@fr33z_17: I feel like the MAN #fyp #uktiktok #somalitiktok #fr33z #ukdrill

FR33Z
FR33Z
Open In TikTok:
Region: GB
Monday 29 September 2025 22:51:29 GMT
13914
634
10
86

Music

Download

Comments

amirorrr
ami :
Somali tt multiverse
2025-09-30 07:51:47
14
ayuub1x
CHAPO 🎲 :
Safe 😂😂😂😂
2025-09-29 23:12:35
3
nqsmk3
nqsmk3🇸🇴 :
This is the most random thing
2025-09-30 10:48:00
1
samurai.hox
Samurai.hox :
DGMS @Lilslipz 🕺🏾
2025-09-30 08:42:26
1
cb_24ss
cb :
My food come cold from that gaf
2025-09-30 05:40:17
0
bigomztv
BigOmz :
Me if I ever see this Double R guy
2025-09-29 22:53:39
8
maxr_1738
Silvio Dante :
You will never own a home 😂
2025-09-29 22:54:48
7
lovesosa418
lovesosa418 :
yup double rr
2025-09-30 02:18:34
0
To see more videos from user @fr33z_17, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

StrightTimes – Persidangan lanjutan kasus dengan terdakwa wartawan senior Kepri Online, Gordon Hassler Silalahi, Selasa (23/9/2025) di Pengadilan Negeri Batam, tidak sekadar menghadirkan ketegangan hukum. Ruang sidang itu menjelma menjadi panggung kehidupan, tempat persahabatan puluhan tahun diuji oleh getirnya perkara hukum. Semua bermula dari angka Rp20 juta nominal yang tampak kecil bila dibandingkan dengan harga sebuah persahabatan. Namun, justru angka itulah yang menjadi dasar dakwaan, memicu pengaduan, dan menyeret Gordon ke kursi terdakwa. Persidangan ini bukan hanya soal pasal dan bukti, melainkan juga soal luka batin, tentang sahabat lama yang kini berhadapan bukan di meja perjamuan, melainkan di hadapan majelis hakim. Ruang sidang seakan menjadi cermin pahitnya takdir. Satu laporan dan angka dua puluh juta mampu merobek jalinan persaudaraan antara Nasib Siahaan dan Moody Arnold Timisela. Tiga sahabat lama akhirnya kembali dipertemukan, bukan dalam tawa dan nostalgia, melainkan dalam suasana penuh luka dan ironi kehidupan. Jaksa Penuntut Umum (JPU) Abdullah dan Martua menghadirkan delapan saksi. Namun satu nama yang paling menyita perhatian adalah Nasib Siahaan, corporate lawyer PT Nusa Cipta Propertindo. Kehadirannya membuat suasana ruang sidang mengental. Bagi Gordon, Nasib bukan orang asing. Mereka pernah berjalan bersama, bersahabat lama, berbagi suka dan duka. Tetapi hari itu, posisi mereka berseberangan yang satu terdakwa, yang lain saksi. Di sisi lain, hadir Moody Arnold Timisela, tokoh masyarakat Batam sekaligus sahabat lama Nasib Sihaan . Ironisnya, persahabatan mereka yang terjalin sejak puluhan tahun lalu ikut terbelah hanya karena nominal Rp20 juta. Meski demikian, Moody tidak pernah absen hadir di setiap persidangan Gordon. Dari bangku pengunjung, ia berdiri sebagai penopang moral, memastikan Gordon Silalahi tidak pernah merasa sendiri di tengah pusaran perkara hukum yang menggerus bukan hanya kebebasan, tetapi juga persaudaraan. Sidang berlangsung panas. Pertanyaan tajam dari kuasa hukum, bantahan, hingga suara Gordon sendiri yang penuh keyakinan membuat ruang sidang menegang. Namun publik melihat lebih dari sekadar proses hukum. Mereka menyaksikan tiga sahabat lama terpisahkan oleh jalur hukum, namun tetap terikat oleh sejarah panjang yang tak mudah terhapus. Bahkan di hadapan majelis hakim, Nasib Siahaan menyebut Gordon sebagai “Kawan Poertoriko” istilah perkawanan tingkat tertinggi untuk sahabat yang hadir dalam suka maupun duka. Sebuah pengakuan bahwa ikatan persahabatan masih ada, meski tertutup kabut konflik hukum. Puncak drama hadir usai sidang ditutup. Saat hendak meninggalkan ruangan, Nasib menghampiri Gordon, menyalaminya, lalu berbalik arah menuju Moody. Saat keduanya bertemu, pelukan erat tercipta. Bukan sekadar formalitas, melainkan pengakuan tulus bahwa di atas segala perbedaan, masih ada persahabatan yang tak bisa dipadamkan. Ruang sidang yang dingin seketika berubah hangat oleh momen emosional itu. Hari itu, Pengadilan Negeri Batam bukan hanya panggung hukum, melainkan juga panggung kehidupan. Rp20 juta memang menjadi pemicu terpisahnya persahabatan, tetapi sidang ini membuktikan bahwa waktu, sejarah, dan hati yang tulus mampu mempertemukan kembali sahabat lama. Karena pada akhirnya, persahabatan sejati selalu menemukan jalan pulang bahkan di ruang sidang yang penuh ketegangan sekalipun. #savegordon #kriminalisasi #keadilan #polrestabarelang
StrightTimes – Persidangan lanjutan kasus dengan terdakwa wartawan senior Kepri Online, Gordon Hassler Silalahi, Selasa (23/9/2025) di Pengadilan Negeri Batam, tidak sekadar menghadirkan ketegangan hukum. Ruang sidang itu menjelma menjadi panggung kehidupan, tempat persahabatan puluhan tahun diuji oleh getirnya perkara hukum. Semua bermula dari angka Rp20 juta nominal yang tampak kecil bila dibandingkan dengan harga sebuah persahabatan. Namun, justru angka itulah yang menjadi dasar dakwaan, memicu pengaduan, dan menyeret Gordon ke kursi terdakwa. Persidangan ini bukan hanya soal pasal dan bukti, melainkan juga soal luka batin, tentang sahabat lama yang kini berhadapan bukan di meja perjamuan, melainkan di hadapan majelis hakim. Ruang sidang seakan menjadi cermin pahitnya takdir. Satu laporan dan angka dua puluh juta mampu merobek jalinan persaudaraan antara Nasib Siahaan dan Moody Arnold Timisela. Tiga sahabat lama akhirnya kembali dipertemukan, bukan dalam tawa dan nostalgia, melainkan dalam suasana penuh luka dan ironi kehidupan. Jaksa Penuntut Umum (JPU) Abdullah dan Martua menghadirkan delapan saksi. Namun satu nama yang paling menyita perhatian adalah Nasib Siahaan, corporate lawyer PT Nusa Cipta Propertindo. Kehadirannya membuat suasana ruang sidang mengental. Bagi Gordon, Nasib bukan orang asing. Mereka pernah berjalan bersama, bersahabat lama, berbagi suka dan duka. Tetapi hari itu, posisi mereka berseberangan yang satu terdakwa, yang lain saksi. Di sisi lain, hadir Moody Arnold Timisela, tokoh masyarakat Batam sekaligus sahabat lama Nasib Sihaan . Ironisnya, persahabatan mereka yang terjalin sejak puluhan tahun lalu ikut terbelah hanya karena nominal Rp20 juta. Meski demikian, Moody tidak pernah absen hadir di setiap persidangan Gordon. Dari bangku pengunjung, ia berdiri sebagai penopang moral, memastikan Gordon Silalahi tidak pernah merasa sendiri di tengah pusaran perkara hukum yang menggerus bukan hanya kebebasan, tetapi juga persaudaraan. Sidang berlangsung panas. Pertanyaan tajam dari kuasa hukum, bantahan, hingga suara Gordon sendiri yang penuh keyakinan membuat ruang sidang menegang. Namun publik melihat lebih dari sekadar proses hukum. Mereka menyaksikan tiga sahabat lama terpisahkan oleh jalur hukum, namun tetap terikat oleh sejarah panjang yang tak mudah terhapus. Bahkan di hadapan majelis hakim, Nasib Siahaan menyebut Gordon sebagai “Kawan Poertoriko” istilah perkawanan tingkat tertinggi untuk sahabat yang hadir dalam suka maupun duka. Sebuah pengakuan bahwa ikatan persahabatan masih ada, meski tertutup kabut konflik hukum. Puncak drama hadir usai sidang ditutup. Saat hendak meninggalkan ruangan, Nasib menghampiri Gordon, menyalaminya, lalu berbalik arah menuju Moody. Saat keduanya bertemu, pelukan erat tercipta. Bukan sekadar formalitas, melainkan pengakuan tulus bahwa di atas segala perbedaan, masih ada persahabatan yang tak bisa dipadamkan. Ruang sidang yang dingin seketika berubah hangat oleh momen emosional itu. Hari itu, Pengadilan Negeri Batam bukan hanya panggung hukum, melainkan juga panggung kehidupan. Rp20 juta memang menjadi pemicu terpisahnya persahabatan, tetapi sidang ini membuktikan bahwa waktu, sejarah, dan hati yang tulus mampu mempertemukan kembali sahabat lama. Karena pada akhirnya, persahabatan sejati selalu menemukan jalan pulang bahkan di ruang sidang yang penuh ketegangan sekalipun. #savegordon #kriminalisasi #keadilan #polrestabarelang

About