@ajdb.56wndnxo: #foryou #tiktokshop

ajdb.56wndnxo
ajdb.56wndnxo
Open In TikTok:
Region: US
Thursday 25 September 2025 11:16:44 GMT
436
3
0
0

Music

Download

Comments

There are no more comments for this video.
To see more videos from user @ajdb.56wndnxo, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

𝗣𝗔𝗥𝗧 𝟮 | 𝗣𝗢𝗩 Kamu terbangun mendadak. Napasmu terengah, keringat dingin mengalir di pelipis. Ruanganmu gelap, jam di dinding menunjuk lewat tengah malam. Ponsel di nakas berdering. Kau menggapainya dengan tangan gemetar. Gyu calling… Pelan kau tekan tombol hijau. “Nanti aku jemput kamu ya” suaranya terdengar lembut, hangat. Kamu masih terdiam beberapa detik, belum sepenuhnya sadar. “Mau… ke mana?” suaramu pelan, terdengar bingung. Dia tertawa kecil di seberang sana. “Kamu lupa? Mama sama papa kan ngerayain anniversary hari ini. Yaudah ya, aku mau lanjutin dekor dulu. Sampai ketemu nanti.” Telepon terputus. Kamu masih menatap layar ponselmu lama. Jantungmu seperti diremas. Suara itu… hangat, penuh cinta. Tapi kepalamu masih dipenuhi wajah Seungcheol di rumah sakit. Kamu menutup wajahmu dengan kedua tangan, berusaha meyakinkan diri. “Itu cuma mimpi…” bisikmu. Tapi rasanya terlalu nyata untuk sekadar mimpi. --- Satu jam kemudian, Mingyu menjemputmu. Ia tersenyum lebar dari balik kemudi, meraih tanganmu dan mengecup punggungnya. “Cantik banget malam ini,” katanya. Kamu hanya bisa tersenyum tipis, memaksa terlihat normal. Padahal dadamu sesak. --- Rumah Mingyu malam itu meriah. Lampu gantung kristal menyala hangat, lantai marmer berkilat memantulkan cahaya, hiasan bunga memenuhi ruangan. Suara tawa terdengar dari dapur, para keluarga sibuk menyiapkan kejutan. Mingyu menggenggam tanganmu, membuatmu sedikit tenang. Kau mencoba ikut tertawa, membantu menggantung pita dan menata kue. Sampai akhirnya… Acara pemotongan kue dimulai. Lampu ruang tamu dipadamkan sebentar. Semua menunggu. Pintu depan terbuka. Cahaya dari luar memantul di lantai marmer. Kau menunduk tanpa sadar, dan melihat sepasang sepatu kulit hitam mengilap. Tegas. Bersih. Seperti baru. Kau menatap ke atas. Nafasmu tercekat. Seungcheol. Ia berdiri di ambang pintu. Badan tegap, jas navy pas di tubuhnya, dasi sedikit longgar seperti baru pulang kerja, rambutnya rapi tapi sedikit berantakan di bagian depan. Wajahnya sehat, kulitnya sedikit pucat tapi segaris senyum muncul di bibirnya. Kamu hampir terjatuh, tanganmu refleks berpegangan pada meja kue. Matamu tak bisa lepas darinya. “Maaf, Mah, Pah. Aku telat,” suaranya berat, jelas, membuat tubuhmu bergetar. Ia menghampiri orang tuanya, memeluk mamahnya erat dan mencium pipinya. “Maaf mah aku telat, tadi masih banyak kerjaan.” Mamahnya cemberut manja, tapi matanya berbinar. Seungcheol mengeluarkan kotak kecil dari saku jasnya, membuka, dan memakaikan kalung cantik di leher mamahnya. “Happy anniversary.” Papahnya ikut menggoda, “Mamah doang nih? Yang dapet hadiah.” Seungcheol tersenyum tipis, mengeluarkan jam tangan mewah dari kotak lain dan memakaikannya di pergelangan tangan papahnya. “Nggak mungkin aku lupa sama papahku sendiri dong,” candanya. Semua tertawa. Kau hanya berdiri terpaku. Napasmu tak teratur. Matamu masih terus menatap Seungcheol—wajah yang semalam kau tangisi di mimpi. Tangannya yang tadi memakaikan kalung, senyum tipisnya, suaranya, semuanya terlalu nyata. Kau merasa dunia berputar. Tubuhmu kaku, perasaanmu campur aduk. Mingyu yang sedari tadi berdiri tak jauh darimu sempat melirik ke arahmu. Tatapannya seolah tahu kamu sedang tidak baik-baik saja, tapi ia memilih diam dan membiarkanmu pergi ketika kamu meminta udara sebentar. --- Kamu duduk sebentar di halaman belakang rumah, menjauh dari keramaian. Mimpi tadi masih berputar di kepalamu, bercampur dengan kenyataan bahwa Seungcheol benar-benar ada di rumah ini. Udara malam terasa dingin, tapi kamu tetap duduk di bangku taman itu. Suara dari dalam rumah masih ramai, tapi kepalamu terlalu berat untuk ikut merayakan. “Ngapain di sini? Dingin loh…” Kamu hampir loncat dari dudukmu saking kagetnya. Kepalamu cepat menoleh, dan… Dia di sana. Seungcheol. Berdiri beberapa langkah dari bangku, kemeja putihnya digulung sampai siku, satu tangannya membawa jas navy yang tadi ia kenakan. (lanjut komen)  #pov #scoups #seventeen #xyzbca
𝗣𝗔𝗥𝗧 𝟮 | 𝗣𝗢𝗩 Kamu terbangun mendadak. Napasmu terengah, keringat dingin mengalir di pelipis. Ruanganmu gelap, jam di dinding menunjuk lewat tengah malam. Ponsel di nakas berdering. Kau menggapainya dengan tangan gemetar. Gyu calling… Pelan kau tekan tombol hijau. “Nanti aku jemput kamu ya” suaranya terdengar lembut, hangat. Kamu masih terdiam beberapa detik, belum sepenuhnya sadar. “Mau… ke mana?” suaramu pelan, terdengar bingung. Dia tertawa kecil di seberang sana. “Kamu lupa? Mama sama papa kan ngerayain anniversary hari ini. Yaudah ya, aku mau lanjutin dekor dulu. Sampai ketemu nanti.” Telepon terputus. Kamu masih menatap layar ponselmu lama. Jantungmu seperti diremas. Suara itu… hangat, penuh cinta. Tapi kepalamu masih dipenuhi wajah Seungcheol di rumah sakit. Kamu menutup wajahmu dengan kedua tangan, berusaha meyakinkan diri. “Itu cuma mimpi…” bisikmu. Tapi rasanya terlalu nyata untuk sekadar mimpi. --- Satu jam kemudian, Mingyu menjemputmu. Ia tersenyum lebar dari balik kemudi, meraih tanganmu dan mengecup punggungnya. “Cantik banget malam ini,” katanya. Kamu hanya bisa tersenyum tipis, memaksa terlihat normal. Padahal dadamu sesak. --- Rumah Mingyu malam itu meriah. Lampu gantung kristal menyala hangat, lantai marmer berkilat memantulkan cahaya, hiasan bunga memenuhi ruangan. Suara tawa terdengar dari dapur, para keluarga sibuk menyiapkan kejutan. Mingyu menggenggam tanganmu, membuatmu sedikit tenang. Kau mencoba ikut tertawa, membantu menggantung pita dan menata kue. Sampai akhirnya… Acara pemotongan kue dimulai. Lampu ruang tamu dipadamkan sebentar. Semua menunggu. Pintu depan terbuka. Cahaya dari luar memantul di lantai marmer. Kau menunduk tanpa sadar, dan melihat sepasang sepatu kulit hitam mengilap. Tegas. Bersih. Seperti baru. Kau menatap ke atas. Nafasmu tercekat. Seungcheol. Ia berdiri di ambang pintu. Badan tegap, jas navy pas di tubuhnya, dasi sedikit longgar seperti baru pulang kerja, rambutnya rapi tapi sedikit berantakan di bagian depan. Wajahnya sehat, kulitnya sedikit pucat tapi segaris senyum muncul di bibirnya. Kamu hampir terjatuh, tanganmu refleks berpegangan pada meja kue. Matamu tak bisa lepas darinya. “Maaf, Mah, Pah. Aku telat,” suaranya berat, jelas, membuat tubuhmu bergetar. Ia menghampiri orang tuanya, memeluk mamahnya erat dan mencium pipinya. “Maaf mah aku telat, tadi masih banyak kerjaan.” Mamahnya cemberut manja, tapi matanya berbinar. Seungcheol mengeluarkan kotak kecil dari saku jasnya, membuka, dan memakaikan kalung cantik di leher mamahnya. “Happy anniversary.” Papahnya ikut menggoda, “Mamah doang nih? Yang dapet hadiah.” Seungcheol tersenyum tipis, mengeluarkan jam tangan mewah dari kotak lain dan memakaikannya di pergelangan tangan papahnya. “Nggak mungkin aku lupa sama papahku sendiri dong,” candanya. Semua tertawa. Kau hanya berdiri terpaku. Napasmu tak teratur. Matamu masih terus menatap Seungcheol—wajah yang semalam kau tangisi di mimpi. Tangannya yang tadi memakaikan kalung, senyum tipisnya, suaranya, semuanya terlalu nyata. Kau merasa dunia berputar. Tubuhmu kaku, perasaanmu campur aduk. Mingyu yang sedari tadi berdiri tak jauh darimu sempat melirik ke arahmu. Tatapannya seolah tahu kamu sedang tidak baik-baik saja, tapi ia memilih diam dan membiarkanmu pergi ketika kamu meminta udara sebentar. --- Kamu duduk sebentar di halaman belakang rumah, menjauh dari keramaian. Mimpi tadi masih berputar di kepalamu, bercampur dengan kenyataan bahwa Seungcheol benar-benar ada di rumah ini. Udara malam terasa dingin, tapi kamu tetap duduk di bangku taman itu. Suara dari dalam rumah masih ramai, tapi kepalamu terlalu berat untuk ikut merayakan. “Ngapain di sini? Dingin loh…” Kamu hampir loncat dari dudukmu saking kagetnya. Kepalamu cepat menoleh, dan… Dia di sana. Seungcheol. Berdiri beberapa langkah dari bangku, kemeja putihnya digulung sampai siku, satu tangannya membawa jas navy yang tadi ia kenakan. (lanjut komen) #pov #scoups #seventeen #xyzbca

About