Andaikan skenario hidup ini bisa kubaca lebih dulu, mungkin aku akan mencoret setiap adegan yang tak sanggup kuterima, menghapus semua peran yang tak ingin aku mainkan. Aku akan menulis ulang alurnya, menjadikannya panggung yang hanya berisi apa yang kuinginkan.
Tapi, jika benar itu terjadi, masihkah aku menjadi aku yang sekarang? atau justru aku kehilangan semua makna dari luka yang diam-diam mengajari cara bertahan? barangkali tanpa peran pahit itu aku akan tampak lebih utuh, tapi sesungguhnya aku hanyalah naskah yang steril, tak pernah diuji, tak pernah tahu bagaimana rasanya jatuh lalu belajar berdiri lagi.
Ini berat, tetapi aku tetap ingin mengenal diriku yang tumbuh dari retakan itu. Sebab di situlah aku benar-benar menemukan arti dari keberadaanku