Pernah dengar istilah bahwa ketika tubuh lapar, sebenarnya ia sedang “memakan dirinya sendiri”? Kedengarannya menakutkan, tapi justru di situlah letak salah satu keajaiban tubuh manusia. Proses ini dikenal dengan nama autophagy, sebuah mekanisme alami yang menjadi topik penelitian besar hingga membuat ilmuwan Jepang, Dr. Yoshinori Ohsumi, dianugerahi Hadiah Nobel Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 2016. Apa yang sebenarnya terjadi saat autophagy? Bayangkan tubuh kita seperti sebuah kota. Setiap sel adalah bangunan yang sibuk bekerja. Seiring waktu, beberapa bangunan rusak, tidak terpakai, atau bahkan bisa menjadi ancaman. Jika tidak dibersihkan, kota itu akan penuh sampah dan hancur perlahan. Nah, autophagy adalah tim pembersih yang datang, membongkar bangunan rusak, lalu menggunakan kembali materialnya untuk membangun yang baru. Saat tubuh kita tidak mendapat asupan makanan untuk beberapa waktu—misalnya ketika berpuasa—ia akan mengaktifkan sistem darurat. Energi yang biasanya didapat dari makanan kini harus dicari dari dalam tubuh. Maka tubuh mulai mengurai sel-sel yang sudah tua, rusak, atau tidak efisien. Sel-sel ini dihancurkan, bagian baiknya didaur ulang, dan sisanya dibuang. Kenapa ini penting? Karena banyak penyakit berbahaya muncul akibat sel-sel rusak yang dibiarkan menumpuk. Protein abnormal yang tidak dibersihkan bisa memicu penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson. Sel yang rusak bisa berkembang menjadi kanker. Bahkan proses penuaan pun dipengaruhi oleh akumulasi sel-sel tua yang tidak lagi berfungsi. Dengan autophagy, tubuh seakan memiliki mekanisme detoks alami. Ia membantu: Mengurangi risiko penyakit kronis Memperlambat penuaan sel Membersihkan “sampah seluler” yang bisa jadi berbahaya Memberi kesempatan tubuh untuk melakukan regenerasi dan perbaikan Puasa dan autophagy Banyak penelitian modern mengaitkan manfaat puasa dengan autophagy. Ketika kita membiarkan tubuh “istirahat dari makanan” selama beberapa jam hingga hari, autophagy cenderung lebih aktif. Inilah sebabnya intermittent fasting banyak diminati, bukan hanya untuk menurunkan berat badan, tapi juga untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Namun, penting dicatat: autophagy bukan berarti obat instan untuk semua penyakit. Ia adalah proses alami yang mendukung kesehatan sel, tapi tetap harus diimbangi dengan gaya hidup sehat, pola makan bergizi, dan kebiasaan baik lainnya. Jadi, lain kali saat kita merasa lapar di jam-jam puasa, ingatlah bahwa tubuh sedang bekerja keras membersihkan dan memperbaiki dirinya sendiri. Lapar bisa jadi bukan musuh, tapi justru bagian dari cara tubuh kita menjaga kesehatan. #Salam #Sehat dan #Bahagia - @tiga.putri.dewi