@stinaknowsbest: #SkincareSecrets #clearskinjourney #glassskin #skincarethatworks #GlowUp

Kristina
Kristina
Open In TikTok:
Region: US
Friday 26 September 2025 11:53:54 GMT
5126
5
0
0

Music

Download

Comments

There are no more comments for this video.
To see more videos from user @stinaknowsbest, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Pt 7 | POV: Tubuh rapuhmu terhempas keras ke kursi kemudi, napasmu tercekat oleh genggaman dingin seorang Lee Heeseung. Tanpa kata, ia memutari mobil sport hitamnya yang berkilau di bawah cahaya lampu jalan yang redup. Suara klik terdengar saat ia menyalakan rokok. Sekali hisap, sekali buang napas, kumpulan asap putih menari di udara malam.  Begitu ia masuk ke dalam mobil, asap itu langsung menyeruak ke arahmu.  “Oh, no…” suaramu lirih, nyaris tak terdengar.  Heeseung tersenyum tipis, lalu dengan sengaja menghembuskan asap tepat ke wajahmu. Sesak. Tenggorokanmu terasa terbakar. Kepalamu mulai pening. Kamu ingin melompat keluar, tapi mobil keburu melaju kencang, deru mesinnya memecah keheningan malam.  Satu tangannya menggenggam kemudi, sementara tangan lainnya santai menahan rokok yang menyala.  “Kamu benci ini, hm?” suaranya rendah, seolah menikmati penderitaanmu.  Kamu batuk keras, tubuhmu gemetar. Ruangan kecil itu dipenuhi asap, matamu berair. Melihatmu hampir kehabisan napas, Heeseung mendadak menghentikan mobil di tepi jalan yang sepi, terlalu sepi.  Begitu pintu terbuka, udara dingin malam menusuk kulitmu. Kamu berlari keluar, terengah, paru-parumu haus akan udara segar. Sekelilingmu hanya hutan pekat, gelap, sunyi.  Langkah kaki berat terdengar mendekat. Heeseung keluar dari mobil, rokok masih menyala di jarinya. Dalam sekejap, tubuhmu ditarik kasar, punggungmu membentur kap mobil yang dingin. Tubuhnya yang panas menindihmu, membuatmu terperangkap.  Dari bawah, kamu melihat wajahnya. Mata itu gelap, penuh amarah dan dendam.  Ia kembali menghirup rokok dalam-dalam, lalu menunduk… bibirnya menindih bibirmu. Rasa pahit, sesak, bercampur jadi satu. Heeseung tidak memberimu ruang untuk bernapas. Baginya, ini adalah ciuman penuh obsesi. Bagimu, ini adalah neraka.  Air matamu menetes. Tangisanmu pecah.  Sejenak, Heeseung melonggarkan genggamannya. Ia menatapmu, mata yang basah, wajah penuh luka batin. Kamu mendorongnya sekuat tenaga. Tangismu berubah jadi teriakan.
Pt 7 | POV: Tubuh rapuhmu terhempas keras ke kursi kemudi, napasmu tercekat oleh genggaman dingin seorang Lee Heeseung. Tanpa kata, ia memutari mobil sport hitamnya yang berkilau di bawah cahaya lampu jalan yang redup. Suara klik terdengar saat ia menyalakan rokok. Sekali hisap, sekali buang napas, kumpulan asap putih menari di udara malam. Begitu ia masuk ke dalam mobil, asap itu langsung menyeruak ke arahmu. “Oh, no…” suaramu lirih, nyaris tak terdengar. Heeseung tersenyum tipis, lalu dengan sengaja menghembuskan asap tepat ke wajahmu. Sesak. Tenggorokanmu terasa terbakar. Kepalamu mulai pening. Kamu ingin melompat keluar, tapi mobil keburu melaju kencang, deru mesinnya memecah keheningan malam. Satu tangannya menggenggam kemudi, sementara tangan lainnya santai menahan rokok yang menyala. “Kamu benci ini, hm?” suaranya rendah, seolah menikmati penderitaanmu. Kamu batuk keras, tubuhmu gemetar. Ruangan kecil itu dipenuhi asap, matamu berair. Melihatmu hampir kehabisan napas, Heeseung mendadak menghentikan mobil di tepi jalan yang sepi, terlalu sepi. Begitu pintu terbuka, udara dingin malam menusuk kulitmu. Kamu berlari keluar, terengah, paru-parumu haus akan udara segar. Sekelilingmu hanya hutan pekat, gelap, sunyi. Langkah kaki berat terdengar mendekat. Heeseung keluar dari mobil, rokok masih menyala di jarinya. Dalam sekejap, tubuhmu ditarik kasar, punggungmu membentur kap mobil yang dingin. Tubuhnya yang panas menindihmu, membuatmu terperangkap. Dari bawah, kamu melihat wajahnya. Mata itu gelap, penuh amarah dan dendam. Ia kembali menghirup rokok dalam-dalam, lalu menunduk… bibirnya menindih bibirmu. Rasa pahit, sesak, bercampur jadi satu. Heeseung tidak memberimu ruang untuk bernapas. Baginya, ini adalah ciuman penuh obsesi. Bagimu, ini adalah neraka. Air matamu menetes. Tangisanmu pecah. Sejenak, Heeseung melonggarkan genggamannya. Ia menatapmu, mata yang basah, wajah penuh luka batin. Kamu mendorongnya sekuat tenaga. Tangismu berubah jadi teriakan. "Heeseung, kamu benar-benar gila". Kamu mengusap kasar bibirmu untuk menghapus jejaknya. "Baiklah, terus?". Ia tersenyum sinis, mengangguk pelan. Kamu menatapnya tidak percaya. "Heeseung kamu ga sadar semua perlakukanmu denganku? Bahkan kamu sama sekali ngga ngedengerin dulu penjelasanku terkait kebocoran data waktu itu". Air matamu jatuh mengingat betapa terpuruknya dirimu waktu itu, kamu ingin kepercayaan heeseung tapi dia malah mendorongmu jauh. "Aku hancur, Heeseung! Aku butuh kamu percaya sama aku,, seharusnya kamu tau aku tidak akan melakukan–". “Aku tahu,” potongnya dingin. Nafasmu tercekat. Bingung. “Apa?” Heeseung mendekat, satu tangannya meraih pinggangmu, menahanmu agar tak kabur. "Aku tidak sebodoh yang kamu pikirkan y/n, bahkan jika benar kamu yang melakukannya, aku tidak peduli karna dirimu lebih penting dibanding hal itu sekalipun". Kata-katanya menusuk, tapi hatimu kacau. "Aku lebih tau dibanding kamu, sahabatmu yang menyabotase semuanya, dia melihat kita berciuman di bar waktu itu. Dari detik itu aku tahu, dia akan melakukan segalanya untuk memisahkanmu dariku". Heeseung menangkup wajahmu, jari-jarinya dingin di kulitmu. Tatapan matanya redup tapi dalam, seolah ada sesuatu yang lebih besar tersembunyi di balik kejamnya sikapnya. “Aku biarkan semua rencananya berjalan. Biar aku yang kotor, asal kamu tidak terluka lebih jauh.” Air matamu mengalir lagi… ada sesuatu dalam nada suaranya, sesuatu yang membuatmu gemetar. “Tapi…” Heeseung tersenyum pahit. “Aku juga lihat kamu dengan Jake. Kekasih gelap sahabatmu.” Kamu terbelalak. “Hah? Jake? Maksudmu apa?!” “Jauh sebelum kamu dan aku terjebak dalam hubungan ini… sahabatmu sudah lebih dulu melibatkan Jake. Dia tidak sepolos yang kamu kira.” Kamu menggeleng keras. “Aku tidak percaya…” Heeseung mendekat lagi, jarinya menyapu bibirmu yang masih memerah karena ciuman paksa tadi. “Sayang, aku tidak peduli kamu percaya atau tidak. Yang jelas… kamu milikku.” (+++comsec) #heeseung #enhypen #pov #enhypen #fyp

About