@cara.annejones: Good morning ☀️ . . #spendthemorningwithme #morningroutine #dayinmylife #breakfast #morningvlog

Cara Jones
Cara Jones
Open In TikTok:
Region: US
Thursday 02 October 2025 15:47:43 GMT
694
82
6
0

Music

Download

Comments

angeliquecowan
angelique :
Suits is so good 😭 glad you’re finally watching it!!
2025-10-02 18:15:01
0
anya87304
anya :
guess I am the first comment
2025-10-02 16:56:07
1
mamabearalena
MamaBearAlena / STAHM :
hope your having a good day
2025-10-02 22:35:35
0
crystaloneylucas
Crissie🦆🐓✝️ :
Go to a thrift store and look for something for your fruits and vegetables
2025-10-02 17:07:35
0
crystaloneylucas
Crissie🦆🐓✝️ :
Bless you
2025-10-02 17:08:02
0
To see more videos from user @cara.annejones, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Ruang rapat Komisi XI DPR mendadak hening ketika Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa melontarkan kalimat yang menohok: “Bukan Pertamina tidak mampu membangun kilang, tapi mereka ini malas-malasan saja.” Dengan senyum tipis khasnya, pernyataan itu terdengar seperti sindiran ringan, namun sebenarnya menohok jantung persoalan energi nasional. Sejak 2018, janji pembangunan tujuh kilang baru telah berkali-kali diumbar Pertamina. Namun, hingga memasuki 2025, janji itu tetap tinggal janji. Indonesia pun terus menanggung kerugian besar akibat impor BBM yang menguras devisa, melemahkan neraca perdagangan, sekaligus menekan APBN lewat subsidi energi yang kian membengkak. Purbaya menolak sikap “jalan di tempat” yang selama ini terkesan dibiarkan. Baginya, Kementerian Keuangan bukan sekadar juru bayar belaka. “Kalau usulan sudah disetujui tapi tidak dijalankan, anggarannya akan saya potong. Bahkan Dirut bisa saja saya ganti,” tegasnya. Sindiran keras ini sekaligus membuka ruang pertanyaan besar: apakah benar masalahnya sekadar malas, atau ada persoalan internal lebih dalam di tubuh Pertamina? Publik menduga, mulai dari tumpang tindih kepentingan politik, lemahnya tata kelola, hingga praktik rente bisa menjadi faktor mengapa janji pembangunan kilang terus terkatung-katung. Tak ingin bekerja sendiri, Purbaya mengajak DPR ikut mengawasi. Ia sadar, selama proyek strategis dibiarkan hanya sebagai “agenda rapat”, maka bangsa ini akan terus menanggung beban impor yang tak kunjung usai. “Kalau kita biarkan, negara akan terus rugi besar. Jadi mari sama-sama kita kontrol,” ujarnya.
Ruang rapat Komisi XI DPR mendadak hening ketika Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa melontarkan kalimat yang menohok: “Bukan Pertamina tidak mampu membangun kilang, tapi mereka ini malas-malasan saja.” Dengan senyum tipis khasnya, pernyataan itu terdengar seperti sindiran ringan, namun sebenarnya menohok jantung persoalan energi nasional. Sejak 2018, janji pembangunan tujuh kilang baru telah berkali-kali diumbar Pertamina. Namun, hingga memasuki 2025, janji itu tetap tinggal janji. Indonesia pun terus menanggung kerugian besar akibat impor BBM yang menguras devisa, melemahkan neraca perdagangan, sekaligus menekan APBN lewat subsidi energi yang kian membengkak. Purbaya menolak sikap “jalan di tempat” yang selama ini terkesan dibiarkan. Baginya, Kementerian Keuangan bukan sekadar juru bayar belaka. “Kalau usulan sudah disetujui tapi tidak dijalankan, anggarannya akan saya potong. Bahkan Dirut bisa saja saya ganti,” tegasnya. Sindiran keras ini sekaligus membuka ruang pertanyaan besar: apakah benar masalahnya sekadar malas, atau ada persoalan internal lebih dalam di tubuh Pertamina? Publik menduga, mulai dari tumpang tindih kepentingan politik, lemahnya tata kelola, hingga praktik rente bisa menjadi faktor mengapa janji pembangunan kilang terus terkatung-katung. Tak ingin bekerja sendiri, Purbaya mengajak DPR ikut mengawasi. Ia sadar, selama proyek strategis dibiarkan hanya sebagai “agenda rapat”, maka bangsa ini akan terus menanggung beban impor yang tak kunjung usai. “Kalau kita biarkan, negara akan terus rugi besar. Jadi mari sama-sama kita kontrol,” ujarnya.

About