar. Y/N mengucek mata. “Jam berapa ini?” “Delapan.” Sunghoon menutup laptopnya, berdiri, lalu berjalan mendekat. “Kau tidur nyenyak?” Y/N mengangguk singkat, meski jantungnya berdebar karena tatapan Sunghoon yang selalu intens. Ia bangkit dari tempat tidur, berjalan ke dapur untuk mengambil air. Tapi baru saja membuka kulkas, suara Sunghoon terdengar lagi. “Jangan asal ambil,” katanya. Y/N menoleh, bingung. “Maksudmu?” Sunghoon menyandarkan tubuhnya di meja, menatap Y/N seakan sedang menilai sesuatu. “Mulai sekarang, aku yang atur apa yang kau makan, apa yang kau pakai, bahkan jam berapa kau tidur. Kau tak perlu berpikir keras—cukup ikuti saja.” Y/N terdiam, tangan yang memegang botol air perlahan menegang. “Sunghoon, itu… terlalu—” “Terlalu apa?” ia memotong, nadanya tenang tapi dingin. Y/N menarik napas dalam, mencoba menahan diri. “Aku bisa mengurus diriku sendiri.” Sunghoon mendekat. Satu tangannya terulur, menyingkirkan botol dari genggaman Y/N lalu menaruhnya kembali ke kulkas. Ia kemudian menunduk, menatap Y/N dari jarak begitu dekat hingga napasnya terasa hangat di wajah. “Aku tahu kau bisa. Tapi aku tidak suka. Kau milikku sekarang, Y/N. Jadi biarkan aku yang mengurus segalanya. Anggap saja… ini tanda cintaku.” Lanjutan dikomentar👉🏻 #foryoupage #pov #fyp #sunghoon #enhypen
Part 14 Pov : “No Way Out” Series🎥 ___________________________ Setelah kejadian itu. Di apartemen Sunghoon terasa terlalu sunyi di malam hari. Langit-langit tinggi, lampu gantung yang mewah, dan jendela kaca besar yang memperlihatkan hamparan kota Seoul dari ketinggian. Y/N berdiri mematung di dekat balkon, menatap gemerlap lampu kota sambil menggenggam gelas air mineral. Rasanya… aneh. Dulu setiap malam diisi suara resepsionis, bel pintu masuk hotel, atau sekadar obrolan singkat dengan tamu. Sekarang, yang ada hanya hening dan jejak langkah Sunghoon. “Kenapa berdiri di situ?” suara berat itu terdengar dari belakang. Y/N menoleh, menemukan Sunghoon yang baru keluar dari ruang kerjanya. Jas hitamnya sudah dilepas, hanya tersisa kemeja putih dengan dua kancing teratas terbuka. Rambutnya sedikit berantakan, tapi justru membuatnya terlihat lebih berbahaya. “Aku cuma… belum terbiasa,” jawab Y/N jujur, suaranya pelan. Sunghoon mendekat perlahan, menaruh segelas wine di meja samping lalu berhenti tepat di belakang Y/N. Tangannya terulur, menyentuh bahu Y/N dengan ringan. “Belum terbiasa dengan apa? Dengan kebebasanmu yang sekarang berbeda, atau dengan fakta bahwa kamu hanya milikku?” Napas Y/N tercekat. Sunghoon menunduk, bibirnya hampir menyentuh telinga Y/N saat berbisik, “Tidak ada pintu keluar di sini. Bukan hotel dengan tamu yang bisa datang dan pergi. Ini rumahku, dan sekarang rumahmu juga. Jadi berhentilah menatap ke luar, Y/N. Tak ada yang menunggumu di sana.” Y/N memejamkan mata sejenak, menahan gejolak dalam dada. Ia tahu pria ini tidak bercanda—tidak ada lagi ruang untuk mundur. Sunghoon kemudian memutar tubuh Y/N hingga menghadapnya, menatap lurus ke mata dengan sorot yang begitu tajam. “Aku ingin kamu belajar satu hal mulai malam ini. Semua rutinitasmu, semua waktumu, semua hidupmu… berputar di sekelilingku. Mengerti?” Ada keheningan singkat. Y/N menelan ludah, lalu mengangguk kecil. Sunghoon tersenyum samar—bukan senyum hangat, melainkan senyum puas karena mendapatkan kendali penuh. “Good,” gumamnya, sebelum menarik Y/N mendekat. “Mulai sekarang, biasakan dirimu dengan kenyataan itu.” _____ Pagi, Y/N terbangun oleh aroma kopi yang memenuhi ruangan. Ia membuka mata pelan, menemukan Sunghoon sudah duduk di sofa dengan laptop terbuka, kemeja rapi, dan secangkir espresso di tangan. “Bangun juga akhirnya,” ucapnya tanpa menoleh, matanya tetap fokus ke layar. Y/N mengucek mata. “Jam berapa ini?” “Delapan.” Sunghoon menutup laptopnya, berdiri, lalu berjalan mendekat. “Kau tidur nyenyak?” Y/N mengangguk singkat, meski jantungnya berdebar karena tatapan Sunghoon yang selalu intens. Ia bangkit dari tempat tidur, berjalan ke dapur untuk mengambil air. Tapi baru saja membuka kulkas, suara Sunghoon terdengar lagi. “Jangan asal ambil,” katanya. Y/N menoleh, bingung. “Maksudmu?” Sunghoon menyandarkan tubuhnya di meja, menatap Y/N seakan sedang menilai sesuatu. “Mulai sekarang, aku yang atur apa yang kau makan, apa yang kau pakai, bahkan jam berapa kau tidur. Kau tak perlu berpikir keras—cukup ikuti saja.” Y/N terdiam, tangan yang memegang botol air perlahan menegang. “Sunghoon, itu… terlalu—” “Terlalu apa?” ia memotong, nadanya tenang tapi dingin. Y/N menarik napas dalam, mencoba menahan diri. “Aku bisa mengurus diriku sendiri.” Sunghoon mendekat. Satu tangannya terulur, menyingkirkan botol dari genggaman Y/N lalu menaruhnya kembali ke kulkas. Ia kemudian menunduk, menatap Y/N dari jarak begitu dekat hingga napasnya terasa hangat di wajah. “Aku tahu kau bisa. Tapi aku tidak suka. Kau milikku sekarang, Y/N. Jadi biarkan aku yang mengurus segalanya. Anggap saja… ini tanda cintaku.” Lanjutan dikomentar👉🏻 #foryoupage #pov #fyp #sunghoon #enhypen

About