Language
English
عربي
Tiếng Việt
русский
français
español
日本語
한글
Deutsch
हिन्दी
简体中文
繁體中文
Home
How To Use
Language
English
عربي
Tiếng Việt
русский
français
español
日本語
한글
Deutsch
हिन्दी
简体中文
繁體中文
Home
Detail
@bwvdx: #codmobile #codm #explore
Джури
Open In TikTok:
Region: SA
Friday 03 October 2025 14:13:02 GMT
6603
236
17
71
Music
Download
No Watermark .mp4 (
2.74MB
)
No Watermark(HD) .mp4 (
2.74MB
)
Watermark .mp4 (
2.81MB
)
Music .mp3
Comments
INvisible :
كلحيياتي جوجو
2025-10-04 10:55:16
1
Lariś :
اويليي
2025-10-03 22:23:02
1
aw :
احللللى واقوى هاند كام
2025-10-03 14:25:48
4
salaamy :
3mmmryy 💋
2025-10-03 14:18:56
2
Roro ❣️ :
اوييلييي
2025-10-03 15:08:37
1
ee :
كود وجوجو شي قووي🔥
2025-10-03 15:07:23
1
aw :
عمرري القويه❣️❣
2025-10-03 14:25:03
1
اقوى هاند كام🙈
2025-10-04 03:08:53
1
Lariś :
شو هيدا الجوناننن
2025-10-03 22:22:49
1
ゝLeo :
ياعمرييي
2025-10-03 15:49:02
1
ً :
اويليي بس لبى اليد بس
2025-10-03 14:15:32
1
@6RB :
الله يرحم ايامك R3b_hak
2025-10-04 08:53:33
0
' :
ابداعع قسم ❣️🤩
2025-10-04 07:15:13
0
🧔🏿 :
كيف تلعبون كذا
2025-10-04 05:55:37
0
To see more videos from user @bwvdx, please go to the Tikwm homepage.
Other Videos
Arya dan Revan adalah saudara tiri. Hari itu rumah mendadak rame. Papa sama Mamanya Revan akhirnya pulang dari luar kota. Mereka masuk bawa koper, senyum sumringah, dan langsung nyibukin diri dengan mindahin barang-barang rumah. Sudah hampir satu jam, Arya cuma duduk di sofa ruang tamu, pura-pura sibuk sama layar HP, padahal matanya sejak tadi cuma ngikutin tiap gerakan mereka berdua. “Kira-kira ini bagusnya ditaruh di sini aja ya?” suara Mama Revan riang. Tangannya megang sebuah bingkai foto besar, yaitu foto pernikahan mereka. Senyumnya lebar, tangannya erat di lengan Papanya Arya. Arya seketika nahan napas. Posisi bingkai itu pas di dinding ruang keluarga, tepat di atas rak kecil. Di situ sebelumnya ada foto lamanya Arya sama Papa, bareng Mama kandungnya. Foto yang udah agak pudar, tapi selalu bikin anak itu selalu inget rumah lama. “Yang lama taruh aja di lemari, sayang. Biar nggak numpuk.” kata Papa santai. Arya otomatis berdiri. “Maksudnya… foto itu mau dipindahin?” suara Arya keluar datar, tapi hatinya kayak diremas. Papa noleh sebentar, lantas senyum tipis kayak biasa. “Arya, kan kita sekarang udah punya keluarga baru. Foto lama tetap disimpen, kok. Jangan khawatir.” Tapi Arya? Jelas nggak bisa nerima semudah itu. Foto yang jadi satu-satunya kenangan sama Mama kandungnya, sekarang dipinggirin begitu saja. Rasanya kayak... sebagian kecil hidupnya resmi digusur! Tak lama Revan muncul dari arah dapur, tangannya masih pegang gelas. Dia berhenti, lihatin Arya yang udah emosi. Mukanya bingung, terus nengok ke arah Papa dan Mamanya. “Bang…” suaranya pelan, kayak mau bilang sesuatu, tapi dia tahan. Arya nggak sanggup berdiri lebih lama. “Terserah.” cuma itu kata yang keluar dari mulutnya sebelum melangkah ke kamar, nutup pintu agak keras. Di dalam, dia rebahin diri di kasur. Pandangannya ke langit-langit, kosong. Pikiran muter: dulu rumah ini cuma ada dia dan Papa. Sepi, iya. Tapi itu “rumahnya Arya.” Sekarang rame, penuh suara, tapi dia malah ngerasa asing di rumahnya sendiri. "Arya. Apa yang lo tunggu sebenernya di rumah ini?" Racau anak itu. ----- Malam harinya di kamar Arya Tok… tok… tok… Arya lagi selonjoran di kasur, earphone nempel di telinga, biola disandarin di samping meja. Ketukan di pintu bikin dia noleh sebentar. “Bang…” suara Revan dari luar. “Gue boleh masuk?” Nggak ada jawaban. Arya sengaja ngegencengin volume musiknya. Tapi pintu tetep kebuka. Revan nyelonong masuk. “Gue tahu sejak awal lo nggak pernah suka sama gue, Bang,” ucapnya sambil nyender di kusen pintu. “Tapi kalau lo marah sama Papa sama Mama gue… jangan bawa-bawa gue.” Arya lepas earphone, suaranya dingin. “Lo pikir gampang? Foto Mama gue dipindahin gitu aja kayak barang bekas.” Revan ngelangkah masuk, duduk di kursi dekat meja belajar. Wajahnya nggak setegang biasanya, lebih ke bingung. “Iya gue ngerti… tapi Bang, mereka juga nggak maksud jelek. Foto lama punya lo masih disimpen, kan? Bukan dibuang.” Arya berdiri, nada suaranya meninggi. “Disimpen di lemari, Van! Lo ngerti nggak artinya? Mama gue cuma jadi sejarah. Sementara yang lo sebut Mama itu sekarang dipajang di ruang tamu kayak ratu.” Revan kaget, tapi balik ngelawan. “Terus apa salah nyokap gue? Dia sayang sama Papa lo, sama lo juga. Emangnya salah kalo mereka nikah dan bahagia?!” “Buat gue… iya.” Arya mengepalkan tangan, rahangnya kaku. “Papa gue harusnya cukup sama Mama gue. Nggak perlu ada orang lain.” Revan ikut berdiri, matanya merah tapi bukan karena mau nangis, lebih karena emosi. “Lo egois, Bang. Lo pikir cuma lo yang punya luka? Gue juga nggak minta punya keluarga campur kayak gini. Tapi gue nyoba nerima. Sementara lo, terus-terusan nolak.” Hening. Arya akhirnya nyeletuk lirih. “Ya bedanya, lo masih punya nyokap. Gue nggak punya.” Revan langsung diam. Kata-kata itu nusuk, bikin dia nggak bisa balas. Dia akhirnya mundur, ambil napas. "Tapi dia anggap lo anaknya. Kayak anaknya sendiri malah. Tapi lo? Lo egois." "Kalau lo gini-gini aja... lo cuma akan sendirian" Revan lantas meninggalkan Arya. Sendirian. #au#enhypen
#epep
celab a Hank nhi ay humry gunaho ki waja sy aty h😢💔🤲
Satu Tarikan Satu Janda Melayang #notifwhatsapp #notification #franco #mlbb #febringtone #notifikasi
About
Robot
Legal
Privacy Policy