@sanh_021: 😌

S
S
Open In TikTok:
Region: ID
Tuesday 21 January 2025 11:49:41 GMT
800764
77582
230
7469

Music

Download

Comments

sicanatasya13
𝕧𝕚𝕒 𝕘𝕖𝕞𝕠𝕪 :
asline yo aku ra tau ngerasakno seneng🥺
2025-01-24 13:00:27
292
xy.yunn16
xy.uyunn :
ibuk:cuma awmu tok nak,seng ga ke umanan sukses e kluarga sabar yo me:gaopo buk,penteng ibuk sehat aku seneng dulur: sabar ndok nek bapak e pean sek ono pasti ga kyok ngene
2025-06-13 12:22:48
1
ghhh_43
kalit :
pada AQ Yo ora tau ngrasakno duwe bojo koyok awakmu
2025-09-01 04:00:20
0
indahfrhh
indahfrhh :
dari kecil udh ditinggal bapak,nggak pernah ngrasa seneng.gapapa yg penting anak"ku besok tinggal manen bahagianya aamiin🙏☺️
2025-01-25 11:37:55
59
mb_zaa28
unknown :
mbk kita Podo 😭
2025-01-25 14:10:09
11
anakepaksu
Bimo & Izza🙌🏻 :
keluarga Cemara mung tak rasakno Ket cilik tok🥺
2025-03-16 06:51:42
20
iyandna
iyann⚡ :
terus nasibeee anak tunggal korban perceraian wong tuo lan tanpo kasih sayang soko wong tuo loro piye mas 😭😭😭😭😭
2025-04-04 11:59:57
12
lismawati2309
heyLisma :
wong liyo isohe maido tanpo ngerti tangisan ku ben dino
2025-01-26 08:10:48
52
jxjxjxjxjxjxkcjxkdk
y :
kak inpo kost kak
2025-06-27 10:48:08
1
jibunnn_43yh1
IBLIS KECIL💋💦 :
wong liyo mikire:owlahhh tibakk e wonge elek yo sifat e tibakk e wonge ngono bocahe sedangkan seng tak adepi selama iki:masalah keluarga, trauma, roso kecewa
2025-08-04 03:25:09
1
syy.yx65
hii ini copii! :
tapi nek di pikir aku pileh wong lio bahagia ketimbang aku seng bahagia 🥺
2025-01-25 12:05:23
6
iblizmanis11_
mbk_viii🎀 :
gak oleh ngeluh, kudu usaha dewe kepiye carane, awakdewe kudu kuatt dan kuattt
2025-08-02 07:33:08
1
_imelllllll
itz.ely :
kudu kuat masio mben bengi nangis terus🥺
2025-01-25 11:19:58
19
.piisces
piisces🐬 :
Tibake Aku ra dewe 🥺
2025-03-06 20:46:04
5
queenzllyya00
liaaa :
senengku iku mung sementara selebih e AKEH loro e
2025-07-17 15:24:01
1
amat_0204
CEWEKMU :
"penak yo dadi koe" yowes dongakne Ben penak tenan😌
2025-04-26 07:27:00
3
serenn_36
anggres_ :
tpi Ono ae sng omng "enak Yoh dadi wakmu"😔
2025-01-25 10:20:16
4
.saa_21
🌻 :
umpomo bapak iseh ono:)
2025-06-13 13:33:03
2
qhuw_matt
Qhuw matt 🇮🇩🇲🇾 :
kudu merantau Ra pingin balik mane. wes GG mikir Nok umah bakalan piye kabar e
2025-01-25 17:44:26
7
riademes29
@Riademess29 :
aku Cen raoleh keluarga Cemara tapi aku due pasangan sing memperlakukanku selakyak e ratu 🥺
2025-01-25 15:39:05
4
bbybulanm
istrikuuuuuu :
semangaat kita kkaaaa
2025-01-25 04:29:34
5
ersdddd_
sersadd_ :
sejujurnya dewasaku dipaksa oleh keadaan 😆
2025-02-04 14:10:01
6
daunkering323
yonotary :
Semangat
2025-01-21 13:28:16
3
vinn.7776
Vin⚡︎ :
pie rasane arep lebaran ngene ga iso ketemu ibuk ee nehh🙃
2025-03-04 11:12:14
1
To see more videos from user @sanh_021, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

POV  Di jakarta di sebuah warung Haidar duduk di bangku kayu memegang ponsel yang penuh berita muram.
POV Di jakarta di sebuah warung Haidar duduk di bangku kayu memegang ponsel yang penuh berita muram. "PHK massal 42 ribu pekerja." "Subsidi dipangkas." Di sebelahnya, bapak tukang ojol sedang bicara dengan temannya. Suaranya lirih. “Bensin naik, bro. Orderan makin dikit. Anak gue kemarin nanya kenapa lauknya cuma tempe. Gue nggak bisa jawab.” Haidar menoleh. Wajah lelah, mata merah. Dalam hati Haidar bergumam, “Negara ini cuma inget rakyat pas pemilu. Setelahnya, kita semua kayak angka statistik yang bisa dihapus seenaknya.” Malamnya, sekretariat BEM ramai. meja penuh kertas dan poster. Di layar laptop, berita terbaru menampilkan foto pejabat tertawa di ruang rapat. Judulnya “Tunjangan DPR disetujui naik miliaran.” Suara mahasiswa pecah. “Ini gila! UKT naik, bantuan mahasiswa dipotong, tapi mereka malah nambah tunjangan?” “Katanya rakyat didahulukan? Mana buktinya?” “Apa kita mau diem aja, Dar?” Semua mata beralih ke Haidar. Dia menunduk, kedua tangannya mengepal. Ingatan masa kecilnya muncul. Bapaknya pernah cerita tentang 1998, tentang darah di jalanan Jakarta, tentang rakyat yang akhirnya bangkit. “Jangan takut sama aparat,” kata bapaknya dulu. Haidar mengangkat wajahnya. Sorot matanya tajam. “Besok kita turun. Bukan cuma mahasiswa. Kita ajak semua rakyat yang muak.” Ruangan mendadak hening, lalu meledak dengan tepuk tangan dan sorakan. Keesokan paginya, ribuan mahasiswa berkumpul di depan kampus. Spanduk besar terbentang “Indonesia Tidak Baik-Baik Saja.” Haidar berdiri di atas mobil, memegang toa. “Kita bukan musuh negara,” suaranya lantang. “Kita cuma rakyat yang lapar, mahasiswa yang gelisah, bangsa yang dipermainkan!” Sorakan menggema. Massa bergerak, menembus jalan raya, menuju gedung parlemen. Langkah-langkah itu seperti gelombang yang menelan jalan raya. Ribuan mahasiswa dan rakyat kecil berbaris. Spanduk warna-warni berkibar dan terbaca jelas “Reformasi Dikhianati,” “Turunkan Harga, Bukan Moral.” Ketika mereka sampai di depan gedung parlemen, pagar tinggi sudah berdiri. Barisan polisi berhelm dan bersenjata tameng berjaga, wajah mereka kaku. Aksa naik ke mobil komando, menggenggam toa lebih erat. Suaranya bergetar tapi lantang. “Kawan-kawan! Lihat pagar ini! Mereka lebih takut pada rakyatnya sendiri daripada pada hancurnya negeri ini. Kita datang bukan untuk merusak, tapi memaksa mereka mendengar.” Sorakan menggelegar. Massa mulai mendesak maju. Polisi mengangkat tameng, suara besi beradu terdengar serempak. Seseorang di barisan depan melempar botol air kosong ke arah pagar. “Jangan terpancing! Jangan anarkis!” teriak Haidar. Tapi suara toa tenggelam oleh riuh ribuan orang. Gas air mata meletus. Asap putih membumbung, menusuk mata. Teriakan berubah jadi batuk dan jerit kesakitan. Massa kocar-kacir, sebagian tetap maju meski matanya perih. Haidar turun dari mobil komando bersama dengan Aksa, matanya pedih, air mata mengalir tanpa ia sadari. Ia melihat seorang mahasiswa terjatuh, kepalanya berdarah. Haidar berlari, mengangkat tubuh kawannya itu dengan bantuan beberapa orang. “Bawa ke posko medis!” teriaknya. Di sekeliling, kekacauan pecah. Batu melayang, kaca jendela pecah, suara sirene meraung. Water cannon menyembur keras, mendorong barisan mahasiswa jatuh berantakan. Di kejauhan, ia melihat seorang polisi muda menunduk, wajahnya ragu. Tatapannya bertemu dengan Haidar. Ada sekelebat rasa kemanusiaan di mata polisi itu. Tapi seorang komandan berteriak keras “MAJU! BUBARKAN PAKSA!” dan rasa ragu itu lenyap, tertutup disiplin dan ketakutan. Haidar kembali naik ke mobil komando. Suaranya serak, tapi tetap mencoba menembus riuh. “Kawan-kawan! Jangan lupa kenapa kita di sini! Kita bukan penjahat! Kita rakyat yang menuntut hak kita!” Sorakan kembali membuncah, meski penuh air mata dan rasa sakit. Haidar menepi, tubuhnya lelah, bajunya penuh debu dan noda. Matanya menatap ke gedung parlemen. Dalam hati ia berkata, Negara ini dibangun dari darah, tapi kenapa selalu haus darah baru untuk bisa berubah? #oneshoot #jeongwoo #haruto #mahasiswa #foryou

About