POV | Kamu dan ni-ki adalah musuh bebuyutan, entah di kelas maupun diluar kelas. Kalian berdua memang rival sengit, selalu berebut menjawab kuis yang diberikan oleh dosen. Nilai kalian berdua juga saling kejar-mengejar, berusaha menjadi mahasiswa paling aktif di kelas. "Gue yakin ipk gue kali ini lebih tinggi daripada lo, y/n." Ni-ki mengejekmu, lalu ia memberikan sebotol minuman ion kepadamu. Ni-ki pergi begitu saja setelah memberikan sebotol minuman yang akhirnya kamu berikan kepada sahabatmu, Mina. "Min, gue beneran heran deh sama riki, dia kenapa sih selalu ngajak gue duel?" Tanyamu kepada mina yang berada di samping kananmu. "Entah.", Mina mengangkat kedua bahunya acuh. Mina mengerutkan dahinya setelah meminum minuman yang telah diberikan oleh ni-ki. Mukanya berubah masam. "Sialan!" Mina menutup kembali botol minuman tersebut dan membantingnya ke atas meja. "Gue tau kenapa lo kasih minuman ini ke gue. Riki ngerjain lo lagi, y/n." Kamu terkekeh pelan, "Gue paham sifat jeleknya riki, Mina. Yakali gue minum minuman dari dia, bisa-bisa gue keracunan." • • Sebagai manusia pada umumnya, kamu pun memiliki seorang pacar. Dan pacarmu adalah seorang duda kaya raya yang mungkin berusia sekitar 50 tahun. Sedangkan kamu, kamu baru berusia 25 tahun. Malam ini mas duda mengajakmu makan malam untuk memperkenalkan anak semata-wayangnya. Mas duda sengaja menyewa satu ruangan penuh di lantai dua restoran mahal untuk makan malam sakral bersamamu dan juga anaknya. Saat ini kamu tengah duduk dihadapan mas duda. Dia menatapmu dengan penuh cinta. Walaupun sudah tua, menurutmu mas duda masih sangat tampan dan berwibawa. "Sayang, maaf ya anakku datangnya terlambat." Katanya. Kamu mengangguk pelan, "Iya sayang, bukan masalah besar kok." Selama ini mas duda memang tidak pernah mengenalkanmu kepada anaknya. Saat ini adalah kali pertamanya kamu akan bertemu dengan anak dari mas duda dan memperkenalkan diri sebagai calon ibu sambungnya. "Daddy!" Seru seorang pria. Suara itu terdengar familiar, tunggu... Kamu memutar kepalamu ke belakang dan ternyata... "Riki?!" "Y/n?!" Kalian berdua saling menatap tidak percaya. "Mas, riki anak kamu?" Kamu langsung bertanya kepada mas duda untuk mengonfirmasi apakah ni-ki adalah anak semata-wayang yang dimaksud oleh mas duda. Mas duda yang terlihat bingung dengan interaksi antara kalian berdua pun mengangguk pelan. "Sayang, maaf ya aku baru kenalin kamu sama riki. Kalian sudah saling kenal sebelumnya?" Tanya mas duda kepadamu. "Ah, anu itu mas, iya." Jawabmu dengan nada lirih. Kamu tidak percaya dengan situasi saat ini. Apa-apaan ini, ternyata anak dari mas duda kesayanganmu adalah ni-ki? Speechless! "Rik, sini nak." Panggil mas duda kepada ni-ki. Dia menepuk-nepuk kursi di sebelahnya yang ada diantara kalian berdua. Ni-ki berjalan santai. Dia sedikit terkekeh melihat pakaianmu yang terbuka di bagian bahu. Sedangkan kamu, kamu menunduk gelisah berusaha untuk menutupi rasa gugupmu. 'God, damn. Kenapa harus riki sih anak dari mas duda?' Ucapmu dalam hati. Selama makan malam berlangsung, ni-ki selalu melihat ke arahmu sembari tertawa kecil yang terlihat seperti —mengejek. • • Ketika mas duda akan mengantarkanmu pulang ke rumah, ni-ki dengan cepat menyela dan berinisiatif untuk mengantarkanmu pulang. Mas duda pun mengangguk setuju karena dia sudah mengetahui bahwa kamu adalah teman sekelas ni-ki. Selama di dalam mobil ni-ki, kamu hanya menatap ke arah luar jendela. Kamu berharap suasana canggung diantara kamu dan ni-ki cepat berusai. Tiba-tiba saja ni-ki tertawa saat melihat ke arahmu. "Jadi calon ibu tiri gue itu lo, y/n? Ngga nyangka ya ternyata dunia se-sempit ini. Btw, lo udah ngapain aja sama bokap sampe bokap janjiin mau nikahin lo?" Kamu mendelik ke arah ni-ki, merutuki nasib sialmu saat ini. "Lo kalo ngomong bisa mikir dulu ngga?" Cibirmu. "Asal lo tau ya y/n, bokap gue itu...." next di 💬 #niki #enhypen #pov #fyp #foryourpage - @reinccyy